Pada 17 Oktober 2024 lalu menjadi hari bersejarah bagi Black Hawk, pasalnya helikopter itu merayakan 50 tahun penerbangan perdananya. Sebagai pengingat bagi Agan, Black Hawk terbang perdana pada 17 Oktober 1974. Black Hawk lahir sebagai helikopter angkut serba guna untuk menggantikan UH-1 Iroquois. Pada akhir 1960-an, US Army akhirnya meluncurkan program Utility Tactical Transport Aircraft System (UTTAS).

Seperti biasa, jika milter AS menginginkan mainan baru, persyaratannya pasti banyak dan terkadang terdengar berlebihan. Melalui program UTTAS, US Army inginkan helikopter yang memiliki peningkatan kinerja, kemampuan bertahan, dan mesin lebih kuat.

Persyaratan lain dalam program UTTAS adalah biaya perawatan murah, penggunaan mesin ganda, desain modular serta perlindungan kru dengan armor (opsional) dan kelengkapan kursi pasukan. Program UTTAS juga mensyaratkan helikopter baru memiliki sistem rotor utama dan ekor yang lebih tenang, kuat; dan sistem bahan bakar yang tahan benturan. Helikopter yang dimaksud juga harus dapat diangkut oleh pesawat C-130 Hercules.

US Army lalu merilis UTTAS request for proposals (RFP) pada Januari 1972. Sikorsky dan Boeing-Vertol ikut serta dalam program tersebut, Sikorsky membuat prototype YUH-60A, sementara Boeing-Vertol membuat prototype YUH-61A. Masing-masing membuat 2 prototype. Pada akhirnya YUH-60A menang dalam uji terbang kompetitif melawan YUH-61A, dengan pemilihan pemenang dilakukan pada tahun 1976. Pengiriman model produksi pertama UH-60A dimulai pada Oktober 1978, dan helikopter tersebut memasuki layanan garis depan pada tahun berikutnya.



Nama Black Hawkdiambil berdasarkan suku asli Amerika Utara. “Black Hawk” sendiri adalah nama seorang pemimpin dari suku Sauk yang berperang melawan AS dalam Perang 1812. Pendahulu UH-60 diberi nama UH-1 Iroquois dan Bell H-13 Sioux. Yang juga merupakan suku asli Amerika Utara.

Daya tahan tentu merupakan deskripsi yang tepat untuk Black Hawk. Memasuki tahun ke-50 masa tugasnya, helikopter multi peran ini tetap menjadi tulang punggung armada Angkatan Darat AS, dengan 2.135 UH-60 yang masih bertugas, menurut data Sikorsky.

Helikopter ini bisa mengangkut 11 pasukan bersenjata lengkap atau 6 tandu, UH-60 juga bisa mengangkut kargo eskternal seberat 4,1 ton. Selain untuk US Army dan US Air Force, juga ada varian SH-60 Sea Hawk untuk US Navy. Untuk varian sipil dan ekspor, kode yang diberikan adalah S-70. Untuk tahap perakitan akhir dilakukan di Polandia oleh PZL Mielec. Sementara untuk helikopter produksi terbaru yang telah ditingkatkan diberi kode UH-60V.



Jika kita bicara soal UH-60 Black Hawk, pasti akan langsung teringat film Black Hawk Down tahun 1999, yang mengisahkan serangan operasi khusus pasukan AS yang mematikan tahun 1993 di Mogadishu, Somalia. Film yang diambil dari kisah nyata itu menceritakan dua UH-60 hilang karena tembakan musuh dan 18 personel Angkatan Darat AS gugur, termasuk beberapa pilotnya. Ini adalah film yang melambungkan nama Black Hawk, meski helikopter itu juga muncul dalam serial film lain; film Black Hawk Downmerupakan salah satu yang terbaik.

Hampir 20 tahun kemudian, pada tahun 2011, Black Hawk yang dimodifikasi secara besar-besaran untuk operasi khusus, dtugaskan untuk membawa pasukan khusus Angkatan Laut AS jauh ke Pakistan untuk serangan yang menewaskan Osama bin Laden.

Dalam operasi konvensional, tipe ini melakukan beragam misi, termasuk transportasi pasukan, pasokan logistik, evakuasi medis, dan dukungan operasi khusus, dengan total sekitar 5 juta jam terbang tempur yang telah dicatatkan.



Tahun ini, Angkatan Darat AS masih berkomitmen untuk membeli lebih banyak UH-60 dan menerbangkan helikopter tersebut selama tiga puluh tahun lagi. Namun, Angkatan Darat AS juga berupaya untuk mendapatkan penerus Black Hawk, yakni tiltrotor Bell V-280 Valor. Menawarkan jangkauan dan kecepatan yang jauh lebih baik dari Black Hawk.

Karena masih akan terbang sampai 30 tahun lagi, Sikorsky memakai mesin Turbin T901 GE Aerospace yang lebih bertenaga pada UH-60 generasi baru atau yang masih bettugas. Mesin akan menggantikan dua mesin T700 yang saat ini terpasang. Mesin baru akan memberikan jangkauan, muatan, dan kinerja yang lebih baik untuk helikopter UH-60 dan AH-64E Apache. Sikorsky berencana untuk mulai menguji mesin baru pada Black Hawk akhir tahun ini.

Selain penggantian mesin, untuk mengahdapi perkembangan era modern yang banyak memakai pesawat tak berawak (drone); Sikorsky selaku pembuat juga mengembangkan Black Hawk versi otonom yang bisa terbang tanpa pilot. Sejauh ini pengujian masih berlangsung. 50 tahun setelah penerbangan pertamanya dengan produksi mencapai lebih dari 5 ribu unit, helikopter ini seolah "enggak ada matinya", dan kemungkinan masih akan terus terbang sampai mencapai usia 80 tahun. Tentu ini sebuah pencapaian yang luar biasa bagi sebuah helikopter.







Referensi Tulisan: Flight Global
Sumber Foto: sudah tertera