Kaskus

Female

wariar17Avatar border
TS
wariar17
Menumbuhkan Keluarga yang Baik, Unggul, dan Berkualitas Menurut Al-Quran
Al-Qur’an mengistilahkan kata keluarga yang baik dengan kata ‘Dzurriyatan Thayyibah’ yang berarti keluarga yang baik, unggul, dan berkualitas. Setiap keluarga pastilah mendambakan keluarga yang Thayyibah.

Namun banyak dari mereka tidak memahami bagaimana cara membentuk keluarga yang Thayyibah. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam telah menjelaskan dengan detail mengenai hal ini. Dijelaskan dalam banyak surat. Antara lain;

Q.S. Al-Imran: 38
            Ayat ini menjelaskan tentang kisah Nabi Zakariya yang ingin sekali mempunyai anak. Namun saat itu Nabi Zakariya sudah tua, dan istrinya pun mandul. Lalu Nabi Zakariya memohon kepada Allah agar diberikan anak yang baik.
Maksudnya adalah anak yang saleh. Sungguh Allah itu Maha Mendengar Doa. Ayat ini mengajarkan kita untuk berdoa agar dikaruniai anak yang sholeh, karena hidayah datangnya dari Allah.

Q.S. Al-Furqon: 74
            Ayat ini menjelaskan tentang pilar membina keluarga yang Thayyibah. Yakni Istri-istri (pasangan), keturunan (anak), dan iman. Ketiga hal itu diperlukan dalam membina keluarga yang baik, terlebih keluarga muslim yang berlandaskan iman.

Q.S. Asy-Syu’araa: 83
            Dalam ayat ini, Nabi Ibrahim berdoa agar diberikan hikmah dan dimasukan kedalam golongan orang yang saleh. Hikmah disini berarti ilmu. Ilmu sangat diperlukan dalam segala hal, termasuk membina keluarga yang Thayyibah. Tanpa ilmu, keluarga akan jadi bodoh. Orang tua pun harus menjadi orang yang saleh, agar kelak anaknya dapat meneladani akhlak orang tuanya. Jika buruk akhlak orang tua itu, niscaya buruk pula akhlak anaknya.

Q.S. As-Shaffat: 99-102
            Ayat ini dengan sangat mendalam mengkisahkan seorang ayah dan anak yang taat terhadap semua perintah Allah. Ialah Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail. Dahulu, Nabi Ibrahim sulit sekali mendapatkan anak, lalu ia berdoa kepada Allah agar diberikan anak yang termasuk orang-orang yang sholeh.

            Lalu dikabulkanlah doa itu. Nabi diberikan seorang anak yang sholeh dan amat sabar. Hingga suatu ketika, saat Nabi Ibrahim sedang sangat sayangnya kepada sang anak, Allah memerintahkannya melalui mimpi untuk menyembelih anaknya. Nabi Ibrahim pun menceritakan tentang hal itu pada anaknya, dan Nabi Ismail meminta sang ayah untuk melakukan hal itu. Nabi Ibrahim pun dengan sabar melakukan perintah itu.

Kisah ini mengajarkan kita untuk menjadi keluarga yang selalu taat terhadap perintah Allah, kendati perintah itu amat berat. Kita harus dengan sabar membina keluarga dalam ketaatan agar menjadi keluarga yang Thayyibah.
0
738
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan