- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Harapan Di Ujung Ombak


TS
yantosau
Harapan Di Ujung Ombak

Di pelabuhan Paotere, Makassar, terik matahari menghantam dermaga kayu yang lapuk. Bau amis ikan bercampur dengan aroma rempah-rempah dari warung-warung kecil yang berjejer rapi. Di tengah hiruk-pikuk aktivitas bongkar muat, seorang gadis muda bernama Aisyah duduk termenung di atas sebuah peti kayu tua. Matanya menatap lautan luas yang membentang tak berujung, seakan mencari sesuatu yang hilang.
Aisyah bukanlah gadis pelabuhan biasa. Ia putri seorang juragan perahu yang kaya raya, namun hidupnya jauh dari kemewahan. Ayahnya, Pak Usman, seorang pelaut ulung yang menghilang di tengah laut beberapa bulan lalu saat berlayar ke Kepulauan Selayar. Kehilangan ayahnya membuat Aisyah terpuruk. Ia merindukan cerita-cerita petualangan ayahnya, aroma laut yang selalu melekat di bajunya, dan senyum hangat yang selalu menenangkan.
Setiap hari, Aisyah datang ke pelabuhan, berharap melihat perahu ayahnya kembali. Ia berbicara pada laut, bercerita tentang rindunya, tentang harapannya agar ayahnya selamat. Para nelayan yang mengenalnya hanya bisa menggelengkan kepala, memberikan dukungan moral yang tak banyak berarti. Laut, bagaikan monster yang kejam, telah menelan ayahnya tanpa jejak.
Suatu hari, seorang nelayan tua bernama Pak Hamid mendekatinya. Pak Hamid dikenal sebagai pelaut berpengalaman yang memiliki pengetahuan luas tentang laut dan seluk-beluknya. Ia melihat kesedihan yang mendalam di mata Aisyah.
"Ada apa, Nak?" tanya Pak Hamid dengan suara lembut.
Aisyah menceritakan tentang ayahnya, tentang kepergiannya yang misterius, dan tentang harapannya yang semakin menipis. Pak Hamid mendengarkan dengan sabar, sesekali mengangguk mengerti.
Setelah Aisyah selesai bercerita, Pak Hamid berkata, "Laut memang kejam, Nak, tapi ia juga menyimpan banyak rahasia. Mungkin, ayahmu tidak hilang begitu saja. Mungkin, ada sesuatu yang perlu kau cari tahu."
Pak Hamid kemudian menceritakan legenda tentang Pulau Berhala, sebuah pulau terpencil yang konon dihuni oleh makhluk-makhluk gaib penjaga laut. Konon, pulau itu menyimpan banyak harta karun dan rahasia tersembunyi. Pak Hamid menyarankan Aisyah untuk mencari petunjuk di Pulau Berhala. Mungkin, di sana ia akan menemukan jejak ayahnya.
Aisyah ragu. Ia takut, namun rasa rindu yang membuncah mendorongnya untuk mencoba. Dengan tekad yang bulat, ia memutuskan untuk berlayar ke Pulau Berhala. Ia meminjam sebuah perahu kecil dari seorang teman ayahnya, dan bersiap untuk menghadapi tantangan yang menantinya.
Perjalanan ke Pulau Berhala penuh dengan rintangan. Badai menerjang perahunya, ombak besar menghempasnya, dan kegelapan malam membuat Aisyah merasa sendirian dan ketakutan. Namun, ia tetap teguh, mengingat pesan ayahnya: "Jangan pernah menyerah, Nak. Selagi ada harapan, teruslah berjuang."
Setelah berhari-hari berlayar, akhirnya Aisyah sampai di Pulau Berhala. Pulau itu tampak misterius dan menakutkan. Pohon-pohon tinggi menjulang, seakan mengawasi setiap langkahnya. Udara terasa dingin dan lembab.
Aisyah menjelajahi pulau itu, mencari petunjuk tentang ayahnya. Ia menemukan sebuah gua tersembunyi di balik tebing curam. Di dalam gua, ia menemukan sebuah buku tua yang berisi catatan perjalanan ayahnya. Catatan itu menceritakan tentang sebuah harta karun yang tersembunyi di Pulau Berhala, dan juga tentang pertemuan ayahnya dengan makhluk-makhluk gaib yang ramah.
Ternyata, ayah Aisyah tidak hilang ditelan laut. Ia terdampar di Pulau Berhala setelah perahunya mengalami kecelakaan. Ia diselamatkan oleh makhluk-makhluk gaib yang baik hati dan tinggal di pulau itu selama beberapa bulan. Mereka merawatnya hingga kesehatannya pulih. Namun, karena suatu hal, ayah Aisyah harus kembali ke Makassar. Ia meninggalkan catatan dan beberapa barang berharga sebagai tanda kenangan.
Aisyah merasa lega dan bahagia. Ia menemukan ayahnya, meskipun hanya melalui catatan dan barang-barangnya. Ia menyadari bahwa laut memang kejam, namun ia juga menyimpan kebaikan dan keajaiban. Aisyah kembali ke Makassar dengan hati yang penuh harapan. Ia akan terus berlayar, mengikuti jejak ayahnya, dan mengarungi lautan luas dengan keberanian dan tekad yang tak pernah padam. Kisah petualangannya di Pulau Berhala akan menjadi cerita yang selalu ia kenang, sebuah cerita tentang cinta, kehilangan, dan harapan yang tak pernah mati. Dan di pelabuhan Paotere, ia akan selalu menunggu, berharap suatu hari nanti, ayahnya akan kembali dengan selamat.






intanasara dan 3 lainnya memberi reputasi
2
43
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan