Sebanyak 10 oknum pesilat diamankan oleh Satreskrim Polres Tulungagung karena terlibat dalam kasus penganiayaan di dua lokasi berbeda. Aksi kekerasan ini diduga dipicu oleh fanatisme antar anggota perguruan silat. Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap beberapa pelaku yang belum tertangkap.

Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, menjelaskan bahwa penganiayaan tersebut terjadi di dua tempat berbeda, yaitu di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, dan Desa Wajak, Kecamatan Boyolangu. Kedua peristiwa ini melibatkan oknum dari perguruan silat yang berbeda.

Rincian Kasus di Dua Lokasi
Kasus pertama terjadi di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, pada 17 Oktober lalu. Dalam insiden ini, terdapat tiga korban yang dianiaya oleh enam pelaku. Empat pelaku berhasil ditangkap, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.

"Dua pelaku ditangkap saat dalam pelarian di Sidoarjo, sedangkan dua lainnya ditangkap di sekitar wilayah Gondang, Tulungagung," ujar AKBP Taat.

Kasus kedua terjadi di Desa Wajak, Kecamatan Boyolangu, pada 26 Oktober. Dalam insiden ini, terdapat delapan pelaku, enam di antaranya telah diamankan, sementara dua lainnya masih buron. Berdasarkan hasil penyelidikan, kedua kasus penganiayaan ini dilatarbelakangi sentimen antar kelompok perguruan silat.

Imbauan Kapolres untuk Menjaga Kondusivitas
Kapolres Tulungagung menegaskan bahwa aksi kekerasan seperti ini harus dihentikan. Ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

"Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh fanatisme dan konflik antar perguruan silat. Saya mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi dan menghindari tindakan melanggar hukum," jelasnya.

Pihak kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas semua pelaku yang terlibat dalam tindak pidana ini. Keamanan dan kenyamanan masyarakat akan terus menjadi prioritas utama.




Info lengkapnya DI SINI