- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dedi Mulyadi Malu Lihat Sosmed Pendidik di Jabar, Konten TikTok Disorot


TS
mnotorious19150
Dedi Mulyadi Malu Lihat Sosmed Pendidik di Jabar, Konten TikTok Disorot

TRIBUNJATIM.COM - Rasa malu menghinggapi Dedi Mulyadi ketika mengingat isi konten sosial media para tenaga pendidik di Jawa Barat.
Belakangan, Dedi Mulyadi mengevaluasi perilaku para guru dan tenaga pendidik anak-anak bangsa.
Sebagai guru dan tenaga pendidik, Dedi Mulyadi mengharapkan adanya sikap santun dan baik yang dipamerkan di sosial media.
Sebab menurut politikus Gerindra itu nilai budi pekerti adalah hal yang cukup penting.
Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengatakan anak-anak siswa di Jabar ke depan adalah anak-anak yang memiliki budi pekerti.
"Anak-anak yang naik kelas adalah anak-anak yang memiliki budi pekerti," kata Dedi Mulyadi.
Walaupun siswa itu pintar, tapi tidak memiliki budi pekerti, maka dia tidak punya hak untuk naik kelas.
Dalam perspektif ini, kata Dedi, maka ini harus dimulai dari guru.
"Harus dimulai dari guru, gurunya bagaimana? ya mau tidak mau. Kalau mau Jabar Istimewa, maka gurunya juga harus harus istimewa," ujarnya.
Lanjut Dedi, maka peran Dinas Pendidikan Jabar adalah menseleksi guru, membuat format guru yang baik untuk anak-anak didiknya.
Dedi juga menambahkan catatan lain terkait TikTok atau media sosial lainnya.
"Satu catatan penting ke depan pak, nanti bisa dibikin edaran," katanya.
Dedi memperbolehkan guru merekam aktivitas siswa di sekolah untuk media sosial TikTok dan media sosial lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Dedi Mulyadi juga membahas bagaimana tenaga pendidik di Jawa Barat minim etika dalam bersosial media.
Namun ada syaratnya yang harus diperhatikan.
"Di ruang kelas, di dalam lingkungan sekolah, guru hanya boleh memposting TikTok dan sejenisnya yang berhubungan dengan pendidikan," kata Dedi.
"Anak-anak belajar di kelasnya, di-TikTokin gak masalah, anak-anak berlari, bersepakbola, gak ada masalah," sambung Dedi.
Sementara aktivitas siswa di luar kaitan pendidikan, maka tidak diperbolehkan untuk diunggah ke media sosial.
"Tapi jangan guru-guru di kelas-kelasnya itu berTikTok-an yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan, kecuali urusan dia di rumah, itu hak dia di rumah," kata Dedi.
Menurut Dedi, hal ini penting karena dia kerap merasa malu lihat video aktvitas siswa Indonesia di media sosial.
Apalagi kerap dibanding-bandingkan dengan aktivitas siswa dari negara lain.
"Ini penting, kenapa? bayangin pak, saya malu pak kalau lihat di media sosial, bagaimana orang membandingan anak-anak di China, di Amerika diperbandingkan dengan anak-anak di kita, kan malu saya pak," ungkapnya.
tribunnews.com
Diubah oleh mnotorious19150 08-02-2025 06:28






fachri15 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
668
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan