JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkap, angka perputaran uang melalui judi online (judol) di tahun 2024 ditekan drastis berkat kerja sama dengan Bareskrim Polri.

“Pertumbuhan (transaksi judol) berhenti di Rp 359 triliun (di tahun 2024). Pertumbuhan dari Rp 327 T (tahun 2023) berhenti di Rp 359 T,” ujar Ivan Yustiavandana dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (2/5/2025). Ia menjelaskan, transaksi judi online pada tahun 2023 naik 213 persen dibandingkan 2022.

Saat itu pada tahun 2022, perputaran uang akibat judi online mencapai Rp 104 triliun. Kemudian, memasuki tahun 2024, PPATK sebenarnya sempat memprediksi pertumbuhan perputaran uang judi online mencapai hingga Rp 981 triliun. Kontroversi Anggaran Pemprov Sumut, Beli Tusuk Gigi Rp 100 Juta, 15 Kue Tart Rp 48 Juta.

Tapi, dari prediksi ini dapat ditekan, setelah sejumlah kementerian dan lembaga seperti Polri dan PPATK menargetkan untuk menekan jumlah perputaran uang judol ini di angka Rp 440 triliun. Pada tahun 2024, angka aktual pertumbuhan judol ini sekitar Rp 359 triliun atau kurang lebih 10 persen dibandingkan dengan angka tahun 2023. “Bayangkan, sebelumnya tumbuh 213 persen (dari 2022 ke 2023), sekarang tumbuh 10 persen (dari 2023-2024). Ini sudah jauh lebih baik,” kata Ivan.

Ia mengungkap, pada tahun 2025, pemerintah juga berusaha untuk menekan pertumbuhan angka perputaran uang dalam judol di angka 10 persen. “Setelah rapat berulang kali, koordinasi diperkuat kami dengan teman-teman Bareskrim di dalam satu desk yang sama, komitmen astacita Pak Prabowo kita realisasikan, pertumbuhan tahun ini kita tekan sampai 10 persen,” imbuh Ivan.

sumur

Kita harus sangat berbangga dan jumawa sudah berhasil menekan ke 10% dari yg sebelumnya 213% gan.