Kaskus

Entertainment

radityase09Avatar border
TS
radityase09
Apa Dampak Tarif Impor Trump pada Ekonomi Indonesia

Apa Dampak Tarif Impor Trump pada Ekonomi Indonesia

Perekonomian Indonesia tengah menghadapi masa sulit. Tekanan global, ketidakpastian pasar, dan melemahnya daya beli dalam negeri membuat pertumbuhan ekonomi tidak sekuat yang diharapkan. Di tengah kondisi yang lesu ini, Amerika Serikat justru menambah beban baru lewat kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump.


Pada 2 April 2025, Trump secara resmi menetapkan kebijakan tarif resiprokal sebesar 10 persen bagi negara-negara yang dinilai memberatkan produk ekspor Amerika, termasuk Indonesia. Namun khusus untuk Indonesia, bea masuk yang dikenakan mencapai 32 persen karena dinilai memiliki hambatan perdagangan yang cukup tinggi terhadap produk-produk AS.


Kebijakan ini membawa konsekuensi besar. Pasar ekspor utama seperti produk tekstil, perabotan, karet, hingga produk perikanan Indonesia yang selama ini mengandalkan pasar Amerika kini harus menghadapi tantangan besar. Diberlakukannya tarif 32 persen menyebabkan pengekspor harus menambah biaya ekspor yang cukup besar agar dapat masuk ke pasar Amerika. Alhasil, produk Indonesia menjadi kurang kompetitif, dan potensi penurunan volume ekspor pun tak terelakkan.

Apa Dampak Tarif Impor Trump pada Ekonomi Indonesia
Dampaknya pun mulai terasa ke berbagai sektor. Melemahnya ekspor ke AS diperkirakan akan menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Hal ini akan berimbas pada meningkatnya biaya produksi dan harga barang di dalam negeri. Tidak hanya itu, tekanan ini juga dikhawatirkan akan mendorong terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah industri padat karya yang sangat bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat. Jika pola ini terus berlanjut, maka ada potensi besar terjadinya fenomena gulung tikar secara serentak di berbagai sektor usaha. Resiko terbesar adalah terjadinya secstag atau secular stagnation, sebuah kondisi dimana ekonomi tidak kunjung tumbuh meski suku bunga sudah diturunkan dan pemerintah sudah menggelontorkan berbagai bantuan. Dalam kondisi yang disebut secular stagnation atau secstag, pertumbuhan ekonomi tetap lesu, banyak orang kehilangan pekerjaan, dan investasi jadi seret karena daya beli masyarakat sangat lemah. Keadaan ini bisa jadi lingkaran setan yang sulit diatasi, apalagi kalau kepercayaan pelaku usaha dan masyarakat terus menurun.


Di tengah tekanan global seperti ini, pemerintah perlu mengambil langkah antisipatif yang tidak hanya bersifat jangka pendek, seperti subsidi atau stimulus tunai, tetapi juga strategi jangka panjang seperti diversifikasi pasar ekspor, peningkatan daya saing industri lokal, serta reformasi struktural di sektor tenaga kerja dan investasi. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga menjadi kunci untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional agar tidak terlalu bergantung pada satu pasar utama seperti Amerika Serikat.




jennifersanj640Avatar border
michaeljohnr875Avatar border
tiokyapcingAvatar border
tiokyapcing dan 3 lainnya memberi reputasi
4
330
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan