- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TNI diduga larang warga Mimin pulang kampung


TS
mabdulkarim
TNI diduga larang warga Mimin pulang kampung

Syam Terrajana
Last updated: December 31, 2024 2:57 pm
Penulis: Theo Kelen
Editor: Syam Terrajana
Share
7 Min Read
IMG 20241230 WA0063
Jemaat GIDI di Kampung Atenar dan Kampung Alutbakon pada Rabu (25/12/2024) beribadat Natal di halama rumah. Gereja mereka Gereja GIDI Efesus Sape di Kampung Mimin tidak bisa digunakan karena dijadikan TNI sebagai pos aparat keamanan. - Jubi/Dok. Paroki Gereja Katolik Roh Kudus Mabilabol Oksibil
SHARE
Jayapura, Jubi – Tentara Nasional Indonesia atau TNI diduga melarang warga Kampung Mimin, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang yang dalam situasi mengungsi, kembali ke kampung halamannya. Warga meminta agar tentara keluar dari kampung halaman mereka.
Hal itu disampaikan Vikaris Paroki Gereja Katolik Roh Kudus Mabilabol Oksibil Pastor Kletus Togodli Pr, pada Senin (30/12/2024). “[Warga] Kampung Mimin [kembali dari pengungsian] tidak bisa masuk [ke kampung mereka],” kata Togodli.
Togodli mengatakan warga Kampung Mimin sempat mengungsi, karena takut dengan kehadiran TNI pada akhir November 2024. Togodli mengatakan warga kampung lain yang ikut mengungsi saat itu dari Kampung Oksop, Kampung Atenar, Kampung Oktumi dan Kampung Alutbakon di Distrik Oksop. Mereka mengungsi ke hutan dan Oksibil ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang.
“327 warga yang mengungsi ke Oksibil sudah pulang semua. Lalu [warga] Atenar dan Alutbakon ini sebagian warga masih [mengungsi] di hutan, sebagian sudah ada di kampung. Data jumlah umat yang ada di hutan ini belum bisa pastikan karena posisi warga ini di balik gunung yang jauh-jauh semua. [Warga] Kampung Oksob dengan Oktumi aman [dan] masyarakat semua [sudah] ada di kampung,” ujarnya.
Adapun alasan TNI melarang warga Mimin kembali ke kampungnya, menurut Togodli, karena kampung tersebut diklaim masuk zona merah. “Alasan mereka, Kampung Mimin itu yang menjadi incaran mereka [ada anggota] TPNPB di kampung itu, jadi kampung itu menjadi kampung merah,” ujar Togodli kepada Jubi melalui panggilan telepon, Senin.
Togodli mengatakan saat ini warga Kampung Mimin harus menumpang tinggal di rumah kerabat mereka di Kampung Kampung Oksop, Kampung Atenar, Kampung Oktumi dan Kampung Alutbakon. Togodli mengatakan ada sekitar delapan warga Kampung Mimin memilih mengungsi ke Distrik Okbab.
“Pasukan TNI minta supaya masyarakat tidak boleh masuk di kampung Mimin. Jadi sementara [warga Mimin] ada tersebar di Kampung Alutbakon, Kampung Atenar, Kampung Oksop, dan Kampung Oktumi,” katanya.
Kepala Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Yohanes Sasaka juga mengatakan tentara melarang warga Kampung Mimin kembali ke kampung halamanya. Sasaka mengatakan telah menyampaikan persoalan ini ke Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang.
“Dengan upaya dan kerja keras pemerintah distrik bersama pemuda [berusaha] kembalikan masyarakat ke kampung. Hanya [warga Mimin] harus mengungsi ke empat kampung lainnya dan dua kepala keluarga Kampung Mimin masih di hutan. Di [Kampung Mimin] situ hanya tentara, masyarakat dilarang masuk kesana. Tempat itu adalah target [lokasi operasi TNI]. Untuk sementara masyarakat kami sudah ungsikan [warga Mimin] gabung di empat kampung lain,” kata Sasaka kepada Jubi, pada Selasa (31/12/2024).
Minta tentara ditarik dari distrik
Togodli mengatakan masyarakat meminta pemerintah pusat dan daerah untuk menarik pasukan TNI dari Distrik Oksop. Togodli mengatakan kehadiran tentara membuat warga trauma dan tidak nyaman untuk beraktivitas.
“Saya [tanggal] 24, 25, 26 Desember itu sempat saya jalan ke Kampung Atenar dan Alutbakon [untuk] kunjungi mereka. Setelah saya kunjungi, mereka [sampaikan] masih trauma karena mau aktivitas keluar cari kayu bakar, cari ubi, cari keladi [macam terus] dipantau. Harapan mereka itu mereka minta supaya pasukan yang ada di distrik bisa tarik kembali supaya mereka hidup beraktifitas seperti semula,” ujarnya.
Menurut Togodli, tentara juga melakukan pemeriksaan terhadap warga yang hendak keluar masuk Distrik Oksop. Togodli mengatakan, hingga saat ini tentara masih memakai Kantor Distrik Oksop dan Gereja GIDI Efesus Sape di Kampung Mimin sebagai pos aparat keamanan.
“Mereka [tentara] akan tahan dan tanya,” katanya.
Togodli juga mengatakan umat GIDI di Distrik Oksop terpaksa merayakan Natal di halaman rumah, karena gereja masih dijadikan pos aparat keamanan. “[Ibadah] Natal 24-25 Desember umat GIDI merayakan di halaman rumah,” ujarnya.
Togodli meminta Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang serius melihat permasalahan yang dihadapi masyarakat di Distrik Oksop. Dia meminta Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, membangun koordinasi dan komunikasi untuk menarik TNI semua yang ada di distrik Oksop.
“Agar keluarga/umat/masyarakat yang ada di distrik Oksop baik mereka yang masih di hutan [bisa kembali ke kampung] maupun mereka yang sudah di kampung bisa beraktifitas seperti biasa, merasa nyaman, aman di rumah mereka sendiri,” katanya.
Kepala Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Yohanes Sasaka juga menyampaikan agar pemerintah segera menarik tentara dari Distrik Oksop. Ia menyampaikan kehadiran sekitar 400 prajurit TNI itu membuat warga takut dan tidak nyaman beraktivitas.
“Kami pihak pemerintah distrik setempat tidak tahu [kehadiran] mereka [TNI di kampung]. Dalam situasi yang tegang [dan takut] masyarakat baik ibu-ibu hamil, anak-anak dan orangtua bahkan yang sakit [mengungsi] ke hutan. Harapan kami pemerintah Distrik dan seluruh tokoh agama, pemuda, elemen masyarakat meminta untuk segera pulangkan TNI,” ujarnya.
Sasaka meminta agar tentara ditempatkan di Oksibil ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang. Sasaka berharap pemerintah bisa menindaklanjuti permintaan warga Distrik Oksop tersebut.
“Kita berusaha komunikasi supaya pemerintah keluarkan mereka. Tidak boleh di distrik. [Tentara] cukup berada di kota Oksibil saja. Ini supaya aktifitas masyarakat kembali kondusif seperti biasanya bila mereka [TNI] masih ada tetap terganggu dan masyarakat takut. Masyarakat belum bisa adaptasi hidup berdampingan dengan TNI. Kita tunggu respons pemerintah,” katanya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan meminta Jubi menanyakan kehadiran prajurit TNI di Distrik Oksop tersebut, kepada Komandan Distrik Militer atau Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Tommy Yudistyo. “Coba konfirmasi ke Dandim setempat,” kata Candra kepada Jubi, pada Selasa (31/12/2024).
Jubi lalu menghubungi Komandan Distrik Militer atau Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Tommy Yudistyo dan Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Inf Winaryo. Namun, hingga berita ini diturunkan upaya konfirmasi Jubi belum direspons. (*)
https://jubi.id/headline/2024/tni-di...ulang-kampung/
ketakutan masyarakat akan kehadiran TNI
0
193
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan