Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan sambutan saat berlangsungnya Seminar Internasional Kapal Selam di Jakarta, Selasa (14/5/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

TNI Angkatan Laut (AL) mengakui adanya tunggakan pembayaran BBM kepada Pertamina yang nilainya cukup besar. Hal itu disampaikan langsung Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali.

“Kemarin ada tunggakan itu bahan bakar Rp2,25 T dan saat ini kami sudah dikarenakan harus membayar utang lagi Rp3,2 T,” kata Ali, dalam rapat dengar pendapat di Komisi I DPR RI, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Ali tak dipungkiri bahwa tunggakan itu mengganggu kegiatan operasional TNI AL. Oleh karena itu, diharapkan adanya pemutihan untuk bisa menjadi keringanan.

“Jadi, ini menganggu sekali, mengganggu kegiatan operasional dan harapannya sebenarnya ini bisa ditiadakan untuk masalah bahan bakar, diputihkan,” tutur Ali.

Lebih lanjut, Ali mengatakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini tengah mengatur persoalan BBM tersebut.

Menurut Ali, di lingkungan TNI memang penggunaan BBM paling besar berada di AL. Dia mengakui penggunaan BBM untuk kapal milik TNI AL sangat diperlukan lantaran kapal dalam posisi bersandar juga akan menghabiskan diesel.

“Kapal kami ini walaupun diam saja tidak bergerak, tapi dieselnya tetap hidup, dan untuk menghidupkan air conditioner, AC karena kalo AC dimatikan peralatan elektronik akan rusak di dalamnya, itu bahayanya,” ungkap Ali.

Di sisi lain, Ali mengatakan harga BBM yang diberikan kepada TNI AL masih harga industri. Padahal, seharusnya dialihkan menjadi ke harga subsidi.

“Beda dengan Polri perlakuannya nah ini mungkin perlu disamakan nanti,” tutup Ali.

Sumber: Tirto
Ribet urusannya nih klo mau punya kapal baru apalagi kapal induk