firman2030Avatar border
TS
firman2030
Testimoni Die Hard Fans Chrisye Sebelum Jadi Gubernur Jakarta 2025-2030
Dalam Politik Ada Bung Karno, Dalam Musik Ada Chrisye!

Testimoni Die Hard Fans Chrisye Sebelum Jadi Gubernur Jakarta 2025-2030

Saya penggemar berat Chrisye Kalau boleh jujur, ketika ia meninggal pada 30 Maret 2007, saya menangis hampir seharian. Mungkin, banyak orang tidak tahu saya penggemar fanatiknya. Saya jarang tampil di publik untuk memperlihatkan itu. Saya tipe pengagum karya, tanpa harus menempel pada idolanya.

Saya memiliki semua album Chrisye. Saya juga datang ke konsernya, terutama Badai Pasti Berlalu dan Dekade. Saya menyukai hampir semua lagu yang dinyanyikannya. "Andai Aku Bisa" dan "Malam Pertama adalah lagu yang biasa saya senandungkan. Saat berbulan madu dengan isteri ke New Zealand, lagu "Malam Pertama" lah yang kami putar pertama kali di pagi hari. Lagu itu sesuatu banget untuk orang yang baru menikah. Hahaha..

Perkenalan saya dengan Chrisye berlangsung cukup lama. Sejak pertengahan 70-an, saat ia berkesenian di Jalan Sriwijaya Raya No 26, tempat Mas Guruh Soekarnoputra. Chrisye itu sosok yang humble, bersahaja dan apa adanya. Cara potong rambut dan berpakaiannya tidak macam-macam. Dia hanya memakai baju warna hitam dan putih. Saya dengar dari cerita Guruh, Eros dan lain-lain, Chrisye belajar musik secara autodidak. la tidak bisa membuat partitur juga tidak mengusai not balok. Namun begitu, menurut Eros Djarot, jika Chrisye disodorkan sebuah lagu baru, dengan cepat dia akan menangkapnya. Dan serta merta lagu itu menjadi 'milik' Chrisye, tidak lagi sebagai lagu Eros.

Dengar album Badai Pasti Berlalu. Begitu dinyanyikan Chrisye, menjadi sangat Chrisye. Milik Chrisye! Termasuk lagu Anak Jalanan ciptaan Mas Guruh.

Dalam perkembangannya, saya lihat Chrisye menjadi satu- satunya penyanyi di negeri ini yang bisa melakukan lintas batas penggemar. la bisa diterima di segala lapisan umur, agama dan jenis musik berbeda. Bahkan penggemar dangdut pun menyukai Chrisye. Mereka datang dari daerah perkotaan juga pedesaan. Kelebihan inilah yang tak dimiliki penyanyi lain. Saya belum menemukan penyanyi di Indonesia yang melintas batas seperti Chrisye.


Maaf, bukan karena saya terlalu fanatik dengan Chrisye. Jika kita lihat Afgan yang sedang populer dan jadi kegemaran ibu-ibu, misalnya, dia hanya kuat di satu segmentasi itu. Sementara penggemar Chrisye, range usia luas dan beragam. Ibu saya yang berusia 76 tahun pun suka dia. Di kategori penyanyi wanita, mungkin ada Vina Panduwinata. Tetapi kalau boleh jujur, ia akan melegenda seperti Chrisye.

Kelebihan Chrisye bukan karena tampilan maupun cara berpakaian, tetapi karena kekuatan musikalitasnya. Begitu orang mendengar lagu Chrisye, meskipun dengan posisi mata terpejam, orang segera mengenali suara Chrisye. Mereka pun akan meleleh. Pun ketika Chrisye menyanyi lagu berirama cepat seperti "Anak Jalanan", saat dia bernyanyi tanpa gaya, kita tetap bisa terima. Karena kita terpukau pada kekuatan vokalnya yang luar biasa.

Saya belum melihat ada yang bisa menggantikan posisi Chrisye. Memang, banyak penyanyi bersuara lebih bagus, mencoba membawakan lagu yang pernah dipopulerkan Chrisye. Tetapi cara nyanyi mereka berbeda. Sandy Sondoro, misalnya. la punya kekuatan vokal luar biasa. Namun, roh lagu "Anak Jalanan" versi Sandy tidak sekuat Chrisye. Nyawa lagu itu tetap melekat ada pada Chrisye.

Menurut saya, salah satu legenda musik Indonesia yang lengkap, bisa menyanyi, punya musikalitas, aransemen dan liriknya bagus... Ya hanya Chrisye! Jadi, boleh dibilang, jika dalam politik mungkin ada Bung Karno, orang yang dilahirkan hanya satu kali, nah dalam musik mungkin ada Chrisye. Namun, saya pribadi ber- harap one day, akan ada orang yang dilahirkan seperti Chrisye.

Chrisye itu tidak punya keinginan macam- macam. Dia, juga tidak punya keinginan terjun ke politik. Dia hanya ingin jadi seniman, sebagai singer. Cerita kehidupan pribadinya pun nyaris lurus. Mungkin, karena itu tak ada berita negarif tentang dirinya. Walaupun, Chrisye juga bukan manusia sempurna. Di samping itu, mungkin karena Chrisye, Mbak Yanti dan anak-anak tidak punya problem yang katakanlah bisa menjadi sensasi media.

Sebagai tokoh melegenda, Chrisye bisa tampil apa adanya. Jika dalam sebuah forum, dia tidak mau ngomong, dia akan diam. Padahal, seorang legend, dalam forum apapun harus ngomong. Peristiwa ini saya simak dalam sebuah diskusi lukisan di tempat Mas Guruh. Saya tahu, sebagai penyanyi dan seniman Chrisye paham dengan tema diskusi kami. Namun dia memilih tidak bicara. Sebagai seniman, dia tidak sok tahu dalam memberi komentar. Itu membuat saya terkesan. Chrisye tidak membangun dirinya dengan persepsi, yang menurut kata orang sekarang, dengan pencitraan yang di-packaging.

Sebagai legenda musik Indonesia, Almarhum Chrisye pantas punya museum. Seperti di dunia seni lukis ada museum Antonio Blanco. Museum bisa digunakan untuk menyimpan semua koleksi karyanya, bahkan juga sketsa. Saya sempat memiliki satu sketsa tangannya yang ditulis di atas kertas bertuliskan not angka. Jika ide pendirian museum itu muncul, akan banyak orang terlibat. Saya yakin, banyak die-hard fan Chrisye yang tak pernah terpublikasikan bersedia membantu.

°Dari buku Chrisye
Kesan di mata media,sahabat dan fans.

Oleh:
Ferry Mursyidan Baldan, Nini Sunny Dudut Suhendra Putra dan Muller Mulyadi
Diubah oleh firman2030 11-01-2025 09:06
0
32
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan