Kaskus

Hobby

herlynaputri27Avatar border
TS
herlynaputri27
TOPENG DALANG KLATEN, WARISAN BUDAYA TAK BENDA YANG TELAH MENGALAMI “MATI SURI”
   

TOPENG DALANG KLATEN, WARISAN BUDAYA TAK BENDA YANG TELAH MENGALAMI “MATI SURI”

gambar topeng tokoh "Klana"





Kabupaten Klatenterletak pada dua bentangan kebudayaan yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Kabupaten Klaten menyimpan berbagai potensi seni Pertunjukan yang masih eksis dalam komunitasnya, salah satunya adalah seni pertunjukkan topeng yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas dalang. Seni pertunjukan topeng Klaten dikenal dengan topeng Klaten dikenal dengan topeng dalang atau bisa disebut dengan Wayang Topeng.

Topeng dalang Klatenmerupakan salah satu kesenian asli dari kabupaten Klaten. Topeng dalang Klaten ini telah diwariskan secara turun temurun hingga generasi sekarang. Topeng dalang awalnya merupakan tari yang dibawakan oleh para dalang untuk mengisi waktu senggang.

Menurut Gotekyang beredar, di kalangan para seniman di Klaten, penyebar kesenian topeng dalang Klaten adalah Ki Mloyo Kusumo, beliau merupakan abdi dalem penopeng Keraton Kasunanan Surakarta pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana ke- IX/sekitar abad ke-18. Keunikan topeng dalang Klaten adalah penari dan pengrawitnya merupakan seorang dalang.

Topeng Dalang Klaten, ada dua macam. Topeng dalangendapan, dan topeng dalang barang, atau bisa disebut juga dengan ngamen (me-ngamen).




Generasi pewaris Topeng Dalang Klaten:

1.     Ki Mloyo Kusumo

2.     Ki Tjokro Dimedjo

3.     Harjo Martono

4.     Ki Tukas Gondo Sukasno

5.     Ki Joko Santoso

 

Pada 1952berdiri paguyuban yang bernama Magada, yang diketuai oleh Ki Tukas Gondo sukasno, paguyuban tersebut berisaikan para dalang dalang muda di Klaten yang bertujuan untuk melestarikan topeng dalang Klaten, seiring berjalannya waktu pada tahun 2003 sepeninggalan Ki Tukas Gondo Sukasno ketua paguyuban Magada.

Paguyuban Magadakian menyurut karena ditinggalkan sosok empu dalang dan penopeng kesenian topeng dalang Klaten, hingga pada tahun 2010 Sanggar Magada digerakkan kembali oleh Ki Surono yang hanya sempat bertahan beberapa tahun saja. Yang kemudian bisa dikatakan "mati suri" dikarenakan, ada pelakunya tetapi tidak ada pementasannya.

-“harapannya hanya bisa melestarikan saja, karena unutuk sekarang, sulit menerima Job” kata pakJoko Sabeyan salah satu pewaris kesenian topeng dalang Klaten.

Namun, pada saat ini sanggar Magada sendiri bisa terbilang sudah mengalami masa kejayaan, karena pada Agustus 2024silam, topeng dalang Klaten sudah resmi dianggap sebagai warisan budaya tak benda oleh Dinas Kebudayaan Klaten.

 
 






Identitas Penulis:
Nama: Herlyna Eka Putri
NIM: 241481002
Prodi Film Dan televisi

Institut Seni Indonesia Surakarta

sviabellaAvatar border
sviabella memberi reputasi
1
773
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan