Pada Rabu malam (30/10/1024) galangan kapal selam nuklir milik BAE Systems di Inggris terbakar, sejauh ini belum diketahui apa yang memicu kebakaran. Kebakaran besar dilaporkan berasal dari gedung Devonshire Dock Hall (DDH), di kompleks BAE Systems di Barrow-in-Furness, timur laut Inggris.

Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan api pmenjulang ke langit dan asap mengepul di atas gedung DDH, salah satu gedung terbesar di Eropa. Syukurnya tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian tersebut, para pekerja pun sudah dievakuasi. Pihak BAE System juga mengkonfirmasi proses pembangunan kapal selam tidak terganggu akibat kebakaran tersebut.

Polisi mengatakan tidak ada risiko radiasi yang terkait dengan kebakaran tersebut. Namun, polisi kemudian mengatakan bahwa, penduduk sekitar harus menutup pintu dan jendela. Karena risiko masuknya partikel ke dalam rumah, terutama dari partikel logam dan bahan konstruksi lainnya yang terbakar.



Menurut laporan The War Zone, pada saat insiden kebakaran, kapal selam serang bertenaga nuklir (SSN) HMS Agincourt berada di gedung DDH, tempat kapal tersebut diselesaikan sebagai kapal terakhir dari Kelas Astute yang berjumlah tujuh unit. Sementara pada bulan September lalu, SSN Kelas Astute keenam bernama HMS Agamemnon telah resmi diluncurkan. Belum jelas bagaimana nasib HMS Agincourt, apakah kapal selam ini mengalami kerusakan akibat kebakaran tersebut ? Kapal selam ini diperkirakan rampung dibuat pada tahun 2026.

Selain Kelas Astute selesai dibangun, galangan kapal BAE Systems akan membuat kapal selam rudal balistik nuklir yang bernama Kelas Dreadnought. Setelah kapal selam serang Kelas Astute selesai dibangun, gedung DDH akan menjadi pusat produksi untuk SSBN Kelas Dreadnought. Kelas Dreadnought dijadwalkan mulai beroperasi pada awal tahun 2030-an dengan total biaya sekitar US$43 miliar atau sekitar Rp 674 triliun.

Kapal selam baru ini dilengkapi dengan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) Trident, Dreadnought akan menggantikan sejumlah SSBN Kelas Vanguard yang saat ini digunakan oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Sebagai tambahan bagi Agan, gedung yang terbakar kelak juga akan dijadikan tempat membangun kapal selam nuklir AUKUS untuk Inggris dan Australia. Kapal selam pertama rencananya akan dikirim ke Negeri Kanguru pada tahun 2040.



Sebagai tambahan informasi bagi Agan, bangunan DDH yang terbakar punya tinggi 53 meter dan memiliki dimensi kerja internal 259 meter kali 57 meter, menyediakan luas total 250.000 meter persegi. Dibangun pada paruh pertama tahun 1980-an, gedung ini menyediakan lingkungan kerja yang sepenuhnya terlindungi untuk konstruksi kapal selam nuklir, tanpa memerlukan jalan masuk, dan juga menjaga aktivitas konstruksi yang sensitif tetap tersembunyi dari satelit pengumpul intelijen.

Baru bulan lalu, rencana diajukan untuk pengembangan lebih lanjut di lokasi tersebut, dengan fasilitas baru yang akan dibangun yang akan berfungsi sebagai fasilitas perlengkapan pra-pengecatan.



Di sisi lain, baru-baru ini telah terjadi lonjakan laporan sabotase di berbagai instalasi militer dan pertahanan di seluruh Eropa. Beberapa di antaranya telah dipastikan sebagai tindakan yang disengaja. Pada bulan April 2024, salah satu pangkalan udara paling strategis di Norwegia mengalami putusnya kabel komunikasi penting, kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa hal ini disengaja.

Pada awal 2024, dua orang warga negara dari Jerman dan Rusia ditangkap karena mencoba melakukan aksi pengeboman terhadap fasilitas militer AS di Jerman. Menggarisbawahi betapa semakin meningkatnya ancaman sabotase.

Kebakaran galangan kapal selam nuklir di Britania Raya merupakan pengingat nyata akan potensi kerentanan infrastruktur militer kritis, yang semakin relevan saat NATO mempersiapkan diri menghadapi apa yang diperkirakan akan menjadi kampanye sabotase yang meluas di seluruh Eropa, gelombang baru perang hybrid yang diduga telah dimulai oleh Rusia.







Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera