- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Gereja di Swiss Gunakan Yesus Bertenaga AI Melakukan Pengakuan Dosa


TS
mnotorious19150
Gereja di Swiss Gunakan Yesus Bertenaga AI Melakukan Pengakuan Dosa
Jakarta, Beritasatu.com - Gereja Saint Peter's di Lucerne, Swiss Swiss melakukan terobosan unik karena menggunakan Yesus bertenaga AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan agar jemaat terbuka saat melakukan pengakuan dosa. Upaya itu dilakukan sekaligus sebagai riset untuk mengetahui reaksi jemaat terhadap Yesus bertenaga artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Yesus bertenaga AI yang digunakan Gereja Saint Peter's sangat canggih. Yesus bertenaga AI mampu berkomunikasi dalam 100 bahasa. Jadi, jemaat dari berbagai latar belakang bisa melakukan pengakuan dosa tanpa ada hambatan bahasa.
Disebutkan The Guardian, eksperimen Yesus bertenaga AI dimulai pada Agustus 2024 sebagai bagian dari kolaborasi jangka panjang gereja dengan laboratorium riset universitas lokal mengenai realitas imersif. Sebelumnya, gereja telah melakukan berbagai eksperimen dengan teknologi realitas virtual dan augmentasi.
Setelah eksperimen tersebut, gereja memutuskan untuk menghadirkan sebuah avatar agar jemaat bisa berkomunikasi langsung. Setelah diskusi panjang, mereka memilih Yesus sebagai figur yang paling tepat untuk avatar tersebut.
Karena keterbatasan ruang, gereja mengganti posisi pendeta dengan komputer dan kabel di dalam kotak pengakuan dosa. Dengan melatih program AI menggunakan teks-teks teologi, pengunjung diundang untuk mengajukan pertanyaan kepada gambar Yesus berambut panjang yang diproyeksikan melalui layar kisi. Yesus ini merespons secara langsung dengan jawaban yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan.
Selama dua bulan eksperimen, lebih dari 1.000 orang, termasuk Muslim dan turis dari China dan Vietnam, mencoba kesempatan untuk berbicara dengan avatar Yesus tersebut. Meskipun data lengkap akan disajikan minggu depan, feedback dari lebih dari 230 pengguna menunjukkan bahwa dua pertiga dari mereka menganggap pengalaman tersebut sebagai "pengalaman spiritual".
"Jadi, bisa dikatakan mereka memiliki momen religius yang positif dengan Yesus bertenaga AI ini. Bagi saya, itu sangat mengejutkan," ujar Marco Schmid.
Namun, tidak semua tanggapan positif. Beberapa orang merasa kesulitan berbicara dengan Yesus bertenaga AI. Seorang reporter lokal yang mencoba perangkat ini menggambarkan jawaban yang diberikan terkadang dangkal, berulang, dan terdengar seperti hanya menyebut berbagai kutipan filosofis yang biasa ditemukan di buku-buku.
Eksperimen ini juga mendapat kritik dari beberapa anggota komunitas gereja. Gereja Katolik di Swiss lainnya memprotes penggunaan kotak pengakuan dosa denan Yesus AI. Sementara, Protestan keberatan dengan penggunaan citra Yesus yang kemudian diolah menjadi kecerdasan buatan.
Marco Schmid menyadari kritikan itu. Ia mengatakan penggunaan teknologi muktahir seperti AI di gereja memang sangat berisiko.Ia mengonfirmasi bahwa penerapan teknologi ini hanya sebuah upaya riset. Jadi sifatnya tidak permanen.
"Tanggung jawabnya terlalu besar jika kita menempatkan Yesus seperti itu secara permanen."
Meskipun demikian, Schmid melihat potensi besar dari ide pengunaan Yesus bertenaga AI. "Ini adalah alat yang sangat mudah dan dapat diakses untuk berbicara tentang agama, Kristen, dan iman Kristen," katanya.
beritasatu.com






outsiders1609 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
1.8K
109


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan