Ada Apa Dengan Makam Nia Kurnia Sari?

Jadi, pernah denger nggak soal kisah viral Nia Kurniasari, penjual gorengan yang jadi korban pembunuhan di Padang Paraman Barat? Ceritanya cukup tragis, dia diculik dan disekap oleh pelaku, Indra Septiarman, dan akhirnya ditemukan meninggal. Nia, yang tiap hari jualan gorengan buat biaya kuliah, jadi sorotan banyak orang karena kisahnya yang penuh perjuangan. Banyak netizen yang berempati dan merasa sedih, bahkan ada yang sampai berencana untuk bikin film tentang hidupnya.

Tapi, ada juga sisi negatif dari fenomena ini. Jadi setelah kisahnya viral, muncul video di TikTok tentang orang-orang yang pergi ke makamnya Nia, bahkan banyak banget yang berziarah dengan niat mendoakan. Masalahnya, beberapa orang jadi berlebihan dalam menanggapi ini, seperti nganggap makamnya Nia itu tempat suci, seolah-olah dia seorang pahlawan besar atau tokoh agama. Padahal kan, tujuan berziarah itu seharusnya untuk mendoakan, bukan buat bikin acara besar-besaran dengan taburan bunga yang sampe numpuk 1 meter!

Ada juga yang bilang kalau makam Nia mengeluarkan aroma harum, padahal itu mungkin cuma karena bunga yang banyak banget, tapi malah disalahpahami jadi fenomena mistis atau keajaiban. Ini tuh jadi pelajaran buat kita semua supaya nggak gampang terjebak dalam hal-hal yang berlebihan, terutama yang berkaitan dengan hal spiritual. Niat berdoa itu baik, tapi jangan sampai kita berlebihan sampe malah bikin orang yang kita doakan jadi bahan ejekan.

Fenomena kayak gini juga jadi cermin tentang krisis spiritualitas di masyarakat kita. Banyak orang yang ngaku beragama, tapi nggak ngerti makna yang lebih dalam. Jadi gampang banget terpengaruh dan ikut-ikutan hal yang viral tanpa pertimbangan matang. Terus, ada juga yang berpendapat kalau kejadian ini dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, misalnya dengan bikin konten di makam atau malah menjadikan rumah korban sebagai tempat wisata.

Pokoknya, fenomena kayak gini seharusnya jadi pembelajaran buat kita semua supaya nggak berlebihan dalam menanggapi suatu kejadian. Apalagi kalau itu berkaitan dengan orang yang kita nggak kenal. Jangan sampai niat baik kita malah jadi bumerang, yang pada akhirnya merugikan orang lain, apalagi si korban yang seharusnya dihormati.

Ini semua jadi pengingat juga, kalau kita mau berempati, ya cukup dengan doa, nggak usah lebay sampai mengarah ke hal-hal yang nggak jelas atau malah keluar dari ajaran agama. Mari belajar untuk lebih bijaksana dan kritis dalam melihat fenomena seperti ini!