Kaskus

Story

avselAvatar border
TS
avsel
DO YOU UNDERWEAR?
DO YOU UNDERWEAR?

000. PROLOG

Andi adalah pria biasa dengan kehidupan yang bahkan jauh lebih biasa. Setiap hari ia bangun, bekerja, makan, tidur, dan mengulanginya tanpa adanya variasi. Namun, ada satu kebiasaan jorok yang sulit diabaikan, ia sangat tidak peduli dengan celana dalamnya. Sebagian besar sudah usang, robek di beberapa bagian, dan sering kali... Tercium aroma yang kurang sedap. Bagi Andi, itu bukan masalah besar. "Asal nyaman, beres," pikirnya.

Namun, pagi itu berbeda.

Andi bangun dengan kepala sedikit pening (efek begadang menonton film membosankan yang entah kenapa dianggapnya wajib ditonton). Setelah meregangkan tubuh, ia menggapai celana dalam favoritnya yang tergeletak di lantai. Tapi saat hendak memakainya, sesuatu yang tak terduga terjadi.

“TOLONG LEPASKAN AKU! BAU SEKALI!”

Andi tersentak. Ia hampir tersandung karpet saat menoleh ke sumber suara. "Eh?!"

Celana dalam itu bergerak. Bukan hanya bergerak, tapi juga... berbicara. Pinggirannya melengkung-lengkung, seperti mulut yang sedang marah.

"Kamu bercanda kan? Dua hari berturut-turut tanpa dicuci? Aku ini celana dalam, bukan alat penyiksaan!" bentaknya dengan suara melengking yang membuat Andi merinding.

Andi menatap benda itu dengan mulut menganga. “A-apa? Celana dalam bisa ngomong?”

"Jelas bisa! Kami semua bisa, tapi kami diam karena tahu kalian manusia terlalu egois untuk peduli! Tapi aku sudah cukup menderita! Bau kamu... oh, bau itu... tak tertahankan!"

Andi mencoba mencubit dirinya, memastikan ini bukan mimpi. Tapi celana dalam itu terus mengoceh. "Lima tahun aku melayani kamu! Dicuci setengah hati, dilipat sembarangan, dan sekarang kamu pakai aku selama dua hari tanpa istirahat. Ini penghinaan!"

“Baik, baik! Aku minta maaf!” Andi akhirnya angkat tangan, mencoba meredakan amukan celana dalamnya. “Aku janji, mulai sekarang aku akan mencuci lebih sering. Oke?”

"Terlambat!" sergahnya, pinggiran robeknya bergerak-gerak penuh drama. “Aku sudah terlalu lama bertahan. Kamu harus belajar menghargai kami, atau aku akan memulai pemberontakan!”

Andi menggaruk kepalanya. “Pemberontakan? Kamu serius?”

Celana dalam itu mengangguk, kalau itu bisa disebut anggukan. “Kami, pakaian dalam, adalah penjaga rahasia kehidupan manusia. Kami tahu segalanya—kebiasaan burukmu, perasaanmu, bahkan semua hal yang kamu coba sembunyikan. Dan sekarang, waktunya manusia tahu: kami bukan sekadar kain lusuh!”

Andi menghela napas panjang, merasa seperti sedang mendengarkan pidato seorang aktivis. “Oke, jadi... apa yang kamu mau?”

“Hormati kami,” jawabnya dengan nada penuh wibawa. “Cuci secara teratur. Jangan biarkan kami berlama-lama di lantai. Dan, demi segala yang suci, beli yang baru!”

Andi hanya bisa mengangguk, merasa aneh dengan situasi ini. “Baiklah. Deal. Tapi tolong, jangan ngomong sama celana lain soal ini, ya?”

Celana dalam itu menyipitkan... apa pun yang menyerupai matanya. “Kami tidak lupa, Andi. Kami pakaian dalam. Kami mengendus segalanya.”

Dengan perasaan campur aduk, Andi menyadari bahwa hari-hari biasa yang ia kenal mungkin sudah berakhir. Dunia sekarang adalah tempat di mana celana dalam berbicara—dan manusia belajar menghormati mereka.

Satu hal yang pasti, ia akan lebih rajin mencuci mulai hari ini. Atau mungkin... belanja beberapa yang baru.
Diubah oleh avsel 25-12-2024 17:54
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
141
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan