- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
F-22 Enggak Sendirian, Rafale India Jadi Pesawat Kedua yang Tembak Balon Udara


TS
si.matamalaikat
F-22 Enggak Sendirian, Rafale India Jadi Pesawat Kedua yang Tembak Balon Udara
Quote:
Menghadapi ancaman balon mata-mata yang diterbangkan oleh China, Angkatan Udara India kemudian menggelar latihan pada bulan September 2024. Dalam latihan itu, mereka menggunakan sebuah balon udara yang disimulasikan menjadi balon mata-mata China. Tidak disebutkan kapan tepatnya latihan itu berlangsung, tapi dalam latihan itu Rafale berhasil menembak jatuh target.
Mengutip informasi dari India Today, latihan dilakukan dibawah wilayah tanggung jawab Komando Udara Timur. Rafale milik Angkatan Udara India berhasi menembak target balon mata-mata di ketinggian sekitar 55.000 kaki (16.764 meter) di sepanjang garis depan timur India. Untuk target yang ditembak, ukurannya tidak sebesar balon mata-mata yang ditembak F-22 pada 4 Februari 2023 lalu.
Latihan ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang aktivitas pengawasan China yang menggunakan balon udara, di mana mereka telah mengirim balon mata-mata ke Amerika. Kilas balik pada 4 Februari 2023, Angkatan Udara AS menembak jatuh balon mata-mata China yang melayang di Amerika Utara selama 3 hari sebelum ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan oleh jet tempur F-22. Penampakan balon serupa berikutnya dilaporkan segera setelah insiden tersebut, meningkatkan kekhawatiran mengenai luasnya kemampuan pengawasan China.
Di India, ada laporan penampakan balon serupa di atas Kepulauan Andaman dan Nicobar. Meskipun tidak ada tindakan segera yang diambil dalam kejadian itu, karena balon tersebut akhirnya melayang setelah diamati selama tiga hingga empat hari. Para ahli meyakini balon-balon ini dilengkapi dengan semacam mekanisme kemudi, yang memungkinkannya melayang di atas area yang diinginkan untuk jangka waktu lama.
Upaya menembak balon udara pertama dilakukan Angkatan Udara Kanada pada Agustus 1998, waktu itu balon penelitian ozon melayang melintasi Kanada, melewati Samudra Atlantik, kemudian memasuki wilayah udara Inggris sebelum memasuki wilayah udara Islandia dan akhirnya melayang ke utara. Meski helium perlahan-lahan bocor, tapi balon itu tak kunjung meledak dan justru awet berada di udara
Dua CF-18 Hornet milik Kanada lalu ditugaskan untuk mencoba menembak jatuh balon memakai kanon Gatling M61A1 Vulcan, setiap pesawat membawa 578 peluru. Namun, setelah 1.000 peluru dari kanon kaliber 20 mm ditembakkan, balon itu tidak kunjung jatuh. Meski balon itu berukuran besar dengan tinggi mencapai 91 meter, pilot mengatakan sulit untuk membidik balon karena kecepatan CF-18 terlalu cepat.
Pada saat misi itu, kedua CF-18 dilengkapi rudal udara ke udara Sidewinder, tetapi pilot menahan diri untuk tidak menggunakan senjata tersebut. Karena terlalu berisiko menembak balon dengan rudal yang mahal, jika ditembak puing rudal akan menimpa rumah warga. Di sisi lain kegagalan menembak balon udara bukanlah hal yang memalukan. Akibat insiden itu, penerabangan transatlantik ditunda serta dialihkan.
Meski terdengar sepele, menembak balon udara yang ukurannya besar dan terlihat jelas ternyata bukan perkara mudah. Bahkan tembakan kanon Vulcan belum bisa membuat balon meletus. Pada kasus balon mata-mata China yang terbang di sekitar Montana. F-22 Raptor menembak balon memakai rudal AIM-9X Sidewinder. Balon berhasil dijatuhkan pada tembakan pertama.
Sebagai informasi tambahan bagi Agan, bahan material balon udara didominasi bahan non solid, yang menyulitkan proses penguncian target menggunakan radar konvensional. Lebih efektiv memakai rudal udara ke udara yang memakai sistem pemandu inframerah, karena mampu mendeteksi target berdasarkan pointing laser targetatau thermal signature.
Sebagai pengingat bagi Agan, F22 Raptor yang menembak balon mata-mata berasal dari 1st Fighter Wing yang bermarkas di Pangkalan Angkatan Udara Langley menembakkan satu rudal AIM-9X Sidewinder dan berhasil menjatuhkan balon dari ketinggian 58.000 kaki (17.678 meter). Sementara balon itu melayang setinggi 65.000 kaki (19.812 meter).
Sementara pda kasus Rafale India, tidak disebutkan rudal apa yang dipakai menembak jatuh balon. Namun, latihan yang dilakukan India menunjukkan bahwa balon mata-mata kini telah menjadi ancaman baru di era konflik modern. Sebagai negara yang terlibat konflik dengan China di dekat perbatasan, latihan menembak balon kali ini merupakan hal yang penting untuk mempersiapkan para pilot pesawat tempurnya.
Referensi Tulisan: India Today
Sumber Foto: sudah tertera
Mengutip informasi dari India Today, latihan dilakukan dibawah wilayah tanggung jawab Komando Udara Timur. Rafale milik Angkatan Udara India berhasi menembak target balon mata-mata di ketinggian sekitar 55.000 kaki (16.764 meter) di sepanjang garis depan timur India. Untuk target yang ditembak, ukurannya tidak sebesar balon mata-mata yang ditembak F-22 pada 4 Februari 2023 lalu.
Latihan ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang aktivitas pengawasan China yang menggunakan balon udara, di mana mereka telah mengirim balon mata-mata ke Amerika. Kilas balik pada 4 Februari 2023, Angkatan Udara AS menembak jatuh balon mata-mata China yang melayang di Amerika Utara selama 3 hari sebelum ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan oleh jet tempur F-22. Penampakan balon serupa berikutnya dilaporkan segera setelah insiden tersebut, meningkatkan kekhawatiran mengenai luasnya kemampuan pengawasan China.
Di India, ada laporan penampakan balon serupa di atas Kepulauan Andaman dan Nicobar. Meskipun tidak ada tindakan segera yang diambil dalam kejadian itu, karena balon tersebut akhirnya melayang setelah diamati selama tiga hingga empat hari. Para ahli meyakini balon-balon ini dilengkapi dengan semacam mekanisme kemudi, yang memungkinkannya melayang di atas area yang diinginkan untuk jangka waktu lama.
Quote:
Upaya menembak balon udara pertama dilakukan Angkatan Udara Kanada pada Agustus 1998, waktu itu balon penelitian ozon melayang melintasi Kanada, melewati Samudra Atlantik, kemudian memasuki wilayah udara Inggris sebelum memasuki wilayah udara Islandia dan akhirnya melayang ke utara. Meski helium perlahan-lahan bocor, tapi balon itu tak kunjung meledak dan justru awet berada di udara
Dua CF-18 Hornet milik Kanada lalu ditugaskan untuk mencoba menembak jatuh balon memakai kanon Gatling M61A1 Vulcan, setiap pesawat membawa 578 peluru. Namun, setelah 1.000 peluru dari kanon kaliber 20 mm ditembakkan, balon itu tidak kunjung jatuh. Meski balon itu berukuran besar dengan tinggi mencapai 91 meter, pilot mengatakan sulit untuk membidik balon karena kecepatan CF-18 terlalu cepat.
Pada saat misi itu, kedua CF-18 dilengkapi rudal udara ke udara Sidewinder, tetapi pilot menahan diri untuk tidak menggunakan senjata tersebut. Karena terlalu berisiko menembak balon dengan rudal yang mahal, jika ditembak puing rudal akan menimpa rumah warga. Di sisi lain kegagalan menembak balon udara bukanlah hal yang memalukan. Akibat insiden itu, penerabangan transatlantik ditunda serta dialihkan.
Quote:
Meski terdengar sepele, menembak balon udara yang ukurannya besar dan terlihat jelas ternyata bukan perkara mudah. Bahkan tembakan kanon Vulcan belum bisa membuat balon meletus. Pada kasus balon mata-mata China yang terbang di sekitar Montana. F-22 Raptor menembak balon memakai rudal AIM-9X Sidewinder. Balon berhasil dijatuhkan pada tembakan pertama.
Sebagai informasi tambahan bagi Agan, bahan material balon udara didominasi bahan non solid, yang menyulitkan proses penguncian target menggunakan radar konvensional. Lebih efektiv memakai rudal udara ke udara yang memakai sistem pemandu inframerah, karena mampu mendeteksi target berdasarkan pointing laser targetatau thermal signature.
Sebagai pengingat bagi Agan, F22 Raptor yang menembak balon mata-mata berasal dari 1st Fighter Wing yang bermarkas di Pangkalan Angkatan Udara Langley menembakkan satu rudal AIM-9X Sidewinder dan berhasil menjatuhkan balon dari ketinggian 58.000 kaki (17.678 meter). Sementara balon itu melayang setinggi 65.000 kaki (19.812 meter).
Sementara pda kasus Rafale India, tidak disebutkan rudal apa yang dipakai menembak jatuh balon. Namun, latihan yang dilakukan India menunjukkan bahwa balon mata-mata kini telah menjadi ancaman baru di era konflik modern. Sebagai negara yang terlibat konflik dengan China di dekat perbatasan, latihan menembak balon kali ini merupakan hal yang penting untuk mempersiapkan para pilot pesawat tempurnya.
------------------
Referensi Tulisan: India Today
Sumber Foto: sudah tertera






dodolaje dan 11 lainnya memberi reputasi
12
994
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan