Kaskus

News

yellowmarkerAvatar border
TS
yellowmarker
Bukan Pintar dan Cerdas, Ini Status Tertinggi Seorang Hamba di Mata Allah
kata Gus Baha

Diperbarui 16 Okt 2024, 11:30 WIB
Bukan Pintar dan Cerdas, Ini Status Tertinggi Seorang Hamba di Mata Allah
Gus Baha (SS: YT @ribathalbusyrowy)

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Liputan6.com, Cilacap - Menjadi orang pintar dan cerdas memang merupakan suatu kebanggaan dan tentu saja mendapatkan pujian dari masyarakat luas.

Oleh sebab hal tersebut, semua orang tentu saja menginginkan menjadi orang yang pintar dan cerdas. Tidak ada satupun manusia yang menginginkan menjadi orang bodoh

Namun, bagi orang yang tidak pintar, apalagi cerdas tak usah berkecil hati. Sebab kelebihan ini bukan hal yang utama dalam meraih cinta dan ridlo Allah SWT.

KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menegaskan bahwa pintar dan cerdas bukanlah status tertinggi seorang hamba di mata Allah. Berikut ini penjelasannya.

Allah Tidak Butuh Orang Pintar dan Cerdas

Bukan Pintar dan Cerdas, Ini Status Tertinggi Seorang Hamba di Mata Allah
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

Gus Baha menerangkan bahwa kecerdasan dan kepintaran manusia sama sekali tidak menguntungkan Allah SWT. Sebab Allah SWT sama sekali tidak membutuhkan kecerdasan dan kepintaran manusia.

“Kecerdasan kamu, pintar kamu itu tidak menguntungkan Allah SWT,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @gusbaha-n8f, Senin (14/10/2024).

“Karena Allah itu tidak butuh pintar kamu, cerdas kamu,” sambungnya.

Status Tertinggi Seorang Hamba

Bukan Pintar dan Cerdas, Ini Status Tertinggi Seorang Hamba di Mata Allah
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)

Ketika membahas orang pintar dan cerdas, Gus Baha menerangkan perihal status tertinggi seorang manusia di mata Allah SWT, yakni mereka yang selalu beribadah kepada Allah SWT.

Dengan demikian level tertinggi manusia bukanlah orang pintar atau cerdas melainkan memiliki sifat kehambaan. Jikalau pintar dan cerdas tapi tidak beribadah kepada Allah, maka kelebihannya tidak membuat seseorang tersebut mendapatkan status tertinggi dari Allah SWT.

“Allah hanya butuh mental ubudiah kamu," terangnya

“Makanya Allah mensifati nabinya hanya subhanalladzi asro biabdihi karena status tertinggi manusia adalah sifat kehambaan," pungkasnya.

Sumber

Buat apa S3

Diubah oleh yellowmarker 17-10-2024 00:02
MistaravimAvatar border
wowonwaeAvatar border
fajrenkAvatar border
fajrenk dan 3 lainnya memberi reputasi
2
379
29
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan