- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dari Pemulung Jadi Bos, Yandi Hermawan Bingung hingga Tertawakan Jalan Hidupnya


TS
pilotesemka315
Dari Pemulung Jadi Bos, Yandi Hermawan Bingung hingga Tertawakan Jalan Hidupnya

TRIBUNNEWS.COM - Yandi Hermawan dulu hidup dalam kemiskinan. Ia menyambung hidup bekerja sebagai pemulung.
Hidupnya berubah 180 derajat menjadi jauh lebih baik, karena meyakini mindset (pola pikir) adalah hal penting dalam hidup.
Bukan sebagai karyawan, tapi kini tercatat sebagai pemilik perusahaan di bidang IT.
Diakuinya, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi jalan hidupnya.
Beruntung ia berada di lingkungan yang mendukung untuk dirinya berkembang, hingga jalan untuk menuju hidup layak bisa menjadi kenyataan.
Lewat podcast Helmy Yahya, lan, sapaan akrabnya, membagikan kisah hidupnya, dan bagaimana ia bertransformasi dari seorang pemulung hingga menjadi pengusaha sukses.
Sebagai pemulung, dulu lan membantu ayahnya yang juga seorang pencari barang bekas.
Tugasnya mengambil, menyortir dan mengantarkan barang bekas ke pengepul. Bekeria dari jam 8 pagi hingga 5 sore setiap harinya dengan gaji Rp 900 ribu per bulan.
"Waktu itu, saya nggak bisa berbakti ke orang tua secara materi, tapi seenggaknya saya pakai tenaga. Semaksimal mungkin saya bantu bapak," tuturnya.
Ia pribadi tak pernah mengambil upahnya secara penuh. Sisanya dititipkan kepada sang ayah sebagai tabungan.
Hidupnya mulai berubah ketika bertemu teman ayahnya yang sering datang membawa komputer bekas. Teman ayahnya meminta Yandi membongkar komputer tersebut untuk kemudian dijual sparepart-nya.
Sekira 6 bulan menggeluti usaha dengan berbagai komponen komputer, lan akhirnya memberanikan diri memulai usaha sendiri, dan direstui oleh ayahnya.
Ian mantap memulai usaha bermodal Rp 8 juta dari hasil mengumpulkan barang bekas.
Uang Rp 3 juta dari modal, ia gunakan membeli motor bekas sebagai kendaraan sehari-hari. Sisanya digunakan sebagai modal membeli komponen komputer bekas.
"Pemikiran saya simple. Gimana caranya dalam satu hari dapat uang Rp 50 ribu." ujarnya.
Menurutnya, dengan target tersebut bisa mendapat penghasilan yang lebih besar dibanding pekerjaan sebelumnya.
Dalam sehari, ia bisa mendapat 10-20 unit monitor bekas, dan dijual kembali dengan keuntungan sekitar Rp15 ribu - Rp 20 ribu per unit.
Seiring waktu dan pengalaman yang dimilikinya, Yandi kemudian berhasil mendirikan perusahaan pertamanya bernama Sparta Computindo Teknologi.
Perusahaan yang sudah berdiri sejak 2010 itu, kini sudah memiliki 2 cabang dengan lebih dari 40 karyawan di Jakarta Timur.
Awalnya perusahaan itu, hanya menjual komputer bekas.
Namun saat ini layanan mereka sudah semakin luas dan menyediakan berbagai perangkat untuk kebutuhan IT, seperti rak server, switch router firewall hingga perangkat sistem komunikasi jaringan dan server untuk kebutuhan profesional.
lan sama sekali tak menyangka hidupnya sampai di titik sekarang. Meski begitu, ia mengakui bahwa dirinya memiliki mimpi yang besar.
"Orang juga mungkin bingung. Transformasinya dari mulung, sekarang jadi pemulung IT," ujarnya sambil tertawa.
lan menyadari bahwa apa yang berhasil diraihnya saat ini tak terlepas dari mindset yang dimilikinya.
Menurutnya, pola pikir dapat mengubah hidup seseorang, dan itu dimulai dari diri sendiri.
"Untuk mengubah nasib kita harus mengubah mindset, jangan terpengaruh sama lingkungan, berpikir besar, dan yakin merasakan kesuksesan akan datang," ungkapnya menutup pembicaraan.
tribunnews.com






MemoryExpress dan 7 lainnya memberi reputasi
8
479
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan