Kaskus

News

mnotorious19150Avatar border
TS
mnotorious19150
Dedi Sebut Terlalu Mudah Membangun Infrastruktur di JaBar. Sulit mengubah mentalitas
Dedi Sebut Terlalu Mudah Membangun Infrastruktur di JaBar. Sulit mengubah mentalitas

RADARCIREBON.COM - Dedi Mulyadi menyebutkan terlalu mudah untuk membangun infrastruktur di Jawa Barat. 

Baginya, membangun jembatan, membangun jalan atau rumah bagi orang miskin, bisa dikerjakan olehnya tanpa hambatan berarti. 

Namun begitu, menurutnya hal yang sangat sulit dilakukan di Jawa Barat, adalah mengubah karakter mental miskin warganya. 

Tantangan terbesar dalam memimpin Jabar untuk kedepan, mengubah mental miskin warga Jawa Barat yang kini sudah hampir menjadi budaya. 

"Membangun jalan, jembatan atau membangun rumah bagi warga miskin, terlalu mudah bagi saya," ucap Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM). 

Tapi yang menjadi pekerjaan terbesar saat ini, sebutnya, adalah mengubah mentalitas miskin warga Jabar. 

"Mentalitas orang miskin sekarang ada dua. Meminta-minta dengan cara menakut nakuti dan dengan cara paksaan," jelasnya. 

Oleh karena itu, terangnya, sekarang ini banyak orang dengan mental tersebut tergabung dalam sebuah wadah perkumpulan yang teroganisir. 

"Sehingga melahirkan premanisme," ungkap Dedi Mulyadi dikutip dari tayangan YouTube Banten Hay. 

Kondisi tersebut, jelas Dedi, bakal berimbas terhadap orang-orang yang tadinya produktif, menjadi malas. 

"Mereka yang tadinya produktif, jadi ikut-ikutan karena tanpa bekerja bisa mendapatkan uang," tambahnya. 

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat yang identik dengan pakaian serba putih ini, mengaku miris kondisi mental miskin warganya yang semakin menulari masyarakat lainnya.

Disebutkan Dedi, mentalitas miskin warga Jabar kian mengkhawatirkan. Bahkan kini menjadi budaya yang diturunkan kapada anak cucunya.

Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini mengungkapkan, masyarakat sekarang tidak malu disebut miskin.

Bahkan, di tengah usaha pemerintah dalam memerangi kemiskinan lewat program bantuan, banyak warga mendadak ingin disebut miskin agar bisa masuk kategori penerima bantuan.

"Pura-pura miskin supaya diberi bantuan, pura-pura cacat supaya dapat bantuan," jelas Dedi Mulyadi. 

Pura-pura miskin untuk mendapatkan bantuan, jelasnya, kini malah menjalar kepada keluarga lain untuk melakukan hal yang sama.

Menurutnya, jika kondisi tersebut tetap berlangsung, dikhawatirkan pembangunan di Jawa Barat tidak akan mengalami kemajuan. 

Karena menurut Dedi, masyarakat menjadi malas dan tingkat produktivitas orang semakin turun. 

"Bapaknya jadi peminta-minta yang diikuti oleh anaknya, itu menjadi permasalahan baru yang terjadi di Jawa Barat," jelasnya.

Kang Dedi Mulyadi kemudian membandingkan dengan kehidupan zaman dahulu yang masih dilanda kemiskinan.

Namun begitu, orang-orang pada zaman itu, menolak untuk disebut miskin meskipun kondisi ekonomi tengah kesulitan.

Di tengah serba kekurangan pada zaman dulu, jelasnya, setap warga masih mampu untuk saling memberi dengan warga lain.

Hal tersebut bisa dicontohkan ketika measuki lebaran, setiap keluarga akan memberikan makanan kepada keluarga lain dan begitu juga sebaliknya.

"Zaman dulu ketika mau lebaran (Tradisi Nganteuran), minimal masakan berupa ikan masih bisa dimasak dan diberikan kepada tetangga," ungkapnya dikutip radarcirebon.com, Senin 31 Maret 2025.

Sebagai informasi, penduduk miskin di Jawa Barat menurun sekitar 180.000 orang, dari asalnya tercatat 3,85 juta pada Maret 2024 menjadi 3,67 juta pada September 2024 atau menurun sebesar 0,38 persen.

disway.id
sueeeeebenerAvatar border
Adit.m.nAvatar border
salvation101Avatar border
salvation101 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.1K
75
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan