JAKARTA, investor.id – Indonesia akan memiliki fasilitas Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara. Fasilitas pengolahan sampah tersebut akan mengurangi beban dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Fasilitas ini akan menjadi RDF terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan sampah hingga 2.500 ton per hari. Kapasitas itu melampaui yang ada di Tel Aviv, Israel, yang saat ini memegang rekor dengan kapasitas 1.500 ton per hari.

RDF Rorotan dibangun atas kerja sama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta sejak Maret 2024. Hingga kini, proyek tersebut telah mencapai progres konstruksi sebesar 94,88% dan dijadwalkan beroperasi penuh pada Februari 2025.

Proyek itu dirancang untuk mengolah sampah domestik dari 16 kecamatan di Jakarta, mengurangi beban TPST Bantargebang, sekaligus menghasilkan bahan bakar alternatif yang setara dengan fungsi batu bara. RDF yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan energi industri pabrik dan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

RDF Rorotan memiliki kapasitas pengolahan sampah 2.500 ton per hari dan akan menghasilkan 875 ton RDF setiap harinya. Fasilitas ini diproyeksikan mampu mengurangi 30% volume sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang.

Pembangunan fasilitas ini merupakan solusi atas lonjakan volume sampah Jakarta yang mencapai lebih dari 7.500 ton per hari, sementara TPST Bantargebang hampir mencapai kapasitas maksimum dengan ketinggian landfill mencapai 60 meter.

Dengan fasilitas ini, Pemprov DKI Jakarta menargetkan pengurangan sampah sebesar 2.750 ton per hari, sesuai dengan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023–2026.

investor.id