Kaskus

Entertainment

kuri214Avatar border
TS
kuri214
SOP RASA FOTOKOPIAN – KALAU CUMA BUAT PAJANGAN, MENDING DILAMINATING SEKALIAN

SOP RASA FOTOKOPIAN – KALAU CUMA BUAT PAJANGAN, MENDING DILAMINATING SEKALIAN

Haloo Genk! Kembali lagi dengan penulis anda, Kuri here…
Setelah kemarin kita bahas ledakan Garut yang bikin kaget bukan main, hari ini kita masuk ke sesuatu yang lebih dalam: kenapa prosedur keselamatan di negeri ini sering kali kayak formalitas ngisi buku tamu?

Ya, ada, tapi nggak dibaca.
Ada, tapi gak dijalani.
Ada, tapi cuma buat check list laporan bulanan.

SOP KITA: ADA TAPI TAK TERLIHAT

Serius deh, kadang SOP di Indonesia itu nasibnya kayak makhluk halus.
Ada, tapi gaib.

Contoh:

Wajib pakai APD → realitanya: celana pendek, sandal jepit.

Area steril → realitanya: warga nonton sambil makan gorengan.

Jalur evakuasi → realitanya: cuma ada di brosur yang dilipet dua di laci kantor.

Kayak waktu pemusnahan amunisi itu lho…
Masak iya proses sensitif begitu, bisa kayak acara nobar?
Bro, itu ledakan beneran, bukan efek film Marvel.

KENAPA BISA GITU?

Karena SOP kita sering cuma dianggap:

Syarat lolos audit

Pajangan di papan pengumuman

Alat buat nyalahin orang paling kecil kalau terjadi apa-apa

Kalau kejadian:
"Kami akan lakukan evaluasi."
Tapi abis itu?
Evaluasinya masuk map, map-nya masuk laci, lacinya dilupain sampe laci itu pensiun.

INSTITUSI KEBAL KRITIK?

Dan yang bikin tambah sedih, kadang institusi besar kayak TNI, Polisi, sampai lembaga pemerintah tuh kebal kritik.
Baru dikritik dikit:
"Ini menyerang negara!"
Lah bang, rakyat tanya kok dibilang makar?

Padahal rakyat tuh gak minta banyak.
Cuma minta: kalau salah ya akui, kalau lalai ya perbaiki.
Gak usah pasang tameng “kami pejuang bangsa” terus tiap kali ada tragedi.

SATIR PENGGUNA WARUNG WIFI GRATIS:

Gue cuma warga biasa, bukan pengamat militer, bukan ahli hukum tata negara.
Tapi dari belakang warung kopi, sambil nebeng WiFi Indihome tetangga, gue bisa liat pola lama yang gak berubah:

Birokrasi kita jago bikin dokumen, tapi payah dalam pelaksanaan.

Jadi kalo ada SOP 12 halaman, mungkin yang jalan cuma 2 paragraf.
Sisanya? Buat ngisi halaman depan laporan, biar kelihatan “niat”.

PENUTUP: KITA PERLU SOP YANG HIDUP, BUKAN SEKADAR HIDUP DI PAPER

Kalo negara ini serius sama keselamatan, SOP itu harus jadi darah.
Bukan aksesoris.
Bukan alibi.

Dan buat institusi negara, termasuk yang berseragam:
Kalau mau dihormati rakyat, ya tunjukkan kalau kalian juga hormati nyawa rakyat.
Jangan minta respek cuma karena lambang di dada.
Respek itu lahir dari integritas, bukan intimidasi.

Sekian dari penulis kesayanganmu (kalau lo masih baca sampai sini).
Gue Kuri, bukan ahli ledakan, tapi cukup paham bahwa:
SOP yang diabaikan bisa lebih mematikan dari bom itu sendiri.

Hehheeh BYEEEEEE….

juraganspermaAvatar border
jagotorpedoAvatar border
QivfukAvatar border
Qivfuk dan 5 lainnya memberi reputasi
6
407
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan