meratapi hangat pancaran asap gelas
menghembuskan asa baru
Manis setidaknya tak pahit
Membuat kalbu di dada menggebu
Esok berharap datang lebih lambat
Tak seperti detik yang pasti datang tak memilih
Ku laju langkah kanan kiri satu persatu
Perlahan menjalani asa baru penuh makna
Bagai menembus rintik hujan tak berirama
Jurang di hutanpun condong menjauh
Tak mau menatap wajah berseri gemilang
Saat ingin bertanya pada dirimu
Namun nyali ciut terkadang berani tak terbendung
Ku tanya kan tanya ini pada isi didada
Akankah fajar pagi menghangatkan lewat candanya
Airmata yang mengalir tak deras memang ku tak ingini
Senyum lebar yang candu pun tak pernah kujejaki
Kutunggu lama setelah kau pergi
Dadaku terisi oleh hawa kenangan baru
Ya yaya
Ku tak yakin pena kedipan mata ini berhenti
Walau sejenak untuk coba menjauhi

rajutan rasa yang hadir tanpa paksa
erat kugenggam lemah kulepas
datang perginya tak aku mengetahui
cukup untaian doa pasti ku awali