- Beranda
- Komunitas
- Komunitas Penggemar Cerita Horor
Lorong Belakang Rumah Pak Lurah


TS
yantosau
Lorong Belakang Rumah Pak Lurah

Di sebuah desa kecil di lereng gunung, terdapat sebuah lorong sempit yang dikenal sebagai "Lorong Belakang Rumah Pak Lurah". Lorong itu seakan tak pernah dijamah matahari, meski siang bolong. Pepohonan bambu tinggi menjulang di kanan kirinya, menyisakan bayangan pekat yang menggantung di udara. Warga desa menyebutnya tempat keramat, tempat di mana batas antara dunia manusia dan dunia gaib kabur.
Tak ada yang berani melintasi lorong itu setelah matahari tenggelam. Banyak kisah menyeramkan berkembang, tapi yang paling dikenal adalah kisah tentang **Ratna**, gadis 17 tahun yang hilang tanpa jejak setelah berani melewati lorong itu malam hari, konon demi menantang teman-temannya.
Malam itu, Ratna membawa senter kecil dan ponsel. Ia merekam dirinya berjalan ke lorong dengan tawa mengejek, “Nggak ada setan. Hanya cerita orang tua biar kita takut.” Tapi setelah lima menit merekam, video itu terputus tiba-tiba. Yang terakhir terlihat adalah bayangan hitam tinggi seperti manusia, tapi tubuhnya terlalu panjang dan kakinya tak menyentuh tanah.
Pencarian dilakukan selama berhari-hari. Anjing pelacak pun tak bisa mengikuti jejak. Lorong itu seperti menelan Ratna hidup-hidup. Orang tua Ratna akhirnya pindah dari desa, trauma dan putus asa.
Lima tahun berlalu, lorong itu tetap tertutup garis pembatas bambu. Hingga suatu hari, **Joko**, mahasiswa jurusan antropologi dari kota, datang ke desa untuk penelitian. Ia skeptis dengan hal-hal mistis dan memutuskan untuk menyelidiki lorong itu, diam-diam, malam hari.
Jam menunjukkan pukul 11:30 malam ketika Joko menginjakkan kaki ke mulut lorong. Udara tiba-tiba menjadi dingin, dan suara jangkrik pun lenyap. Hanya suara detak jantungnya yang menggema di telinganya. Ia menyalakan kamera dan mulai merekam.
Beberapa meter masuk, ia menemukan boneka kecil tergantung dari ranting bambu, wajahnya rusak, matanya dicungkil. Semakin dalam ia melangkah, ia mulai mendengar suara perempuan menangis—lemah, serak, seperti dari tenggorokan yang rusak. Joko tetap merekam, mencoba menenangkan diri. Ia berbisik, “Ini hanya suara angin…”
Namun, ketika ia menengok ke belakang, lorong yang tadi panjang kini seperti menutup. Tak ada jalan keluar.
Tiba-tiba ponselnya mati. Suara tangis berubah menjadi tertawa histeris. Sosok hitam tinggi muncul perlahan dari kegelapan, merangkak di dinding bambu. Mata merahnya menyala, mulutnya tak punya gigi—hanya rongga gelap yang meneteskan darah.
Joko berlari, berteriak, namun tak tahu ke mana. Ia merasa ditarik, tubuhnya dilempar ke tanah, lalu diseret oleh tangan-tangan kurus keluar dari dalam tanah. Jeritannya menggema malam itu... hanya terdengar oleh lorong, dan diam.
Esok harinya, warga menemukan kamera Joko tergantung di batang bambu dengan pesan terukir di bawahnya:
**“Jangan bangunkan yang tidur di lorong.”**
Sejak saat itu, lorong benar-benar ditutup total. Namun, terkadang saat malam sunyi, warga masih mendengar suara langkah kaki menyusuri lorong… dan suara perempuan berbisik:
**“Aku Ratna... Temani aku di sini…”**


intanasara memberi reputasi
1
30
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan