- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Peredaran Uang Palsu di Magetan Marak, Sasar Pedagang Kecil


TS
moh.yasin22
Peredaran Uang Palsu di Magetan Marak, Sasar Pedagang Kecil

Memasuki Bulan Suci Ramadhan, peredaran uang palsu di Magetan semakin marak dan meresahkan. Sejumlah pedagang kecil menjadi korban, termasuk Nilhal Muna Assofiyah, penjaga Outlet Es Teh Pesona di Desa Karas, Kecamatan Karas, serta Triyono, pedagang nasi goreng di Kecamatan Lembeyan.
Nilhal Muna Assofiyah baru menyadari keberadaan uang palsu setelah bosnya mengalami penolakan saat menggunakan uang hasil jualan untuk berbelanja. “Uang jualan itu sudah saya serahkan ke bos saya, lalu digunakan untuk membeli barang, tapi ditolak karena palsu. Kemudian bos saya memberitahu saya jika ada uang palsu dari sini,” ujarnya, Jumat (28/2/2025).
Ia mengungkapkan bahwa seorang pembeli menggunakan uang pecahan Rp100 ribu saat membeli satu minuman seharga Rp10 ribu di gerainya. Selain itu, ia juga menemukan uang palsu pecahan Rp50 ribu, sehingga total kerugiannya mencapai Rp150 ribu.
Kasus serupa menimpa Triyono, pedagang nasi goreng di Kelurahan Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan. Saat warungnya dalam kondisi ramai, dua lembar uang palsu pecahan Rp50 ribu berhasil beredar. “Saya tidak menyangka bakal jadi korban. Begitu saya hitung hasil jualan, ternyata ada yang palsu, tidak hanya satu tapi dua lembar. Pedagang kecil seperti kami benar-benar dirugikan,” ungkapnya dengan nada kesal.
Sebagai bentuk protes dan peringatan, Triyono membakar satu lembar uang palsu dan menempelkan satu lembar lainnya di kaca warungnya. Ia menjelaskan bahwa uang palsu terasa lebih halus saat diraba dibandingkan uang asli, meskipun sulit dibedakan oleh orang awam.
Kasus peredaran uang palsu ini kerap meningkat menjelang Ramadan dan Idulfitri. Menurut Triyono, pelaku biasanya menyasar warung dan toko kecil di pinggiran kota. “Mungkin kalau pedagang besar tidak terlalu terasa, tapi bagi kami pedagang kecil, ini sangat merugikan,” ujarnya.
Menanggapi kasus ini, Kasat Reskrim Polres Magetan AKP Joko Santoso menyatakan bahwa kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut. “Kami sudah melakukan penyelidikan terkait peredaran uang palsu di Magetan dan menemukan beberapa korban. Mayoritas korban adalah penjual rokok dan warung-warung kecil yang dijalankan oleh orang tua,” katanya, Sabtu (1/3/2025).
Pihak kepolisian juga mendapati bahwa para pelaku menggunakan modus memakai masker agar sulit dikenali. Sayangnya, lokasi kejadian tidak memiliki CCTV, sehingga identitas pelaku masih dalam penyelidikan. Hingga saat ini, polisi telah mendeteksi sembilan korban yang mengalami kerugian akibat peredaran uang palsu.
Untuk menghindari kejadian serupa, masyarakat, terutama pedagang kecil, diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menerima uang pecahan besar. Polisi menyarankan agar masyarakat menerapkan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) sebelum menerima uang, terutama pada malam hari ketika pencahayaan minim.
INFO LENGKAPNYA DI SINI


aldo12 memberi reputasi
1
51
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan