Bejat! Seorang Ayah di Empat Lawang Rudapaksa Anaknya Sendiri selama 22 Tahun

Beranda
Komunitas
News
Citizen Journalism
Bejat! Seorang Ayah di Empat Lawang Rudapaksa Anaknya Sendiri selama 22 Tahun

amekachi

13-12-2024 11:28

Bejat! Seorang Ayah di Empat Lawang Rudapaksa Anaknya Sendiri selama 22 Tahun

Bejat! Seorang Ayah di Empat Lawang Rudapaksa Anaknya Sendiri selama 22 Tahun

Kasus pelecehan seksual di negara ini masih menjadi masalah yang serius, dengan berbagai tindakan tidak terpuji yang terjadi, mulai dari meraba bagian sensitif wanita hingga tindakan rudapaksa. Fenomena ini menunjukkan bahwa kriminalitas seksual masih marak dan memerlukan perhatian yang lebih besar dari semua pihak.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah fakta bahwa banyak pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang terdekat korban, bukan orang asing. Hal ini menambah tingkat kecemasan di masyarakat, karena kepercayaan yang seharusnya ada dalam hubungan keluarga atau lingkungan terdekat justru disalahgunakan.

Contoh yang sangat mencolok terjadi di daerah Empat Lawang, di mana baru-baru ini terungkapnya kasus seorang ayah yang telah melakukan pemerkosaan terhadap anaknya sendiri selama lebih dari dua dekade. Peristiwa tersebut sangat mengerikan dan menunjukkan betapa mendesaknya upaya untuk menangani dan mencegah tindakan keji semacam ini di masyarakat.

Quote:

SA (36) harus menanggung penderitaan yang mendalam akibat tindakan ayahnya, M (60). Selama 22 tahun terakhir, wanita tersebut menjadi korban pelampiasan nafsu yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Namun ia kemudian memberanikan diri untuk lapor polisi pada 16 Oktober 2024 lalu.

Perilaku yang sangat tidak terpuji ini telah menimbulkan dampak yang serius bagi SA. Menurut keterangan dari Kasat Reskrim Polres Empat Lawang, AKP Alpian, tindakan keji tersebut dimulai pada tahun 2002 ketika SA masih berstatus sebagai siswi kelas 1 SMP di daerah Lubuklinggau.

Akibat dari pemerkosaan yang dialaminya, SA mengalami trauma yang berkepanjangan. Kejadian tersebut tidak hanya terjadi sekali, melainkan berulang kali, menambah berat beban psikologis yang harus ditanggungnya.

Dalam kasus ini, terdapat beberapa keterangan didalamnya. Pemerkosaan yang terjadi secara berulang kali diketahui menyebabkan SA mengalami kehamilan dan melahirkan saat masih duduk di bangku kelas 2 SMA pada tahun 2006. Bayi yang dilahirkannya kemudian diadopsi oleh orang lain di Lubuklinggau.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, SA sempat menikah dengan orang yang dicintainya. Namun, pernikahan tersebut tidak bertahan lama dan akhirnya berakhir, sehingga SA kembali tinggal bersama orang tuanya.

Adapun Keluarga SA sebenarnya telah mengetahui tindakan keji yang dilakukan oleh M setelah SA hamil dan melahirkan. Namun, mereka merasa terancam untuk melapor karena pelaku mengancam akan membunuh mereka.

Semoga pelaku yang kejam ini mendapatkan hukuman yang setimpal, dan semoga kasus ini menjadi peringatan bagi kita semua bahwa kejahatan pada akhirnya akan terungkap. Kita juga perlu belajar untuk selalu waspada agar tidak menjadi korban atau pelaku pelecehan seksual.

Sumber Tulisan dan Gambar:

Kompas

detikNews