Kaskus

Entertainment

radityase09Avatar border
TS
radityase09
Sebuah Diskusi: Apakah Takdir itu Netral?
Sebuah Diskusi: Apakah Takdir itu Netral?

Saya menemukan pertanyaan menarik di Quora tentang takdir. 


Apakah takdir itu netral? Hmmmmm…. Menurut saya iya, takdir itu netral.


Saya selalu melihat bahwa takdir itu netral karena takdir datang dengan membawa pilihan pada penerimanya sebagai objek, bukan subjek. Takdir tidak peduli kita siapa, dengan latar belakang apa, jabatannya apa, apakah kita sebagai manusia atau subjek bernyawa ini hidup dengan baik atau buruk, tidak, takdir tidak peduli tentang itu semua. Takdir hadir hanya karena kita ada. Takdir tidak memilih siapa yang akan ia berikan nasib buruk, takdir hanya hadir karena kita si objek sudah berada pada lingkungan yang buruk, mereka hadir berdasarkan keadaan awal si penerimanya. Selebihnya yang terjadi itu bukan karena takdir menentukan akan terjadi demikian, tapi lebih karena akibat dari pilihan kita. 

Lalu mungkin akan ada pertanyaan, “Tapi kan takdir yang diterima si kaya dan di miskin berbeda?”Iya, jelas berbeda. “Lalu mengapa takdir bisa dikatakan netral ketika si kaya mendapat takdir yang baik sedangkan si miskin mendapatkan takdir yang buruk? Kan itu tidak adil!

Jawaban saya adalah, netral tidak sama dengan adil.

Sebuah Diskusi: Apakah Takdir itu Netral?
Justru karena si kaya tetap mendapat takdir yang baik, dan si miskin mendapat takdir yang buruk, itu menunjukkan bahwa takdir itu sangat netral? Yang tidak netral adalah ketika takdir dapat memilih, ketika takdir bersifat otonom untuk memiliki kehendak dan memberikan kemudahan bagi orang-orang pilihannya yang ia anggap baik. Takdir selalu bersifat netral, bukan adil. Itu yang harus dipisahkan, karena kedua hal ini sangat berbeda. 

Takdir hadir memberikan pilihan berdasarkan kemungkinan pilihan yang dapat muncul tergantung dari kondisi si objek, dan si objek inilah yang nantinya akan bertindak sebagai subjek dan memilih takdir apa yang ingin ia ambil berdasarkan pilihan yang ada. Yang terjadi setelah itu adalah hasil dari pilihan kita, bukan pilihan takdir. Karena manusialah yang punya otonom untuk menentukan takdirnya sendiri. 

Kesimpulannya, menurut saya, Tuhan memberikan takdir itu tidak dalam bentuk yang sangat mengikat, yang membuat manusia bergerak seperti robot, karena semua sudah ditentukan oleh Tuhan. Tidak seperti itu. Kalau yang saya pahami, takdir itu seperti membaca novel Goosebumps, dimana kita dipaksa untuk memilih dari berbagai pilihan yang ada berdasarkan kondisi kita waktu itu, yang mana pilihan kita akan menghadapkan kita pada pilihan-pilihan lain di masa depan. Sehingga apa yang terjadi pada kita, walaupun sedikitnya dipengaruhi oleh takdir, lebih banyak merupakan akibat dan hasil dari pilihan kita sendiri. Memang ada takdir yang sudah menjadi ketentuan tetap oleh Tuhan, atau dalam agama Islam disebut Qada, sebuah ketentuan yang tidak akan bisa dirubah oleh makhluknya, seperti kelahiran, kematian, maupun ciri fisik yang melekat pada diri kita ketika kita lahir. Tapi apa yang terjadi pada kehidupan kita adalah Qadar, sesuatu takdir yang bisa kita ubah berdasarkan tergantung dari kekuatan dan kemauan kita untuk merubahnya.    

Tulisan ini murni opini dari saya, jadi kalau ada yang punya pendapat berbeda atau ingin berdiskusi juga, saya persilahkan. Hahaha…



Diubah oleh radityase09 19-12-2024 17:13
0
194
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan