yantosauAvatar border
TS
yantosau
Malam di Rumah No. 47
Malam di Rumah No. 47


**"Malam di Rumah No. 47"**

Di sebuah gang sempit di pinggiran kota, berdiri sebuah rumah tua bernomor 47. Rumah itu sudah lama kosong, ditinggalkan pemiliknya sejak 15 tahun lalu setelah anak bungsu mereka meninggal misterius di dalam kamar mandi. Tidak ada yang tahu persis penyebab kematian gadis kecil itu, hanya terdengar kabar ia ditemukan tenggelam di bak mandi... padahal bak itu tak pernah diisi penuh.

Semenjak itu, warga sekitar menghindari melewati rumah itu saat malam. Banyak yang bilang sering terdengar suara tangisan anak kecil dari lantai dua, kadang disusul suara tawa... tapi tawanya pelan, aneh, seperti bukan dari anak-anak.

Suatu malam, Andin—mahasiswa semester akhir jurusan arsitektur—memutuskan menyewa rumah itu. Ia mengira cerita seram hanyalah mitos warga kampung yang lebay. Ia butuh tempat sepi untuk menyelesaikan skripsi. Harga sewanya murah, dan ia merasa tertantang untuk membuktikan bahwa hantu tak benar-benar ada.

Malam pertamanya di sana cukup tenang. Tapi saat jam menunjukkan pukul 01:12, ia mendengar keran air menyala sendiri. Pikirnya mungkin pipa tua bocor. Ia turun ke dapur, mematikan keran, lalu kembali ke lantai atas. Namun, saat ia membuka pintu kamarnya, suasana berubah.

Seseorang sedang duduk di atas kursi di pojokan.

Andin terpaku. Matanya menatap sosok kecil dengan rambut panjang menutupi wajahnya. Anak perempuan. Mengenakan gaun putih basah. Suara tangisan kecil terdengar, pelan… lalu berubah menjadi tawa, seperti main-main. Andin mundur perlahan, tapi pintu tertutup sendiri dan terkunci dari dalam. Ia berusaha menjerit, tapi suaranya hilang. Seolah ada yang menekan dadanya.

Sosok itu perlahan berdiri. Masih tertunduk, lalu kepalanya mendongak dengan suara "krek" tak wajar seperti leher yang patah. Wajahnya pucat kehijauan, matanya hitam pekat. Dari bibirnya keluar air, menetes ke lantai. Tiba-tiba, lampu kamar padam.

Gelap total.

Andin pingsan.

Keesokan paginya, tetangga yang penasaran karena lampu rumah menyala terus menemukan Andin terbaring di depan pintu, mulutnya berbusa. Ia tidak ingat apa-apa, hanya terus bergumam, *"jangan nyalakan keran... dia akan datang..."*

Sejak itu, rumah nomor 47 kembali kosong. Warga makin takut. Dan keran air di rumah itu, katanya, masih sering menyala sendiri tiap pukul 01:12. Selalu diikuti oleh suara tawa lirih… dan jejak kaki kecil yang basah di lantai.
intanasaraAvatar border
intanasara memberi reputasi
1
23
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan