- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Investasi Rp 3,3 Triliun, Pabrik AC Berskala Penuh di Indonesia Mulai Berproduksi


TS
seher.kena
Investasi Rp 3,3 Triliun, Pabrik AC Berskala Penuh di Indonesia Mulai Berproduksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrik air conditioner (AC) skala penuh (full-scale) pertama di Indonesia, PT Daikin Industries Indonesia (DIID), mulai berproduksi pada Desember 2024 ini.
Nilai investasi pembangunan pabrik AC tersebut mencapai Rp 3,3 triliun dengan kapasitas produksi diperkirakan sebesar 1,5 juta set pendingin ruangan per tahun.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengapresiasi pendirian pabrik yang berada di Greendland International Industrial Center, Cikarang itu.
"AC merupakan salah satu jenis produk household dengan impor tinggi. Namun, saat ini, telah mampu diproduksi secara lokal oleh PT Daikin Industries Indonesia," ujar Faisol dilansir dari siaran pers Kemenperin, Jumat (13/12/2034).
"Kami mengapresiasi pembangunan pabrik AC skala penuh pertama di Indonesia oleh DAIKIN, yang seluruh proses mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk siap jual dilakukan di dalam negeri,” tuturnya.
Pada Kamis (12/12/2024), Faisol berkunjung ke PT DIID. Dari kunjungan itu, dia mendapat penjelasan bahwa DAIKIN mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.600 – 2.500 orang.
Faisol juga menyebut, nilai investasi DAIKIN ini merupakan salah satu investasi terbesar di sektor elektronika.
Ia menilai, investasi ini merupakan keputusan yang tepat bagi DAIKIN sebagai brand besar asal Jepang dengan predikat market leader pasar AC di Indonesia untuk berinvestasi di dalam negeri.
Kemenperin pun mendorong agar brand besar lainnya dapat mengikuti gerakan DAIKIN untuk segera memiliki fasilitas produksi di Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor.
Wamenperin Faisol pun berpesan agar ke depannya DAIKIN juga bisa memproduksi komponen AC yang produsennya masih belum ada di Indonesia. Misalnya kompresor untuk AC.
"Saya mendorong agar DAIKIN dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan komponen AC, terutama yang belum diproduksi di dalam negeri sehingga tidak terlalu bergantung pada komponen impor,” tambah Faisol.
Presiden Direktur DIID Khamhaeng Boonthavee menyampaikan, sebagai pabrik AC skala penuh pertama, seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan dan pengolahan bahan baku hingga produk siap jual, dilakukan di Indonesia.
Namun, setiap tahap tersebut akan diawasi dan dijalankan sesuai dengan standar DAIKIN Global di Jepang.
"Untuk memastikan kualitas terbaik yang memenuhi kebutuhan konsumen kami di Indonesia,” kata Khamhaeng.
Sementara itu, Direktur DIID Budi Mulia mengatakan, fasilitas produksi DAIKIN yang berdiri di atas lahan seluas 20 hektar telah memenuhi berbagai persyaratan.
Misalnya, syarat pemenuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), standar nasional Indonesia (SNI), dan sertifikat hemat energi (SHE).
"Dengan komitmen DAIKIN pada program TKDN, dengan keberadaan pabrik ini, kami menetapkan target untuk mencapai tingkat TKDN hingga lebih dari 40% di tahun 2025 nanti,” ujar Budi Mulia.
Ia menjelaskan, saat ini pabrik sudah memulai produksi massal dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 1,5 juta unit AC rumah tangga saat beroperasi penuh.
Budi berharap DIID bisa segera memperkenalkan AC DAIKIN buatan Indonesia bagi masyarakat luas pada pertengahan tahun 2025 nanti.
Berdasarkan data pemerintah, neraca perdagangan industri elektronika masih menunjukkan angka negatif, yang artinya, impornya masih mendominasi.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Produk household, termasuk di dalamnya AC, berkontribusi terhadap impor sebesar 1,8 miliar dollar AS atau sekitar 6 persen dari total impor elektronik.
Pada 2023 lalu, tren permintaan untuk AC mencapai 5 juta unit selama setahun.
https://money.kompas.com/read/2024/1...ndonesia-mulai
Wajar permintaan AC terus meningkat






aldonistic dan 3 lainnya memberi reputasi
4
771
54


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan