- Beranda
- Komunitas
- Story
- percintaan
Setelah Aku Menikah


TS
rerenaa24
Setelah Aku Menikah
Malam ini seperti biasanya. Kami menghabiskan waktu masing-masing sendiri. Aku tidur dikamar bersama anakku, dan dia dengan dunianya sendiri. Tadi, suamiku sempat memanggilku. Tapi lagi-lagi yang dibicarakannya soal pekerjaan.
Ya, beberapa waktu belakangan, kebanyakan kami hanya membicarakan proyek pekerjaan yang kami lakukan berdua. Selain itu, kami hanya membicarakan atau komunikasi soal anak.
Seringkali pembicaraan kami akan berujung pada perdebatan atau pertengkaran. Itu kenapa, kami lebih banyak memilih diam.
Aku bukannya tidak mengerti. Mungkin dia kesal padaku, karena aku selalu tidak memenuhi ekspektasinya, atau dia kesal karena nada bicara ku.
Tapi aku menjadi keras juga bukan tanpa alasan, aku merasa, sulit untuk berlemah lembut, kepada orang yang berulang kali menegaskan tidak mencintaiku, dan bertahan dalam pernikahan ini demi anak.
Aku yang tadinya mencintainya, perlahan-lahan beralih jadi membencinya.
Aku tau ini salah dan ini tidak bisa dibenarkan, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku. Hidup bersama orang yang hanya pura-pura mencintai dan dicintai, rasanya benar-benar menyiksa.
Aku seringkali iri dengan mereka yang dicintai suaminya dan diinginkan sepenuhnya.
Kadang juga aku berpikir, pasti ada banyak orang lain yang juga sepertiku, mempertahankan pernikahan sebagai formalitas untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Ya, beberapa waktu belakangan, kebanyakan kami hanya membicarakan proyek pekerjaan yang kami lakukan berdua. Selain itu, kami hanya membicarakan atau komunikasi soal anak.
Seringkali pembicaraan kami akan berujung pada perdebatan atau pertengkaran. Itu kenapa, kami lebih banyak memilih diam.
Aku bukannya tidak mengerti. Mungkin dia kesal padaku, karena aku selalu tidak memenuhi ekspektasinya, atau dia kesal karena nada bicara ku.
Tapi aku menjadi keras juga bukan tanpa alasan, aku merasa, sulit untuk berlemah lembut, kepada orang yang berulang kali menegaskan tidak mencintaiku, dan bertahan dalam pernikahan ini demi anak.
Aku yang tadinya mencintainya, perlahan-lahan beralih jadi membencinya.
Aku tau ini salah dan ini tidak bisa dibenarkan, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku. Hidup bersama orang yang hanya pura-pura mencintai dan dicintai, rasanya benar-benar menyiksa.
Aku seringkali iri dengan mereka yang dicintai suaminya dan diinginkan sepenuhnya.
Kadang juga aku berpikir, pasti ada banyak orang lain yang juga sepertiku, mempertahankan pernikahan sebagai formalitas untuk memenuhi kebutuhan sosial.
0
15
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan