Pajak setiap bulan Apes Rakyat bukan keplaang menggeleng katanya buat biaya negara yang seharusnya dari rakyat untuk rakyat akhirnya dikantongi pejabat untuk kemulusan kekuasaannya.

Memang berat sekali seperti itu. Mana mau investor mau inves jika korup tidak hilang! Memang susah sekali hilang karena telah mendarah daging turun temurun darah yang mengalir itu dari air mani korupsi dan anakpun yang dilahirkan mengalir hasil korupsi.

Jadi kapan habis korupsi di Indonesia itu, percayalah tidak akan habisnya sampai akhir zaman datang di akibatkan rata-rata 90% regerenasi terlahir dari mani korupsi, walaupun tidak semua itu hanya ulasan cipratan mulai tahun 1950-an sampai sekarang bagaimana?

Memang sulit hilangkan korupsi jika hukum yang diberlakukan masih bisa ditebus dengan materi, dan hal ini makin berpeluang korupsi semakin membludak dan sulit dihilangkan apalagi jika korupsi bersama-sama dan sembunyikan tangan.

Rakyat yang butuh ekonomi hanya program kepalang dan sudah seperti itu Indonesia Raya karena masih banyak kepentingan pribadi belum terpenuhi dan itu cara agar supaya dapat lagi mengumpulkan uang rakyat untuk mempergemukakan suatu kalangan dari kalangan tertentu.

Misalnya pesan barang WANI PIRO? Jangan lupa catat di kwitansi lebih banyak ya? Supaya bisa diamprah untuk kegemukakan kalangannya, sama saja habis tahun habis anggaran jadi tunggu lagi turun yang penting makan enak sesuka-suka tak peduli apa itu rintihan rakyat.

Anak-anak Indonesia menangisi buminya dikeruk dan tidak membahagiakan kesejahteraan hidup mereka kaum rakyat. Sungguh hal ini perlu diperhatikan namaun tidak ada perhatiannya. Hanya sekedar mengisi formulir dan menunghu lagi jeritan sampai satu periode.

Cukup melelahkan hidup rakyat dan rakyat tidak peduli walau rakyat tidak pernah meminta dan kebalikannya oknum pejabat yang korupsi itulah membuat program amprah dan bagi-bagi lagi bersama kalangannya. Bagaimana perasaan Anda jika Anda menjadi pejabat? Lalu aspirasi hanya isapan jempol belaka dan tak terealisasikan hingga sudah berganti presiden namun kehidupan tetap begitu-begitu terus rakyat hanya bisa berdo'a dan berusaha berjalan ditapak kakinya sendiri dalam membayar upeti.

Penulis Junirullah