

TS
gitalubis
Review Buku Hujan Karya Tere Liye

Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Cover: Orkha Creative
Isi: 320 hal
Ukuran: 14x20
ISBN: 9786239987879
Di tahun 2050, tepatnya 8 tahun sebelum itu ....
Sebuah gunung meletus, menghancurkan sebuah keindahan tempat, memakan jutaan korban manusia. Mereka yang selamat adalah keajaiban.
Lail & Esok, mereka berhasil keluar dari kereta bawah tanah, sebelum akhirnya terowongan itu tertutup. Menyaksikan sanak saudara yang sudah tertimbun reruntuhan, amatlah menyesakkan.
Ditemani Esok, Lail kembali ke rumah, berharap masih ada yang tersisa. Namun, sayangnya itu telah menjadi puing-puing. Pupus harapan Lail ditambah fakta bahwa ayahnya juga tak selamat.
Bersamanya, Esok menyaksikan dengan pilu. Remaja lelaki itu pun merasakan hal yang sama.
Orang-orang yg selamat dievakuasi ke tenda. Sejak saat itu, mereka menjadi dekat. Saling merangkul & menguatkan.
Beberapa tahun setelahnya, bumi berangsur pulih, kehidupan semakin canggih dan jauh lebih baik. Esok & Lail tak lagi tinggal di pengungsian. Esok bersama ayah angkatnya sedangkan Lail di panti.
Tapi keduanya masih saling terikat, entah itu sayang atau cinta. Hingga pada tahun 2050, peristiwa besar terjadi karena kerakusan manusia.
Lagi-lagi, banyak manusia yg akan menjadi korban, termasuk Lail. Karena, banyaknya luka yg dialami wanita itu, membuatnya ingin melupakan bagian-bagian penting dihidupnya, salah duanya hujan dan juga Esok.
Lalu, bagaimana akhirnya?
Selamat membacanya
_______
Sudah tidak diragukan lagi, penulis memang keren. Setiap bab dari kisahnya sukses memainkan perasaan pembaca. Pilu, sendu, bahagia, nyesek.
Tapi sedikit gemas sama Lail, kenapa sih dia tidak pernah menghubungi Esok, padahal rindunya sudah besar. Gemas aja liat mereka berdua. Bayanginn di zaman modern, tu hp cuma dipakai 3x untuk saling berkomunikasi selama itu. Karena di sini banyak menyorot tentang Lail, jadinya hanya bisa gemes ke Lail kalau tentang itu.
Untuk fisik buku, kertas yang dipakai lumayan tebal jika dibandingkan dengan buku pada umumnya. Font tulisan yang besar, membuat mata tidak mudah lelah. Layoutnya juga sederhana tapi tetap wah. Intinya, secara keseluruhan saya suka dengan buku ini, baik secara internal maupun eksternal
Sebuah gunung meletus, menghancurkan sebuah keindahan tempat, memakan jutaan korban manusia. Mereka yang selamat adalah keajaiban.
Lail & Esok, mereka berhasil keluar dari kereta bawah tanah, sebelum akhirnya terowongan itu tertutup. Menyaksikan sanak saudara yang sudah tertimbun reruntuhan, amatlah menyesakkan.
Ditemani Esok, Lail kembali ke rumah, berharap masih ada yang tersisa. Namun, sayangnya itu telah menjadi puing-puing. Pupus harapan Lail ditambah fakta bahwa ayahnya juga tak selamat.
Bersamanya, Esok menyaksikan dengan pilu. Remaja lelaki itu pun merasakan hal yang sama.
Orang-orang yg selamat dievakuasi ke tenda. Sejak saat itu, mereka menjadi dekat. Saling merangkul & menguatkan.
Beberapa tahun setelahnya, bumi berangsur pulih, kehidupan semakin canggih dan jauh lebih baik. Esok & Lail tak lagi tinggal di pengungsian. Esok bersama ayah angkatnya sedangkan Lail di panti.
Tapi keduanya masih saling terikat, entah itu sayang atau cinta. Hingga pada tahun 2050, peristiwa besar terjadi karena kerakusan manusia.
Lagi-lagi, banyak manusia yg akan menjadi korban, termasuk Lail. Karena, banyaknya luka yg dialami wanita itu, membuatnya ingin melupakan bagian-bagian penting dihidupnya, salah duanya hujan dan juga Esok.
Lalu, bagaimana akhirnya?
Selamat membacanya

_______
Sudah tidak diragukan lagi, penulis memang keren. Setiap bab dari kisahnya sukses memainkan perasaan pembaca. Pilu, sendu, bahagia, nyesek.
Tapi sedikit gemas sama Lail, kenapa sih dia tidak pernah menghubungi Esok, padahal rindunya sudah besar. Gemas aja liat mereka berdua. Bayanginn di zaman modern, tu hp cuma dipakai 3x untuk saling berkomunikasi selama itu. Karena di sini banyak menyorot tentang Lail, jadinya hanya bisa gemes ke Lail kalau tentang itu.
Untuk fisik buku, kertas yang dipakai lumayan tebal jika dibandingkan dengan buku pada umumnya. Font tulisan yang besar, membuat mata tidak mudah lelah. Layoutnya juga sederhana tapi tetap wah. Intinya, secara keseluruhan saya suka dengan buku ini, baik secara internal maupun eksternal
Sekian thread review kali ini, sampai ketemu di review buku yang lain.
Terima kasih sudah mampir.
Narasi: pribadi @gitalubis
Sumber: Hujan
Terima kasih sudah mampir.
Narasi: pribadi @gitalubis
Sumber: Hujan






mukagedek dan 3 lainnya memberi reputasi
4
464
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan