- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Apocalypse World War 2: Thailand, Pro Axis namun Tidak Pernah Dihukum Keras Sekutu!


TS
amekachi
Apocalypse World War 2: Thailand, Pro Axis namun Tidak Pernah Dihukum Keras Sekutu!

Apocalypse World War 2: Thailand, Negara Pro Axis namun Tidak Pernah Dihukum Keras oleh Sekutu!
Ketika membahas tentang Thailand, kita kemungkinan menemukan sebuah keunikan tersendiri. Negara ini merupakan salah satu dari sedikit wilayah di benua Asia yang tidak pernah mengalami penjajahan oleh kekuatan asing. Hal ini menjadikan Thailand memiliki sejarah dan budaya yang sangat kaya dan berbeda dari negara-negara tetangganya.
Selama Perang Dunia Kedua, Thailand juga memiliki cerita yang menarik. Beberapa sumber menyebutkan bahwa negara ini menyatakan netral pada masa itu, sementara dalam beberapa permainan game yang mengangkat tema perang dunia kedua, Thailand dihubungkan sebagai bagian dari blok Axis, bersama dengan negara-negara seperti Spanyol dan Finlandia. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan tentang peran Thailand dalam perang tersebut bisa bervariasi.
Dengan latar belakang sejarah yang unik, Thailand memiliki banyak kisah yang menarik untuk diceritakan. Dari statusnya yang tidak pernah dijajah hingga berkecimpung dalam konflik global, semua ini memberikan gambaran yang lebih dalam tentang identitas dan perjalanan negara ini.
Quote:
Spoiler for :
Konflik pertama Thailand dengan Sekutu terjadi setelah jatuhnya Prancis pada tahun 1940 dan terbentuknya pemerintahan boneka Vichy. Thailand melihat situasi ini sebagai peluang untuk mengubah batas-batas Indochina Prancis. Ketika itu pemerintahan Vichy yang pro-Jerman menolak permintaan Thailand, pasukan Thailand melintasi perbatasan dan terlibat pertempuran dengan pasukan Prancis.
Jepang yang kemudian ikut campur dalam konflik ini, mendukung Thailand dan memanfaatkan aliansi politiknya dengan Jerman untuk memaksa Prancis Vichy menyerahkan wilayah seluas 21.000 mil persegi kepada Thailand.
Angkatan perang kekaisaran Jepang melakukan pendaratan di pantai Thailand pada tanggal 8 Desember 1941, bersamaan dengan serangan mereka di Pearl Harbor, Hawaii, yang menandai awal agresi mereka di Pasifik Selatan. Di tengah situasi ini, Phibun mengambil alih kekuasaan sebagai diktator Thailand dan menjadi alat bagi Jepang dalam menjalankan kebijakan mereka.
Sebagai respon terhadap rezim Phibun dan penduduk Jepang, muncul gerakan pro-Sekutu yang terdiri dari sekitar 90.000 gerilyawan Thailand. Mereka melawan perjuangan kekuasaan yang ada dengan melakukan berbagai aksi, seperti pengintaian untuk Sekutu, sabotase, dan berkontribusi dalam rencana menggulingkan Phibun pada tahun 1944.
Setelah perang, Amerika Serikat memandang Thailand sebagai negara yang berada di bawah pengaruh Jepang dan untuk mengumumkan perang terhadapnya. Ketika Sekutu berhasil mengalahkan Jepang pada tahun 1945, Amerika Serikat juga menghalangi upaya Inggris untuk menerapkan perdamaian yang keras dan bersifat menghukum terhadap Thailand.
Sumber Tulisan dan Gambar:
Kompas
VOI






outsiders1609 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
1.1K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan