Kaskus

Entertainment

yantosauAvatar border
TS
yantosau
Langkah di Atas Kerikil
Langkah di Atas Kerikil

Di sebuah desa kecil bernama Sinarjati, hidup seorang pemuda bernama Bima. Ia adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang buruh tani, dan ibunya membuka warung kecil di depan rumah mereka. Sejak kecil, Bima tahu bahwa hidup tidak pernah memanjakan mereka. Setiap hari adalah perjuangan — dari menimba air di sumur jauh, membantu ibunya berjualan, hingga menggantikan ayahnya ke sawah saat tubuh renta sang ayah tak lagi kuat.

Bima bukan anak yang pandai bicara, tapi dia punya mimpi besar. Ia ingin mengubah nasib keluarganya. Ia ingin keluar dari jerat kemiskinan dan membuktikan bahwa garis hidup bisa ditulis ulang oleh ketekunan dan doa.

Selepas SMA, Bima tak langsung kuliah. Tak ada biaya. Ia memilih merantau ke kota. Bermodal tas kecil, sepatu tua, dan uang hasil patungan keluarga sebesar Rp150.000, ia menumpang truk sayur menuju Jakarta.

Di sana, kenyataan lebih keras dari yang dibayangkan. Bima tidur di musala terminal, makan seadanya dari sisa makanan kantin, dan bekerja serabutan — kadang jadi tukang parkir, kadang jadi pengantar galon. Namun, satu hal yang tak pernah dia lepaskan: **mimpi**.

Ia menyisihkan uang sedikit demi sedikit, hingga akhirnya bisa mendaftar kuliah malam di sebuah kampus swasta murah. Siang bekerja, malam kuliah, dan tengah malam belajar. Tubuhnya lelah, tapi semangatnya tidak pernah padam.

Suatu malam, saat sedang mengantar air galon ke sebuah kantor startup, pemilik kantor — seorang pria muda sukses — terkesan dengan kejujuran dan kerja keras Bima. “Kamu kuliah di mana?” tanyanya.

“Di kampus swasta, Pak. Jurusan Teknik Informatika,” jawab Bima dengan malu-malu.

Lelaki itu tersenyum. “Besok datang lagi ya. Bawa CV. Saya butuh staf IT freelance.”

Itulah awal titik balik kehidupan Bima. Ia mulai belajar lebih giat. Dari pekerjaan freelance, Bima dipercaya jadi staf tetap. Ia mulai paham dunia digital, coding, hingga pemasaran daring. Perlahan-lahan, ia naik level — dari karyawan biasa menjadi kepala divisi, lalu lima tahun kemudian, menjadi mitra bisnis sang pemilik startup.

Hidup Bima berubah. Tapi ia tidak lupa akar. Ia pulang ke desa dengan membawa ilmu, bukan sekadar harta. Ia bangun pusat pelatihan teknologi sederhana di desanya, memberi pelajaran gratis untuk anak-anak muda agar tidak terjebak dalam rasa “cukup” dari keterbatasan.

Orang-orang sering bertanya, apa rahasianya?

Bima selalu menjawab:

> “Saya hanya melangkah di atas kerikil, tanpa mengeluh. Karena saya tahu, tak ada jalan mulus menuju mimpi, kecuali yang kita buat sendiri dengan kerja keras.”

---
yanagi92055Avatar border
intanasaraAvatar border
intanasara dan yanagi92055 memberi reputasi
2
38
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan