- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Viral Ijazah Warga Asal NTT Dicoret Saat Melamar Kerja di Bali, Dengan Menulis Tolak


TS
medievalist
Viral Ijazah Warga Asal NTT Dicoret Saat Melamar Kerja di Bali, Dengan Menulis Tolak
Viral Ijazah Warga Asal NTT Dicoret Saat Melamar Kerja di Bali, Dengan Menulis Tolak Sumba

Foto : Tangkap Layar Vidio Tolak Sumba. (barometerbali/212)
Barometerbali I Denpasar – Viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan Ijazah Paket C (setara SMA) dicoret dengan tulisan “Tidak Nerima, Tolak Sumba”.
Diduga ijazah tersebut dicoret saat seorang warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial FD saat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan di Denpasar, Bali. Dari ijazah tersebut terlihat FD lahir di Kupang 18 Januari 2000.
Video tersebut pertama kali diunggah akun Tiktok @ivooxindonesia, lalu kemudian diunggah ulang sejumlah akun media sosial lainnya. Salah satunya adalah akun Instagram @aryawedakarna, official akun Anggota DPD/MPR RI Bali, Arya Wedakarna. Tetapi dalam Vidio tersebut tidak diperlihatkan secara jelas perusahaan FD melamar di Denpasar Bali tersebut.
Ada sejumlah berkas dalam satu rangkap, seperti foto copy KTP, Kartu Keluarga, Pas Foto, Ijazah Paket C dan surat keterangan dari Polda NTT yang menyatakan FD telah lulus mengikuti Pelatihan Satuan Pengamanan Kualifikasi Gada Pratama 2023 lalu.
Namun pada setiap lembaran berkas lamaran itu dicoret dengan spidol hitam bertuliskan “Tidak Nerima, Tolak Sumba” dan tanda X di atas ijazah tersebut.
Menanggapi Vidio Viral terkait Ijazah paket C seorang pelamar kerja asal NTT yang di coret tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan mengatakan pihaknya sedang melakukan pendalaman terkait video yang viral tersebut.
“Saya sudah tugaskan tim dari Kabid HI Wasnaker dan Kabid Penta untuk melakukan pendalaman,” ujar Gus Setiawan, pada Rabu (30/4/2025).
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Jurnalis NTT (PENA NTT) Apollo Daton Agustinus menerangkan kalau tidak diterima sebagai tenaga kerja itu merupakan hak perusahan, tetapi menyebut penolakan terhadap etnis dari penolakan lamaran tersebut menurutnya itu tidak benar.
Ia katakan, untuk menolak dan menerima tenaga kerja itu hak perusahaan, tetapi tidak dengan embel-embel etnis.
“Tidak lazim dalam rekrutmen tenaga kerja menolak dengan embel karena etnis, karena itu diskriminatif,” pungkasnya. (Ian)
https://barometerbali.com/2025/04/30...s-tolak-sumba/
Baru tau org bali gak suka ama org sumba

Foto : Tangkap Layar Vidio Tolak Sumba. (barometerbali/212)
Barometerbali I Denpasar – Viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan Ijazah Paket C (setara SMA) dicoret dengan tulisan “Tidak Nerima, Tolak Sumba”.
Diduga ijazah tersebut dicoret saat seorang warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial FD saat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan di Denpasar, Bali. Dari ijazah tersebut terlihat FD lahir di Kupang 18 Januari 2000.
Video tersebut pertama kali diunggah akun Tiktok @ivooxindonesia, lalu kemudian diunggah ulang sejumlah akun media sosial lainnya. Salah satunya adalah akun Instagram @aryawedakarna, official akun Anggota DPD/MPR RI Bali, Arya Wedakarna. Tetapi dalam Vidio tersebut tidak diperlihatkan secara jelas perusahaan FD melamar di Denpasar Bali tersebut.
Ada sejumlah berkas dalam satu rangkap, seperti foto copy KTP, Kartu Keluarga, Pas Foto, Ijazah Paket C dan surat keterangan dari Polda NTT yang menyatakan FD telah lulus mengikuti Pelatihan Satuan Pengamanan Kualifikasi Gada Pratama 2023 lalu.
Namun pada setiap lembaran berkas lamaran itu dicoret dengan spidol hitam bertuliskan “Tidak Nerima, Tolak Sumba” dan tanda X di atas ijazah tersebut.
Menanggapi Vidio Viral terkait Ijazah paket C seorang pelamar kerja asal NTT yang di coret tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan mengatakan pihaknya sedang melakukan pendalaman terkait video yang viral tersebut.
“Saya sudah tugaskan tim dari Kabid HI Wasnaker dan Kabid Penta untuk melakukan pendalaman,” ujar Gus Setiawan, pada Rabu (30/4/2025).
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Jurnalis NTT (PENA NTT) Apollo Daton Agustinus menerangkan kalau tidak diterima sebagai tenaga kerja itu merupakan hak perusahan, tetapi menyebut penolakan terhadap etnis dari penolakan lamaran tersebut menurutnya itu tidak benar.
Ia katakan, untuk menolak dan menerima tenaga kerja itu hak perusahaan, tetapi tidak dengan embel-embel etnis.
“Tidak lazim dalam rekrutmen tenaga kerja menolak dengan embel karena etnis, karena itu diskriminatif,” pungkasnya. (Ian)
https://barometerbali.com/2025/04/30...s-tolak-sumba/
Baru tau org bali gak suka ama org sumba





pilotesemka315 dan banteng.muda memberi reputasi
2
423
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan