Susahnya kehidupan dapat ditemui disekitar Anda, banyaknya tindak kekerasan rumah tangga adalah pada ketidakadaan beras di kaleng dirumah yang menyebabkan rumah tangga hancur dan istri memarahi suami karena tidak berfungsi sebagai salah seorang suami yang sejati, dan akhirnya suami marah dan memukul istri itu adalah kesalahan yang sungguh luar binasa diperbuat oleh seorang suami terhadap istri.

Banyak ditemui dilapangan yang menjadi korban adalah banyaknya perempuan di Indonesia dengan berbagai macam dan modus dari tindak kriminal seorang lelaki, baik itu didalam hubungan kekerasan rumah tangga, di dalam perkantoran, maupun dimanapun berada seorang perempuan selalu dijadikan kambing hitam dalam semua hal kaum laki-laki dan ini sudah berkembang dan belum terselesaikan sampai sekarang ini, dan terus terusan kaum perempuan menjadi faktor utama pemicu kekerasan yang dilakukan oleh semua kaum laki-laki.

Kejadian seperti ini tak luput dari berbagai sebab akibat yang awal bermula itu karena hasrat dan keinginan seorang laki-laki yang dianggap normal dan menjadi upnormal ketika lelaki itu sudah mengedepankan keegoannya, banyak hal yang di dapatkan di dalam rumah tangga kekacauan kekacauan yang di alami di dalam rumah tangga terkadang memecah piring dan gelas, memecahkan kaca-kaca hiasan di rumah hal ini sudah menjadi terobosan pelampiasan nafsu lelaki ketika naik lalu menghajarnya muka belakang tak terbayangkan sakitnya hati seorang perempuan yang diperlakukan seperti binatang oleh seorang lelaki.

Kekerasan sudah banyak dijumpai 100% ditemui dalam kasus-kasus kekerasan perempuan adalah kesalahan kaum lelaki semuanya, dan itu tidak bisa dipungkiri, misalnya seperti ini..;

Pada awal mula sebelum menikah mereka saling jatuh cinta rupanya cinta itu hanya sebatas cinta-cintaan tanpa melalui proses kematangan dalam berpikir, kebanyakan yang menikah dan kimpoi pada umur 25 mendapatkan goncangan rumah tangga yang sangat luar biasa karena mereka masih labil dan tidak bisa mengerti dan memahami arti yang sebenarnya berkeluarga, jadi hal ini telah banyak dijumpai pada kasus-kasus kekerasan rumah tangga.

Salah lelaki dimana? pada awalnya suka dan melamar menjadikan istri, setelah menjadi istri dan punya anak dalam beberapa tahun kemudian seorang lelaki sudah mulai merasakan beratnya kehidupan setelah menikah rupanya harus bekerja sekuat tenaga tanpa menyerah, karena harus mencukupi kebutuhan keluarga seperti pempers anak, susu anak, beras, sayur, ikan, bayar listrik, bayar air, dan bayar sekolah anak-anak mereka yang telah menjadi anak sekolah, hal ini jika tidak ditumpang dengan ekonomi yang baik maka sebuah keluarga akan hancur dengan sendirinya, seperti pepatah mengatakan "ASAL kimpoi PUNYA ANAK MENANGIS" begitulah sumber masalah utamanya yang ketika lelaki menghadapinya dengan jalan mencari CARA "What (Apa), Who (Siapa), When (Kapan), Why (Mengapa), Where (Di mana), How (Bagaimana)."

Setelah hal semua itu terjadi dengan tekanan yang datang dari berbagai sumber tekanan, baik itu di tempat kerja, kantor, dan usaha-usaha , ditambah lagi beban pikiran yang datang dari dalam internal rumah mempengaruhi kejiwaan seorang lelaki ketika tidak mampu mencari jalan yang baik. Lebih banyak kaum lelaki menghabiskan waktu dengan teman-teman sesamanya dan mereka pun padahal tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi antar sesama mereka dan akhirnya mereka mengarah pada hal negatif lagi seperti mabuk-mabukkan, obat-obatan terlarang, bahkan sampai pada narkoba. 

Nah hal inilah yang memicu merusak hubungan keluarga yang sangat parah dan tanpa seorang lelaki sadari, dan itu adalah totalitas kesalahan lelaki dan jujur saya penulis menyampaikan bahwa perempuan tidak bersalah walaupun apapun dalil serta alasan-alasan yang sudah banyak kaum lelaki bicarakan, soalnya para psikologis tahu bahwa seorang lelaki itu adalah ego dan ego itulah salah penempatan dan ego seorang lelaki itu akhirnya lari dan menyerang istrinya sendiri, walau apapun itu alasan-alasan yang banyak di dapat dengan berbagai macam fitnah terhadap seorang perempuan dengan pembelaan kaum laki-laki yang sudah tentu berawal dari kesalahan LIBIDO nya sendiri yang sudah tegak lurus tak mampu menahan lalu menjipratkannya kepada kaum perempuan dan hal itu sangat salah total dan hal ini banyak terjadi di Indonesia dan Luar negeri dimanapun Anda berada.

Nah itulah awal mula kesalah seorang lelaki bahwa LIBIDO tanpa mampu menahan ketegangan KEMALUAN mereka kaum lelaki sendirilah yang telah menyebabkan semua perempuan hancur di tangan laki-laki tanpa memikirkan kemanusian kaum lelaki lebih banyak berbuat tindak kekerasan terhadap kaum perempuan hanya sekedar pelampias ego lelaki, padahal lebih wajar lagi hukumannya itu di KEBIRI saja dan itu adalah untuk penebusan dosa. Jadi jika kaum perempuan melakukan kebiri terhadap lelaki jahannam itu adalah wajar dan masih bisa dimaklumi karena itu adalah bentuk penebusan dosa bagi lelaki yang sudah menyakiti bertindak kekerasan terhadap kaum perempuan dan itu di anggap SAH dalam hukum Alam.

Dari segi hukum keadilan di dunia itu dianggap salah dan merupakan kesalahan fatal yang telah memutuskan fital kaum lelaki 🤣😂 maka dari itu lebih baik memakai hukum dunia dan hukum alam supaya lebih dapat penebusan dosa-dosa atas kesalahan yang dilakukan oleh kaum laki-laki.

Ada cerita pada zaman sekarang ini misalnya Seorang Lelaki Perkasa dengan memiliki banyak Kekuasan, Harta, dan Tahta kemudian mereka memiliki pendamping hidup 1001 wanita di dekat mereka dan seluruh pendamping hidup Seorang Lelaki Perkasa itu berjumlah 1001 wanita itu telah berikrar untuk mengabdikan diri mereka pada Seorang Lelaki Perkasa tersebut dan itu adalah kejadian atau peristiwa yang berkisah berada sekarang belahan bumi ini, dimanakah keberadaan itu itu mungkin masih tidak diketahui istilah berhalelu berhalu halu imajinasi khayalan dengan perkembangan zaman karena peradaban zaman era teknologi sekarang telah mencapai titik puncaknya sebagai landasan kemajuan dunia dalam mencapai berdaya saing guna bagi kemashalatan umat manusia dan generasi bangsa-bangsa yang tersebar di seluruh dunia.


Penulis Junirullah