- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jamur Dari Lorong Waktu


TS
chua84
Jamur Dari Lorong Waktu

Di tengah belantara Sulawesi Tengah, tersembunyi sebuah wilayah hutan yang tak pernah disebut dalam peta wisata.
Penduduk lokal menyebutnya Hompukda—tempat yang dilupakan waktu.
Bukan karena tak indah, tapi karena terlalu sunyi. Terlalu aneh. Terlalu… berbeda.
Di sana, tumbuh jamur yang tak ditemukan di tempat lain di dunia.
Bukan jamur biasa. Jamur ini bercahaya biru keperakan saat malam tiba,
muncul hanya sekali dalam 39 tahun, dan mengeluarkan aroma yang tak bisa dijelaskan:
seperti vanila yang terbakar… dan besi hangus.
Yang menyentuhnya, konon, tidak kembali dalam waktu yang sama.
---
Tahun 1997, seorang peneliti muda asal Jepang, Dr. Kazuki Hayashi,
menemukan referensi tentang jamur ini dalam manuskrip tua peninggalan Belanda.
Disebut Mycena Temporalis. Jamur yang dapat “memengaruhi persepsi temporal makhluk hidup.”
Ia pun berangkat ke Hompukda bersama dua rekannya dari Universitas Indonesia dan seorang penerjemah lokal.
Mereka masuk hutan di pagi hari.
Tiga hari kemudian, hanya Kazuki yang kembali.
Ia ditemukan di pinggir hutan. Linglung. Tak mengenali siapa pun.
Jam tangannya rusak… tapi menunjukkan tanggal 9 April 2031.
---
Setelah kembali ke Jepang, Kazuki mulai berubah.
Ia tak lagi tidur. Ia menggambar jamur itu di seluruh dinding rumahnya.
Ia terus-menerus bergumam, “Aku melihat diriku… tapi bukan aku…”
Kemudian, ia hilang. Tanpa jejak. Tahun 1999.
Namun sebelum itu, ia menulis sebuah catatan. Hanya satu lembar, lusuh, dengan tinta yang nyaris pudar:
> “Kami menyentuh jamur itu. Waktu melipat. Aku bertemu diriku sendiri, tapi lebih tua.
Ia bicara dalam bahasa yang belum kukenal. Ia memperingatkan kami… tapi terlambat.
Waktu tidak lurus. Ia bercabang, berputar, dan kadang… saling bertabrakan.”
---
Tahun 2022, lima mahasiswa dari Universitas Tadulako mencoba menelusuri ulang jejak ekspedisi Kazuki.
Mereka membawa kamera, alat ukur elektromagnetik, dan peta kuno.
Hanya satu yang kembali.
Rekaman video hanya menyisakan tujuh detik.
Tampak jamur biru raksasa yang tumbuh cepat dari tanah.
Di sekelilingnya, jamur-jamur kecil seperti berdenyut, seolah bernapas.
Lalu terdengar suara bisikan dalam bahasa asing—mirip Toraja kuno.
Seorang ahli linguistik menerjemahkannya:
> “Engkau telah membuka pintu. Tapi tidak semua pintu bisa ditutup kembali.”
---
Apa sebenarnya jamur ini?
Sebagian ilmuwan menduga ia bukan sekadar organisme,
melainkan entitas kuantum yang ada di berbagai dimensi sekaligus.
Menjamahnya, sama dengan melemparkan diri ke persimpangan waktu.
Teori ini ditolak secara resmi.
Namun sejak tahun 2000, kawasan Hompukda dijaga oleh lembaga misterius yang mengaku bagian dari pemerintah.
Tak ada yang tahu pasti siapa mereka, atau apa yang mereka cari.
---
Salah satu penduduk desa, Lala Ando, pernah berada dekat jamur itu saat masih muda.
Ia mengaku, sejak hari itu, ia dapat “mencium masa lalu.”
Ia tahu kapan seseorang berbohong hanya dari bau tubuhnya.
Ia tahu isi kenangan lama hanya dari aroma.
Para ilmuwan menyebutnya olfaktual temporis.
Tapi tak satu pun bisa menjelaskan mekanismenya.
---
Hompukda tak pernah ada dalam peta.
Jika dicari di Google Maps, hanya terlihat hutan hijau tanpa nama.
Namun jika ditelusuri dari peta Belanda abad ke-18, titiknya kira-kira berada di 1°00′ LS dan 120°00′ BT.
Siapa yang menanam jamur itu?
Apakah ia bagian dari eksperimen kuno? Atau peninggalan dari dunia sebelum kita?
Mungkin… ia bukan dari dunia ini sama sekali.
---
Waktu bukan garis lurus. Ia bisa terlipat. Terbelah.
Dan di dalam lipatan itu, mungkin tumbuh sesuatu yang seharusnya tidak disentuh.
---






wahudd dan 3 lainnya memberi reputasi
4
183
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan