- Beranda
- Komunitas
- Komunitas Penggemar Cerita Horor
Gentayangan di Jalan Lurus


TS
yantosau
Gentayangan di Jalan Lurus

Di sebuah desa di pinggiran Jawa Tengah, ada sebuah jalan lurus yang membelah hamparan sawah dan hutan jati. Jalan itu dikenal dengan nama Jalan Lurus, tapi orang-orang desa menyebutnya Jalan Setan.
Mitosnya, siapa pun yang melewati jalan itu sendirian setelah pukul 11 malam akan mengalami keanehan—terutama jika mereka berniat pulang cepat. Karena katanya, "semakin kau ingin cepat sampai, semakin jauh jalan itu terasa."
Aku, Riko, tidak percaya tahayul. Aku perantau yang pulang ke desa untuk menghadiri pemakaman kakek. Setelah acara selesai, aku memutuskan pulang ke kota dengan motor malam-malam karena harus masuk kerja pagi.
Pukul 11 lewat 10 malam, aku memacu motor melewati Jalan Lurus. Cuaca cerah, tapi udara terasa berat. Setelah lima menit berkendara, aku mulai merasa aneh. Jalan ini seperti tidak ada habisnya. Tak ada belokan, tak ada perkampungan, hanya jalan lurus, pohon, dan suara jangkrik.
Aku memeriksa jam. Pukul 11.22. Tapi aku merasa sudah 20 menit berkendara.
Tiba-tiba aku melihat seorang wanita berdiri di pinggir jalan. Ia melambai pelan, memakai kebaya putih, dan kepalanya tertunduk.
Karena aku takut terjadi sesuatu, aku berhenti dan bertanya,
“Mbak, sendirian malam-malam begini?”
Wanita itu tak menjawab. Ia hanya mengangkat wajahnya pelan... dan aku melihat matanya kosong. Putih seluruhnya. Darah menetes dari hidungnya.
Aku langsung memacu motorku sekuat tenaga, tapi... jalan ini tak ada ujungnya. Aku putar kepala ke belakang — wanita itu masih berdiri di tempat yang sama... tapi perlahan mengejar, tanpa bergerak.
Keringatku dingin. Aku membaca doa keras-keras, mencoba memejamkan mata sejenak, berharap ini hanya halusinasi. Tapi ketika membuka mata — motorku mati. Jalanan sepi. Gelap. Tidak ada bulan. Tidak ada bintang.
Aku berdiri panik. Tapi tiba-tiba kulihat ada warung kecil di sisi jalan. Seorang bapak tua duduk di bangku, menatap kosong ke arahku.
“Sudah bilang, jangan pulang lewat jalan ini malam-malam,” gumamnya.
Aku mendekat, tapi sebelum sempat bicara, wajah si bapak berubah jadi mayat membusuk. Mulutnya terbuka, dan dari dalam mulut itu keluar suara perempuan:
“Kau milik kami sekarang.”
Aku pingsan.
Ketika sadar, aku sudah berada di kamar nenekku. Kata warga, aku ditemukan pagi hari, berjalan linglung di tengah sawah, jauh dari Jalan Lurus.
Sejak itu aku tak pernah berani lewat jalan itu lagi, bahkan siang hari. Dan anehnya, setiap kali melihat cermin, kadang muncul bayangan wanita berkebaya putih... berdiri di belakangku, tersenyum.




intanasara dan Freeya MichaeL memberi reputasi
2
34
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan