Kaskus

Entertainment

jennifersanj640Avatar border
TS
jennifersanj640
Kenapa COCOMELON membuat anak menjadi Zombie?

Pernah lihat COCOMELON kan? Pasti pernah lihat pengaruhnya ke anak-anak juga kan? 
Kenapa COCOMELON membuat anak menjadi Zombie?

Jujur aku sering banget menemukan anak-anak, terutama balita yang kalau sudah nonton COCOMELON itu seperti terhipnotis dan berubah menjadi zombie. Berjam-jam menatap layar, tidak pindah tempat, bahkan pernah aku perhatikan anak tetangga yang saking fokusnya nonton COCOMELON frekuensi berkedipnya pun berkurang drastis. Jujur serem juga ya kalau dipikir-pikir. Ternyata ada beberapa hal yang menyebabkan COCOMELON itu menjadi sangat addicting buat anak-anak. 



1. Warna-warna Cerah dan Kontras Tinggi

COCOMELON menggunakan palet warna yang sangat cerah dan kontras tinggi untuk menarik perhatian anak-anak. Warna-warna yang sangat mencolok bisa indra penglihatan anak mengalami overstimulasi, sehingga anak kehilangan fokus terhadap lingkungan sekitarnya dan terpaku hanya pada layar. 



2. Gerakan Cepat pada Animasi

Banyak adegan dalam COCOMELON melibatkan animasi yang bergerak cepat atau karakter yang bergerak dalam tempo yang tinggi. Kecepatan gerakan ini, ditambah dengan perubahan visual yang cepat, bisa membuat otak anak kesulitan untuk memproses semua informasi, dan membuat otak bekerja lebih keras untuk memproses informasi sebelumnya sambil menerima informasi baru. Overstimulasi pada otak membuat anak terus melihat tayangan di layar tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.



3. Suara dan Musik 

Musik dan suara dalam COCOMELON dirancang untuk sangat menarik dan catchy, dengan ritme yang cepat dan suara yang sangat lantang atau ceria. Efek suara seperti tawa, teriakan, dan suara musik yang terus-menerus bisa memberikan rangsangan yang berlebihan untuk pendengaran anak. Anak-anak bisa merasa "terlalu banyak suara" dalam waktu singkat, yang mengarah pada overstimulasi.



4. Repetisi yang Berlebihan

Cocomelon sering mengulang-ulang lagu atau adegan yang sama, yang bisa memperburuk overstimulasi. Meskipun repetisi berguna untuk membantu anak belajar, jika terlalu sering, ini bisa membuat otak anak merasa kelelahan dan terpapar pada informasi berulang tanpa ada variasi atau tantangan mental.



5. Konten yang Sederhana dan Minim Interaksi

Cocomelon dirancang untuk menarik perhatian dengan cara yang mudah dicerna, tanpa banyak interaksi atau perubahan alur cerita. Ketika anak-anak terlalu sering menonton konten seperti ini, mereka mungkin tidak terstimulasi untuk berpikir kritis atau berimajinasi. Jika terjadi terus menerus, bisa menyebabkan gangguan pada perkembangan otak. 



COCOMELON boleh diberikan pada anak-anak sebagai variasi tontonan mereka. Tetapi sebagai orang dewasa, kita juga harus membatasi waktu tontonan mereka, sehingga tidak mengganggu masa perkembangan otak dan mental mereka. Malah kalau bisa, sesekali ajak anak-anak keluar dan mengenal alam secara langsung. Karena sebenarnya itu jauh lebih baik dan sehat untuk menstimulasi seluruh panca indera mereka, terutama untuk perkembangan sensorik dan motoriknya.




0
197
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan