Hops.ID - Nama mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan disorot karena diduga murtad setelah melakukan sebuah ritual ajaran Buddha.

Pada sebuah potongan video yang viral, ia menyinggung soal ritual agama tertentu yang tidak melakukan berdoa, sembahyang, dan pembangunan rumah ibadah.

Dirinya pun mengkaim menjadi seorang aktivitis dari agama Buddha yang membuat netizen heboh.

Pidato iini diduga bertempat di Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Indramayu, Jawa Barat saat ulang tahun ke-25 ponpes.

Dahlan Iskan membeberkan ajaran Buddha Tzu Chi yang ia pernah temui di Taiwan.

"Saya beberapa kali ke Taiwan, ke satu pantai Timur namanya Hualien, saya bertemu dengan pemimpin agama tertinggi di sana. Agama itu namanya Buddha Tzu Chi dan di sana diajarkan bahwa agama mereka ini tidak boleh mempunyai tempat ibadah. Agama ini juga melarang umatnya melakukan sembahyang apa pun. Tidak ada sembahyang, tidak ada doa, tidak ada rumah ibadah. Namanya Buddha Tzu Chi, Yang di Jakarta itu berkembang dan saya menjadi salah satu anggota aktivisnya," ungkapnya dikutip Hops.ID.

Menurut penuturannya, banyaknya pembangunan rumah ibadah disebut-sebut menjadi simbol pemasaran antaragama dan berpotensi jadi pemicu konflik baru.

"Dan mereka berprinsip bahwa jangan-jangan rumah ibadah itu menjadi satu simbol persaingan marketing antaragama, banyak-banyakan rumah ibadah, besar-besaran rumah ibadah, megah-megahan rumah ibadah.

Kalau ada masjid bagus, gereja juga bersaing harus bagus, yang lain juga harus bagus, akhirnya terjadi persaingan rumah ibadah yang mungkin ini akan menjadi sumber konflik ke depan," jelasnya.

Pernyataan dari Dahlan Iskan ini membuat ucapannya di masa lampau viral karena banyak orang meninggalkan banyak agama karena terlalu percaya pada ilmu pengetahuan.

Karena hal tersebut termasuk pada tantangan agama di masa depan.

“Sehingga bukan lagi mengatasi orang miskin, bagaimana mengatasi orang terbelakang. Tapi kelak bagaimana menjamin hidup ini bisa tentram," ungkapnya dilansir dari laman muhamaddiyah.or.id.

Seperti di sejumlah agama yang sudah jarang melakukan ritual dan pembangunan rumah ibadah.

Mereka menilai pembangunan rumah ibadah akan membuat pertengkaran makin sering terjadi.

Selain itu, ketergantungan orang pada orang lain akan mengecil lalu menghilang.

"Organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan masa depan yang lebih otonom, tentu bukan yang sentralistik lagi. Maka ada kemungkinan agar organisasi lebih fleksibel,” ungkapnya.

“Ini untuk menyikapi perkembangan yang akan datang adalah perkembangan yang semakin otonom,” tukasnya

hops.id