

TS
si.matamalaikat
Tambah Pengalaman, Ribuan Tentara Pak Kim Akan Magang di Ukraina
Quote:
Sebagai salah satu sekutu utama Rusia, Korea Utara (Korut) tak mau ketinggalan untuk membantu rekan sejawatnya itu dalam perang melawan Ukraina. Selain memberikan bantuan amunisi artileri dan rudal balistik, negara pimpinan Kim Jong un tersebut dilaporkan siap mengirim ribuan pasukannya ke wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.
Menurut laporan media Ukraina, yakni Liga.net, total 3.000 tentara Korut akan dimasukkan ke dalamBatalyon Khusus Buryat, yang diorganisasikan dalam Brigade Serangan Lintas Udara Terpisah ke-11 Angkatan Bersenjata Rusia. Laporan ini didapatkan dari salah satu sumber intelijen militer Ukraina. Pengerahan tentara Korut ke Ukraina disebabkan karena Rusia telah kehilangan personel militer dalam jumlah yang banyak saat perang memasuki tahun ketiga.
Laporan dari intelijen militer Ukraina menyebutkan, pasukan Korut akan ditempatkan di kota Sudzha yang diduduki Ukraina; dan berada di wilayah Kursk Oblast. Tetapi lokasi pasti atau waktu kedatangannya masih belum diketahui. Sebagai tambahan informasi bagi Agan, saat ini sudah ada sejumlah kecil pasukan Korea Utara di Ukraina. Mereka ditugaskan untuk membantu mengoperasikan rudal balistik KN-23 yang didonasikan Pak Kim.
Namun, sekitar 18 pasukan Korut telah meninggalkan posisinya di wilayah Kursk dan Bryansk, alasan mereka kabur masih belum diketahui. Sebagian dari mereka juga telah terbunuh akibat serangan jarak jauh Ukraina. Menurut berbagai laporan, saat ini ribuan tentara infantri Korea Utara sedang menjalani pelatihan di Rusia dan dapat dikirim ke garis depan di Ukraina pada akhir tahun.
Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membantah pengiriman tentara Korut untuk berperang di Ukraina. Sementara Presiden Ukraina Zelensky dengan tegas mengatakan adanya keterlibatan tentara Korut di perang Rusia-Ukraina.
Pada hari Senin (14/10/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan rancangan undang-undang yang meminta pengesahan kemitraan strategis antara Moskow dan Pyongyang, yang disepakati pada bulan Juni. Undang-undang tersebut menyerukan agar masing-masing pihak saling memberikan bantuan militer jika terjadi perang. Jika disetujui, kesepakatan ini akan menguntungkan Korut yang sedang kekurangan uang.
Negara ini bisa mendapat bantuan ekonomi/persenjataan dari Rusia. Selain itu, tentara Korut juga akan mendapat pengalaman tempur di palagan perang yang sesungguhnya. Sebagai gantinya Korut harus bersedia menyediakan tentara untuk berperang di Ukraina.
Menuruti Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina (GUR), Putin melakukan segala hal yang mungkin untuk menunda dan menghindari keputusan untuk melakukan gelombang mobilisasi besar-besaran baru di wilayah Federasi Rusia. Pasalnya proses mobilisasi akan mendapat penolakan keras dan menyebabkan banyak orang akan pergi dari Rusia.
Bulan lalu, komandan GUR Letnan Jenderal Kyrylo Budanov mengatakan Rusia menghadapi kekurangan pasukan. Pada musim panas 2025, mereka akan menghadapi dilema; yakni mengumumkan mobilisasi atau dengan cara tertentu perlu sedikit mengurangi intensitas serangan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.
Masalah besar dalam pengiriman pasukan Korut ini adalah bahasa, pasalnya kurang dari 1% perwira personel militer mereka yang bisa berbicara bahasa Rusia. Hal ini penting untuk dipahami guna menganalisis kemungkinan melibatkan personel militer ini dalam tindakan militer Rusia di masa mendatang.
Korea Utara sudah sering mengirim pasukan mereka ke luar negeri, terutama saat era Perang Dingin. Pada masa itu, Korut pernah mengirim satu skuadron pesawat tempur untuk mendukung sekutu komunisnya, Vietnam Utara. Negara itu juga mengirim pilot untuk menerbangkan jet tempur Mesir selama Perang Arab-Israel pada tahun 1973 dan mengirim pelatih militer untuk mendukung pasukan Iran selama Perang Iran-Irak.
Korea Utara juga pernah melancarkan kampanye militer dengan intensitas yang lebih tinggi di Angola. Sekitar 3.000 tentara Korea Utara dan 1.000 pelatih militer mendukung pasukan Angola dan Kuba bersamamelawan pasukan apartheid Afrika Selatan. Semasa Perang Dingin, Pyongyang juga memberikan bantuan militer kepada negara-negara Afrika lainnya, termasuk Mozambik dan Zimbabwe.
Pasca Perang Dingin, intervensi militer Korea Utara berkurang, tetapi pelatihan militer; termasuk melatih Hizbullah dalam membangun terowongan terus berlanjut. Di Timur Tengah, Suriah adalah teater tempat brigade Chalma dari Korea Utara bertempur atas nama Bashar al-Assad.
Tentara asing yang berperang di kubu Rusia dan Ukraina bukanlah hal baru, banyak orang dari berbagai negara telah datang untuk mendaftarkan diri menjadi bagian dari legiun asing. Atau ada juga yang menyebutnya sebagai tentara bayaran. Latar belakangnya pun bermacam-macam, ada yang dari pensiunan militer (terutama mantan pasukan khusus) atau warga sipil.
Sejauh ini belum ada mobilisasi pasukan asing dalam skala besar untuk kedua belah pihak. Meski begitu, fans boy garis keras Rusia di Indonesia sering membuat gosip yang menyebut keterlibatan pasukan NATO di Ukraina. Namun, sejauh ini belum ada buktinya. NATO dan AS hanya memberi dukungan senjata, itu pun mereka masih memberi pembatasan terhadap penggunaan senjata tersebut.
Pengiriman pasukan Korea Utara untuk membantu Rusia akan menjadi perubahan besar dalam perang kedepannya, meskipun seberapa besar pengaruhnya masih belum jelas.
Referensi Tulisan: Liga.net& The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera
Menurut laporan media Ukraina, yakni Liga.net, total 3.000 tentara Korut akan dimasukkan ke dalamBatalyon Khusus Buryat, yang diorganisasikan dalam Brigade Serangan Lintas Udara Terpisah ke-11 Angkatan Bersenjata Rusia. Laporan ini didapatkan dari salah satu sumber intelijen militer Ukraina. Pengerahan tentara Korut ke Ukraina disebabkan karena Rusia telah kehilangan personel militer dalam jumlah yang banyak saat perang memasuki tahun ketiga.
Laporan dari intelijen militer Ukraina menyebutkan, pasukan Korut akan ditempatkan di kota Sudzha yang diduduki Ukraina; dan berada di wilayah Kursk Oblast. Tetapi lokasi pasti atau waktu kedatangannya masih belum diketahui. Sebagai tambahan informasi bagi Agan, saat ini sudah ada sejumlah kecil pasukan Korea Utara di Ukraina. Mereka ditugaskan untuk membantu mengoperasikan rudal balistik KN-23 yang didonasikan Pak Kim.
Namun, sekitar 18 pasukan Korut telah meninggalkan posisinya di wilayah Kursk dan Bryansk, alasan mereka kabur masih belum diketahui. Sebagian dari mereka juga telah terbunuh akibat serangan jarak jauh Ukraina. Menurut berbagai laporan, saat ini ribuan tentara infantri Korea Utara sedang menjalani pelatihan di Rusia dan dapat dikirim ke garis depan di Ukraina pada akhir tahun.
Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah membantah pengiriman tentara Korut untuk berperang di Ukraina. Sementara Presiden Ukraina Zelensky dengan tegas mengatakan adanya keterlibatan tentara Korut di perang Rusia-Ukraina.
Quote:
Pada hari Senin (14/10/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan rancangan undang-undang yang meminta pengesahan kemitraan strategis antara Moskow dan Pyongyang, yang disepakati pada bulan Juni. Undang-undang tersebut menyerukan agar masing-masing pihak saling memberikan bantuan militer jika terjadi perang. Jika disetujui, kesepakatan ini akan menguntungkan Korut yang sedang kekurangan uang.
Negara ini bisa mendapat bantuan ekonomi/persenjataan dari Rusia. Selain itu, tentara Korut juga akan mendapat pengalaman tempur di palagan perang yang sesungguhnya. Sebagai gantinya Korut harus bersedia menyediakan tentara untuk berperang di Ukraina.
Menuruti Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina (GUR), Putin melakukan segala hal yang mungkin untuk menunda dan menghindari keputusan untuk melakukan gelombang mobilisasi besar-besaran baru di wilayah Federasi Rusia. Pasalnya proses mobilisasi akan mendapat penolakan keras dan menyebabkan banyak orang akan pergi dari Rusia.
Bulan lalu, komandan GUR Letnan Jenderal Kyrylo Budanov mengatakan Rusia menghadapi kekurangan pasukan. Pada musim panas 2025, mereka akan menghadapi dilema; yakni mengumumkan mobilisasi atau dengan cara tertentu perlu sedikit mengurangi intensitas serangan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.
Masalah besar dalam pengiriman pasukan Korut ini adalah bahasa, pasalnya kurang dari 1% perwira personel militer mereka yang bisa berbicara bahasa Rusia. Hal ini penting untuk dipahami guna menganalisis kemungkinan melibatkan personel militer ini dalam tindakan militer Rusia di masa mendatang.
Quote:
Korea Utara sudah sering mengirim pasukan mereka ke luar negeri, terutama saat era Perang Dingin. Pada masa itu, Korut pernah mengirim satu skuadron pesawat tempur untuk mendukung sekutu komunisnya, Vietnam Utara. Negara itu juga mengirim pilot untuk menerbangkan jet tempur Mesir selama Perang Arab-Israel pada tahun 1973 dan mengirim pelatih militer untuk mendukung pasukan Iran selama Perang Iran-Irak.
Korea Utara juga pernah melancarkan kampanye militer dengan intensitas yang lebih tinggi di Angola. Sekitar 3.000 tentara Korea Utara dan 1.000 pelatih militer mendukung pasukan Angola dan Kuba bersamamelawan pasukan apartheid Afrika Selatan. Semasa Perang Dingin, Pyongyang juga memberikan bantuan militer kepada negara-negara Afrika lainnya, termasuk Mozambik dan Zimbabwe.
Pasca Perang Dingin, intervensi militer Korea Utara berkurang, tetapi pelatihan militer; termasuk melatih Hizbullah dalam membangun terowongan terus berlanjut. Di Timur Tengah, Suriah adalah teater tempat brigade Chalma dari Korea Utara bertempur atas nama Bashar al-Assad.
Quote:
Tentara asing yang berperang di kubu Rusia dan Ukraina bukanlah hal baru, banyak orang dari berbagai negara telah datang untuk mendaftarkan diri menjadi bagian dari legiun asing. Atau ada juga yang menyebutnya sebagai tentara bayaran. Latar belakangnya pun bermacam-macam, ada yang dari pensiunan militer (terutama mantan pasukan khusus) atau warga sipil.
Sejauh ini belum ada mobilisasi pasukan asing dalam skala besar untuk kedua belah pihak. Meski begitu, fans boy garis keras Rusia di Indonesia sering membuat gosip yang menyebut keterlibatan pasukan NATO di Ukraina. Namun, sejauh ini belum ada buktinya. NATO dan AS hanya memberi dukungan senjata, itu pun mereka masih memberi pembatasan terhadap penggunaan senjata tersebut.
Pengiriman pasukan Korea Utara untuk membantu Rusia akan menjadi perubahan besar dalam perang kedepannya, meskipun seberapa besar pengaruhnya masih belum jelas.
----------------
Referensi Tulisan: Liga.net& The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera






dodolaje dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.5K
57


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan