Kaskus

Story

salwanailah0110Avatar border
TS
salwanailah0110
Golok Ujung Turun, Warisan Para Jawara Betawi yang Kaya Akan Nilai Budaya
Tahukah Anda bahwa budaya Betawi kaya akan warisan budayanya. Salah satu dari sekian banyaknya warisan yaitu senjata tradisional yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat akan nilai budaya. Golok Ujung Turun, atau yang sering disebut Golok Jawara, adalah salah satu kekayaan budaya yang patut kita banggakan dari Betawi. Pernahkah Anda melihat langsung golok ini atau mendengar kisah keberanian para jawara Betawi yang menggunakannya?

Golok Ujung Turun lebih dari sekadar alat pertahanan diri. Dengan ujung bilah yang runcing dan ukiran indah pada gagangnya, senjata ini mencerminkan keberanian dan kehormatan pada masyarakat Betawi. Coba bayangkan, bagaimana para jawara Betawi menjadikan golok ini sebagai bagian dari identitas mereka? Menarik, bukan?

Salah satu keunikan pada Golok yaitu pemberian nama untuk golok, pemberian nama ini bukan hanya sekedar nama biasa, melainkan untuk memberikan ciri khas dan identitas pemiliknya. Misalnya, “Si Jantuk” memiliki sarung dan penutup mata golok untuk melindungi penggunanya.


Golok Ujung Turun, Warisan Para Jawara Betawi yang Kaya Akan Nilai Budaya

“Golok Ujung Turun: Warisan Budaya Betawi” Sumber: Museum Betawi, Setu Babakan


Namun, keindahan Golok Jawara tidak berhenti di situ. Ukiran pada gagang yang sering kali berbentuk binatang menyimpan makna mendalam. Golok ini memiliki ujung yang lancip, dan biasanya golok ini menggunakan wafak pada bilah serta ukuran hewan pada gagangnya, yang memberi nuansa sakral dan kuat. Warangka golok ini pun tidak kalah unik, seringkali menggunakan tanduk agar beban golok menjadi lebih ringan saat bertarung. Jika Anda memiliki kesempatan untuk memegangnya, mungkin Anda akan merasa seolah terhubung dengan sejarah panjang dan tradisi masyarakat Betawi. Apakah Anda juga tertarik untuk mengetahui lebih jauh filosofi di balik desainnya?

Jika kita melihat perkembangan zaman, senjata ini mungkin tidak lagi digunakan untuk bertarung. Namun, masih banyak beberapa masyarakat betawi yang masih menggunakan golok tersebut untuk aksesoris busana adat, penanda status sosial, bahkan aksesoris pelengkap para jawara. Menurut Anda, bagaimana cara terbaik untuk melestarikan warisan budaya seperti Golok Ujung Turun ini? Apakah dengan menjadikannya suvenir, koleksi, pelengkap aksesoris budaya, atau bahkan mengenalkan sejarahnya melalui pendidikan?

Menurut pengelola museum betawi di Setu Babakan, upaya konkret yang telah dilakukan untuk menjaga kelestarian warisan budaya Betawi adalah dengan pembentukan Kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Di dalam kawasan ini, dilaksanakan program-program pengembangan kebudayaan oleh Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi. Berupa penampilan kesenian, pelatihan seni dan budaya bagi seniman serta masyarakat umum, pameran budaya dan pemberian informasi seputar budaya Betawi yang dapat mengedukasi masyarakat.

Warisan seperti ini merupakan pengingat betapa kayanya budaya Nusantara salah satunya budaya Betawi. Jangan sampai Golok Ujung Turun hanya menjadi cerita masa lalu. Mari kita jaga dan lestarikan bersama, agar generasi mendatang tetap dapat mengenal dan bangga dengan identitas budaya kita.

Bagaimana pendapat Anda tentang Golok Ujung Turun? Yuk, bagikan pengalaman atau pandangan Anda di kolom komentar!




Salwa Nailah; Program Studi Film dan Televisi ISI Surakarta.



Diubah oleh salwanailah0110 24-12-2024 22:21
0
43
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan