Seorang remaja putri berinisial AW (14) asal Dusun Ngaglik, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, mengalami nasib tragis setelah dikeroyok oleh tiga remaja putri lainnya. Insiden ini mengakibatkan AW mengalami luka di bagian kepala dan perut.

Peristiwa ini dipicu oleh rasa kesal salah satu pelaku yang tidak terima setelah akun media sosial pacarnya diikuti oleh AW. Karena hal tersebut, pelaku kemudian mengajak dua rekannya untuk mengeroyok korban di tengah jalan.
Dalam kejadian tersebut, korban dipukuli berkali-kali oleh ketiga pelaku. Mirisnya, aksi pengeroyokan ini direkam dan videonya viral di media sosial, memicu kecaman dari warganet.

Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, membenarkan kejadian bullying tersebut. Awalnya, korban enggan melaporkan kejadian tersebut karena ketakutan. Namun setelah video pengeroyokan terhadap dirinya viral, AW akhirnya memberanikan diri untuk melapor ke pihak kepolisian.

"Kejadian ini sebenarnya sudah lama terjadi, tepatnya pada 27 Februari 2025. Namun, korban awalnya tidak berani melaporkan kepada orang tuanya. Setelah video viral, akhirnya korban dan orang tuanya resmi melapor ke polisi," ungkap Iptu Samsul Anwar pada Minggu (9/3/2025).

Berdasarkan hasil penyelidikan, diduga para pelaku telah merencanakan aksi pengeroyokan ini. Sebelum kejadian, korban dijemput oleh ketiga pelaku dengan menggunakan sepeda motor.

Korban diajak ke suatu lokasi dengan cara berboncengan empat. Sesampainya di tempat pertama, korban sudah mengalami tindakan bullying. Namun, ada saksi mata yang melihat kejadian tersebut dan meminta aksi tersebut dihentikan.

Tidak berhenti di situ, para pelaku kemudian membawa korban ke lokasi lain dan kembali melakukan tindakan kekerasan, menyebabkan korban mengalami luka di bagian kepala dan perut.

Motif utama pengeroyokan ini akhirnya terungkap. Pelaku merasa tidak terima karena korban mengikuti akun media sosial pacarnya.

"Korban hanya mengikuti akun pacar pelaku di media sosial. Namun, pelaku marah dan mengajak dua temannya untuk memukuli korban," jelas Iptu Samsul Anwar.

Hingga kini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus ini. Sementara itu, video pengeroyokan yang telah viral di media sosial menjadi bukti kuat dalam proses hukum yang sedang berlangsung.





INFO LENGKAPNYA DI SINI