Judul: Kode di Balik Cat

Tiga bulan setelah kematian ayahnya, Dimas memutuskan untuk membersihkan rumah tua keluarga mereka di pinggiran Yogyakarta. Rumah itu kosong sejak sang ayah meninggal mendadak karena serangan jantung. Tidak ada yang aneh—setidaknya begitu kata polisi.

Namun, saat Dimas mengecat ulang dinding kamar kerja ayahnya, roller catnya terasa berat di satu titik. Dindingnya tidak rata. Rasa penasaran mendorongnya mengambil palu dan memukul bagian tersebut.

Ternyata, ada semacam kotak logam tersembunyi di dalam dinding. Tidak terkunci, hanya tertutup debu dan karat. Di dalamnya ada berkas-berkas tua—surat-surat transaksi, potret seseorang yang tidak dikenal, dan selembar kertas kecil berisi tulisan tangan:

"Jika aku mati tiba-tiba, cari tahu siapa 'Bayu 97'."

Dimas tidak mengenal siapa itu Bayu. Tapi angka '97' mengingatkannya pada tahun di mana ayahnya tiba-tiba berhenti dari pekerjaannya sebagai auditor.

Ia mulai menelusuri dokumen di kotak itu dan menemukan bahwa selama dua dekade terakhir, ada aliran dana besar yang masuk ke rekening ayahnya dari perusahaan yang tak pernah disebut sebelumnya—perusahaan yang ternyata terkait skandal keuangan di akhir 90-an.

Dimas melapor ke pengacara keluarga. Beberapa minggu kemudian, sebuah artikel investigasi muncul di media: skandal lama yang melibatkan pejabat dan pengusaha besar, dan ayah Dimas disebut sebagai "saksi kunci yang tak sempat bicara".

Dimas tak pernah tahu apakah ayahnya memang berhenti karena tekanan… atau karena takut.

Tapi satu hal pasti—kematian itu bukan sekadar serangan jantung.