- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemuda di Bekasi Ikut Tawuran karena Tak Kebagian Tempat Tidur di Rumah


TS
pilotesemka315
Pemuda di Bekasi Ikut Tawuran karena Tak Kebagian Tempat Tidur di Rumah

PIKIRAN RAKYAT - Faktor ekonomi tampaknya amat melatarbelakangi terjadinya tawuran. Salah satu anak di Kabupaten Bekasi bahkan ikut tawuran hanya karena tidak kebagian tempat tidur di rumahnya.
“Jadi karena memang rumahnya kecil, tidak memadai untuk tidur. Akhirnya dia mencari aktivitas di malam hari. Diajak (tawuran), akhirnya ikut,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bekasi, Fahrul Fauzi kepada “PR”.
Fenomena ini terjadi pada salah satu kasus yang ditangani UPTD PPA. “Untuk kasus yang menjadi masuk pada ranah anak berhadapan dengan hukum, kami turut melakukan pendampingan. Termasuk dalam kasus anak (yang tidak kebagian tempat tidur) tersebut,” kata Fahrul.
Menurut dia, kasus tersebut terjadi pada 2023 lalu. Kala itu, pelaku yang masih di bawah umur itu tertangkap untuk ketiga kalinya oleh polisi karena terlibat tawuran.
“Setelah sekali, dua kali lalu, ketiga kali, akhirnya dikoordinasikan pada kami. Kami lakukan asesmen oleh psikolog dan faktornya memang ekonomi,” ucap dia.
Pelaku sebenarnya merupakan anak yang tinggal dengan ayah dan ibunya. Namun, dia memiliki beberapa saudara kandung yang tinggal bersama. Namun karena ruang di rumahnya terbatas, pada malam hari dirinya kerap tidak kebagian tempat tidur.
“Jadi kalau malam itu tempat tidurnya diisi sama orang tua yang istirahat karena siangnya bekerja, sama saudara kandungnya yang sekolah. Kemudian pagi atau siang, giliran dia tidur karena baru ada tempatnya. Kebetulan karena kesulitan ekonomi, anak ini putus sekolah juga,” kata dia.
Karena tidak memiliki tempat untuk istirahat, lanjut Fahrul, akhirnya anak tersebut mencari aktivitas di luar rumah.
“Nah tawuran itu karena memang anak ini aktivitasnya malam. Dan bukan cuma tawuran tapi potensi kejahatan lain pun ada,” kata dia.
Sementara itu faktor lainnya yakni karena para pelaku merasa ingin dikenal. “Jadi ingin dikenal sehingga mereka melakukan dan terlibat dalam tawuran ini. Ditambah dalam beberapa kasus ada dari seniornya yang mendokrin negatif sehingga tawuran terjadi. Karena untuk kasus tawuran anak sekolah, banyak juga alumni yang ikut terlibat,” ucap dia.
Sedikitnya 5-10 kasus tawuran turut ditangani UPTD PPA. “Kasusnya masuk ke kami setelah ada anak yang masuk kategori berhadapan dengan hukum. Tawurannya akhirnya menimbulkan konsekuensi hukum hingga kami melakukan pendampingan,” ucap dia
pikiranrakyat.com
Quote:
Quote:
Diubah oleh pilotesemka315 Kemarin 21:22






aldonistic dan 3 lainnya memberi reputasi
4
440
36


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan