Piyu Padi Reborn Bingung, Setahun Mereka Cuma Dapat Royalti Musik Rp 125.000, Lho Kok Bisa?

Kisruh mengenai royalti musik yang melibatkan penyanyi dan pencipta lagu semakin meningkat. Hal ini menimbulkan tantangan dalam menentukan tarif royalti yang adil dan transparan bagi semua pihak yang terlibat.

Sejumlah musisi mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ketidakpastian ini, yang dapat berdampak negatif pada pendapatan mereka. Ketidakjelasan dalam sistem royalti dapat menghambat kreativitas dan motivasi para seniman untuk berkarya lebih lanjut.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), royalti didefinisikan sebagai imbalan yang dibayarkan atas penggunaan barang atau produk yang dilindungi hak paten. Berbagai tempat usaha seperti restoran, pub, bar, kafe, bistro, klub malam, dan diskotek, serta layanan seperti nada tunggu telepon, diwajibkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran royalti ini.







Di tengah perkembangan teknologi digital, para musisi Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mendapatkan hak royalti mereka. Beberapa macam semisal model bisnis streaming yang kini menjadi tren utama dalam industri musik belum sepenuhnya didukung oleh regulasi yang ada, sehingga banyak musisi yang merasakan dampak negatif dari situasi ini.

Hak atas royalti seharusnya menjadi milik setiap individu yang telah menciptakan karya, dan hal ini menjadi perhatian serius bagi beberapa musisi terkenal, seperti Ahmad Dhani, yang kerap mengangkat isu ini. Ketidakadilan dalam distribusi royalti menjadi sorotan utama yang perlu segera ditangani.

Diharapkan pemerintah dapat menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan yang dihadapi oleh para musisi, termasuk Piyu. Adanya peraturan baru yang mampu melindungi karya seni dan memberikan keadilan bagi para pencipta musik sangat diharapkan agar industri musik Indonesia dapat berkembang dengan lebih baik.


Sumber Tulisan dan Gambar:

Kompas

Sindonews