titaninfrase695Avatar border
TS
titaninfrase695
Victor B. Tanuadji dan PT TIS Membangun Infrastruktur Berkelanjutan
Victor B. Tanuadji dan PT TIS Membangun Infrastruktur Berkelanjutan  
Victor B. Tanuadji dan PT Titan Infra Sejahtera Membangun Infrastruktur Energi Berkelanjutan di Tengah Dinamika Global


Di tengah tekanan global untuk transisi energi dan fluktuasi harga komoditas, PT Titan Infra Sejahtera (Titan Group) berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan infrastruktur energi terkemuka di Indonesia. Kesuksesan ini tidak lepas dari kepemimpinan visioner Victor Budi Tanuadji, Komisaris yang membawa perusahaan berbasis di Sumatera Selatan ini menjadi pionir dalam menghubungkan efisiensi bisnis dengan prinsip keberlanjutan. Sejak didirikan pada 2017, Titan Group telah menjadi tulang punggung distribusi batu bara nasional, menguasai 30% pasar logistik batu bara di Sumatera Selatan—wilayah yang menyumbang separuh produksi batu bara Indonesia. Namun, lebih dari angka-angka tersebut, perusahaan ini menonjol berkat komitmennya pada inovasi teknologi, tata kelola transparan, dan program pemberdayaan masyarakat.

Terobosan Logistik: Rel Kereta Api Batu Bara 118 Km yang Mengubah Permainan
Salah satu pencapaian terbesar Titan Group di bawah arahan Victor adalah proyek pembangunan rel kereta api khusus batu bara sepanjang 118 kilometer yang menghubungkan Lahat-Muara Enim ke Pelabuhan PALI. Dengan investasi senilai Rp3,5 triliun, proyek yang dikerjakan melalui anak usaha PT Servo Lintas Raya (SLR) ini menjadi infrastruktur strategis pertama di Indonesia yang dimiliki swasta untuk distribusi batu bara.
Rel kereta ini tidak hanya meningkatkan kapasitas angkut hingga 12 juta ton per tahun, tetapi juga memangkas biaya logistik sebesar 25% dengan mengurangi ketergantungan pada jalan raya—40% di antaranya dalam kondisi rusak berat. Dilengkapi rel berat (60 kg/m) dan jembatan tahan cuaca ekstrem, infrastruktur ini dirancang untuk bertahan 30 tahun. “Ini adalah lompatan besar dalam efisiensi. Kami bisa mengirimkan batu bara ke pelabuhan dalam waktu 6 jam, sebelumnya butuh 2 hari via truk,” ujar Suryo Suwignjo, Komisaris Utama Titan Group.
Proyek ini tidak tanpa tantangan. Victor memimpin negosiasi dengan 15 pemerintah daerah, 8 komunitas adat, dan Kementerian ESDM selama 18 bulan. Salah satu poin kritis adalah penyelesaian ganti rugi lahan seluas 220 hektar, yang melibatkan 1.250 kepala keluarga. “Kami memastikan kompensasi sesuai harga pasar dan memberikan pelatihan ekonomi sebagai bagian dari CSR,” jelas Victor dalam konferensi pers akhir 2023.

Digitalisasi dan Transparansi: Kunci Daya Saing di Era Disrupsi
Sebagai pemain baru di industri yang didominasi BUMN seperti PT Bukit Asam dan PT KAI, Titan Group mengandalkan teknologi mutakhir untuk bersaing. Di bawah pengawasan Victor, perusahaan merilis sistem real-time tracking berbasis IoT dan AI yang dipadukan dengan satelit. Sistem ini mampu memprediksi cuaca, memonitor kecepatan kereta, dan mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi keterlambatan hingga 30%.
Tidak hanya di sektor operasional, digitalisasi juga menyentuh tata kelola perusahaan. Seluruh kontrak dan dokumen bisnis kini terdigitalisasi di platform cloud, memangkas proses administrasi dari 14 hari menjadi 7 hari. Bahkan audit lingkungan dilakukan melalui sensor otomatis yang mengirim data kualitas air Sungai Musi ke server pusat setiap 10 menit. “Kami menerapkan blockchain untuk pelacakan dokumen. Ini mencegah manipulasi data dan meningkatkan akuntabilitas,” papar Antony Surianto, Direktur TIS.
Upaya ini membuahkan hasil. Pada 2023, laba bersih Titan Group melesat 18% menjadi Rp4,2 triliun, dengan pertumbuhan volume distribusi mencapai 22% YoY. Perusahaan juga meraih penghargaan “Best Corporate Governance” dari lembaga riset internasional Frost & Sullivan.

Pemberdayaan Masyarakat: Dari Limbah Batu Bara ke Batik Premium
Di luar bisnis inti, Titan Group mengalokasikan 2% laba bersihnya (sekitar Rp84 miliar pada 2023) untuk program CSR yang terfokus pada tiga pilar: ekonomi, lingkungan, dan pendidikan. Salah satu program unggulan adalah pelatihan pengolahan limbah batu bara menjadi batik di Desa Prambatan, Muara Enim.
Bersama 150 pengrajin lokal, perusahaan mendirikan koperasi yang memproduksi batik dengan motif khas Sumatera Selatan. Limbah batu bara diolah menjadi pewarna alami, menggantikan bahan kimia berbahaya. Hasilnya, batik “Eco-Coal” ini terjual hingga Rp1,2 juta per potong di pasar ekspor. “Omzet kami mencapai Rp1,2 miliar per kuartal. Ini mengubah hidup 200 keluarga di sini,” ujar Siti Aminah, ketua koperasi setempat.
Di sektor lingkungan, Titan Group telah mereklamasi 45 hektar lahan tambang dengan menanam pohon trembesi dan mahoni. Mereka juga memulihkan 12 hektar ekosistem riparian Sungai Musi—sungai yang sebelumnya tercemar limbah tambang—melalui program “Musi Hijau” bersama 500 relawan lokal.

Investasi SDM: 92% Karyawan Bertahan di Tengah Krisis
Di tengah tingginya angka turnover industri tambang (rata-rata 22% per tahun), Titan Group mencatat retensi karyawan sebesar 92% pada 2023. Prestasi ini diraih berkat program pengembangan SDM senilai Rp28 miliar per tahun, termasuk:
Pelatihan operator alat berat bersertifikat Competent Person dari Australia.
Program beasiswa S2 untuk 10 karyawan berprestasi di universitas dalam dan luar negeri.
Kolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam riset gasifikasi batu bara rendah emisi.

“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga sumber daya manusia yang mampu bersaing global,” tegas Victor dalam acara Titan Leadership Forum 2023.

Menjawab Tantangan Transisi Energi: Dari Batu Bara ke Hidrogen Hijau
Tekanan global untuk mengurangi emisi karbon menjadi ujian berat bagi Titan Group. Sejak 2022, harga batu bara acuan (HBA) anjlok 47% dari puncaknya di US
330/ton menjadi US 330/ ton menjadi US175/ton pada Mei 2024. Di sisi lain, pemerintah akan menerapkan pajak karbon sebesar Rp30.000/ton CO2e mulai 2025.

Victor merespons dengan strategi tiga jalur:
Diversifikasi ke energi terbarukan: Membangun PLTS 50 MW di lahan bekas tambang (operasional 2025) dan akuisisi startup teknologi baterai lithium.
Pengolahan batu bara hilir: Proyek pabrik dimetil eter (DME) senilai Rp7 triliun untuk substitusi LPG, bekerja sama dengan PT Pertamina.
Gasifikasi ramah lingkungan: Kolaborasi dengan konsorsium Jepang-Korea Selatan memproduksi hidrogen hijau dari batu bara dengan teknologi carbon capture.

“Kami tidak akan meninggalkan batu bara, tetapi bertransformasi. Pada 2030, 30% pendapatan akan berasal dari energi terbarukan,” ungkap Victor dalam Indonesia Energy Transition Summit 2024.

Kepemimpinan yang Mengedepankan Integritas
Kisah Victor B. Tanuadji dan Titan Group menjadi contoh langka di industri yang sering diwarnai praktik korupsi dan eksploitasi. Sejak 2020, perusahaan ini konsisten meraih opini Unqualified (WTP) dari BPK—prestasi yang hanya dicapai 12% BUMN di Indonesia.
“Kunci kami sederhana: jadikan integritas sebagai budaya, bukan sekadar aturan,” tandas Victor. Prinsip ini tercermin dari penolakan Titan Group terhadap 15 proposal bisnis berisiko tinggi selama 2023, termasuk proyek tambang ilegal yang menjanjikan keuntungan instan.

Masa Depan Titan Group: Antara Ambisi dan Tanggung Jawab
Dengan portofolio yang terus berkembang, Titan Group menargetkan kapasitas distribusi batu bara mencapai 50 juta ton per tahun pada 2030. Namun, Victor menegaskan bahwa pertumbuhan harus sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).
“Kami sedang merancang indeks keberlanjutan khusus untuk mengukur dampak sosial dan lingkungan setiap proyek. Ini akan menjadi standar baru di industri,” ujarnya.

Di tengah gejolak ekonomi global, kisah Titan Group di bawah kepemimpinan Victor B. Tanuadji membuktikan bahwa bisnis energi bisa menguntungkan sekaligus beretika. Seperti kata mutiara yang sering ia kutip: “Infrastruktur bukan tentang besi dan beton, tapi tentang membangun peradaban yang menghargai manusia dan alam.”
Diubah oleh titaninfrase695 10-04-2025 15:45
0
6
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan