Judul: Warung Ibu Rini

Di sebuah desa kecil di Jawa Timur, ada warung sederhana milik Ibu Rini yang selalu ramai. Padahal, warung-warung lain di sekitarnya sepi pembeli, bahkan sampai tutup.

Orang-orang bertanya-tanya: apa yang membuat warung itu begitu laris? Makanannya biasa saja, harganya bahkan lebih mahal.

Suatu malam, Sari—anak dari salah satu pemilik warung yang bangkrut—nekat mengintai warung itu. Dari kejauhan, ia melihat Ibu Rini menyiram air ke lantai warung sambil komat-kamit membaca sesuatu.

Tapi bukan itu yang paling menyeramkan.

Lewat celah jendela belakang, Sari melihat seekor kambing hitam duduk di pojokan dapur, dengan mata merah menyala. Ia tidak bergerak… seperti sedang menunggu.

Seminggu kemudian, Sari sakit keras. Badannya panas dingin, tubuhnya membiru. Tidak ada dokter yang bisa menjelaskan.

Orang pintar dipanggil. Ia hanya berkata pelan, "Anaknya melihat yang tidak boleh dilihat."

Setelah malam itu, kambing hitam itu tidak pernah terlihat lagi. Tapi warung Ibu Rini tetap ramai, dan para pesaingnya terus jatuh satu per satu—entah bangkrut, pindah, atau meninggal.

Warga tahu, tapi tak berani bicara.

Sebab kata orang, kalau menyebut nama Ibu Rini terlalu sering saat malam, kamu akan bermimpi makan di warung itu…
Tapi tak pernah bisa pulang.