- Beranda
- Komunitas
- Komunitas Penggemar Cerita Horor
Penghuni Kamar 08


TS
yantosau
Penghuni Kamar 08

Namaku Reza. Tiga tahun lalu, aku merantau ke sebuah kota kecil di Sulawesi untuk melanjutkan kuliah. Karena keterbatasan biaya, aku memilih kosan sederhana dekat kampus, bangunan tua dua lantai dengan delapan kamar, dan aku kebagian kamar paling pojok — Kamar 08.
Awalnya tak ada yang aneh. Tapi mulai malam pertama, aku merasa tidak nyaman. Suasana kamar itu dingin meski tak ada AC atau kipas. Bau anyir seperti darah tercium samar. Tapi aku pikir, mungkin itu karena bangunan tua.
Seminggu kemudian, mulai terjadi hal-hal ganjil.
Malam itu sekitar pukul 02.00 dini hari, aku terbangun karena mendengar suara ketukan pelan dari dalam lemari. Kukira itu tikus. Tapi ketika kuperiksa, lemari kosong. Ketika kututup kembali, suara itu muncul lagi. Kali ini disertai suara bisikan samar.
"Tolong… aku masih di sini..."
Jantungku berdetak kencang. Aku memutuskan untuk membaca doa dan mencoba tidur lagi, meskipun sulit.
Keesokan harinya, aku cerita ke ibu kos. Wajahnya berubah tegang, tapi dia hanya berkata, "Jangan hiraukan. Doa saja banyak-banyak."
Aku makin curiga. Malam berikutnya, aku pasang perekam suara dari HP. Paginya, ketika kuputar, suara rekaman itu membuat darahku membeku.
Ada suara napas berat, lalu suara seperti seseorang berjalan di sekitar tempat tidurku. Kemudian suara wanita menangis lirih, diikuti dengan kalimat samar:
"Kenapa dikunci… aku belum keluar…"
Aku langsung cari info dari tetangga kamar. Seorang mahasiswa lama bernama Dimas akhirnya buka suara.
“Kamar 08 itu… dulu pernah ditempati seorang mahasiswi. Namanya Rina. Dia cantik, pendiam. Suatu malam, dia menghilang. Semua orang mengira dia kabur. Tapi… setelah itu, penghuni baru kamar itu selalu pindah dalam seminggu. Ada yang kerasukan, ada yang sakit parah, ada juga yang hilang ingatan.”
“Lalu?” tanyaku.
Dimas menatapku dalam. “Katanya, jasad Rina gak pernah ditemukan. Terakhir dia terlihat masuk ke kamar, tapi gak pernah keluar lagi.”
Kata-kata itu terus terngiang di benakku. Apalagi malam-malam berikutnya, suara ketukan dan tangisan itu semakin sering terdengar. Aku bahkan melihat bayangan perempuan berambut panjang duduk di ujung ranjangku, memandang kosong ke arahku. Tapi setiap aku menyalakan lampu, dia menghilang.
Akhirnya, aku memutuskan pindah. Saat aku mengemas barang dan membuka lemari untuk terakhir kalinya, aku melihat lubang kecil di lantai lemari. Saat kupaksa bongkar papan itu, bau busuk menyengat langsung keluar.
Dengan bantuan warga dan polisi, kami menemukan tulang belulang manusia dengan pakaian kampus di bawah lantai itu. Di saku bajunya, masih ada kartu mahasiswa bernama Rina Maharani.
Polisi menetapkan kasus tersebut sebagai pembunuhan, dan ibu kos sempat ditahan karena diduga menutupi jejak. Tapi hingga kini, tidak pernah ada yang tahu siapa pembunuh sebenarnya.
Tiga tahun sudah berlalu. Kamar 08 sekarang dikosongkan. Tapi sesekali, warga sekitar masih mengaku mendengar ketukan dari dalam kamar di malam hari. Dan bagi siapa pun yang melintas dekat jendela kamar itu, kadang terlihat sepasang mata merah mengintip dari balik tirai.
Jika kau melewati kosan itu dan mendengar suara lirih dari balik pintu…
Jangan buka. Jangan jawab.
Karena Rina belum keluar.


intanasara memberi reputasi
1
30
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan