Oposisi Suriah Bergerak sangat Cepat dan Bahkan Sekarang telah Menguasai Negara, Ternyata ini Alasannya menurut Rusia!

Situasi konflik di Suriah saat ini berkembang dengan sangat cepat, terlihat dari bagaimana kelompok oposisi bersenjata berhasil merebut kendali atas berbagai kota, bahkan sampai ke ibukota, Damaskus. Pergerakan yang cepat ini cukup mengejutkan banyak pihak, mengingat oposisi merupakan kelompok milisi yang berjuang melawan tentara resmi negara, selain itu mereka pun hanya menguasai sebuah provinsi di negara tersebut.

Hal ini menjadi lebih menarik karena kemampuan oposisi untuk bergerak secepat itu tampaknya tidak mungkin. Biasanya, milisi bersenjata tidak memiliki sumber daya dan dukungan yang cukup untuk melakukan serangan yang terkoordinasi dan cepat seperti yang mereka lakukan saat ini.

Namun, penyebab utama dari situasi ini diungkapkan oleh pihak Rusia, bahwa hal tersebut merupakan keputusan dari Bashar Al-Assad sendiri, pemimpin rezim Baath Suriah yang telah digulingkan berinisiatif untuk mundur dari jabatannya dan melarikan diri dari negaranya. Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu (8/12), kepergian Assad merupakan hasil dari negosiasi antara rezimnya dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam perlawanan bersenjata.







Adapun tentang pangkalan militer Rusia di Suriah tetap dalam keadaan siaga meskipun tidak ada ancaman langsung yang mengancam para personelnya. Ini menunjukkan bahwa Rusia masih menjaga kewaspadaan dan memantau situasi di lapangan dengan cermat.

Kejadian ini menunjukkan adanya komunikasi antara Rusia dan kelompok oposisi Suriah. Hal ini bisa menjadi sinyal bahwa Rusia berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan berbagai pihak di Suriah di masa yang akan datang dengan kepemimpinan yang berbeda.

Hal ini berbanding terbalik situasinya dengan Iran di Suriah yang sangat berbeda, di mana saat ini markas-markas Iran diserang dan dirusak oleh pasukan pemberontak. Pertanyaannya adalah, apakah kelompok oposisi Suriah yang terdiri dari banyak faksi itu dapat menciptakan perdamaian di negara mereka yang penuh dengan berbagai masalah tersebut?


Sumber Tulisan dan Gambar:

antaraNews

Media Indonesia