- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Ruang Penulis Kaskuser
๐ฃ๐ข๐๐๐๐ก๐๐ฅ๐ (Bersuami Dua)


TS
salim357
๐ฃ๐ข๐๐๐๐ก๐๐ฅ๐ (Bersuami Dua)

Sumber cerita
Rani Positif Hamil
"Mandinya lama sekali, Mas. Itu kopinya hampir dingin, loh," ucap Rani sambil memberikan pakaian untuk dikenakan Gio suaminya.
Gio tak menjawab dan justru memperhatikan bagian leher Rani istrinya.
"Kamu beli kalung baru?"
"Oh, iya... bagus, kan, Mas? Aku beli ini 10 gram tadi di pasar. Motifnya cantik."
"Sepuluh gram?!" Gio begitu terkejut dan kemudian Rani mengangguk.
Gio terdiam dan berpikir dari mana istrinya mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli emas 10 gram. Minggu kemarin ia baru saja membelikannya sebuah cincin 5 gram.ย Rani selalu mengeluh karena mendapatkan hasil menjual buah di toko sedang sepi. Pendapatan yang didapat oleh Gio biasanya mencapai seratus sampai dua ratus ribu per hari. Mereka juga harus menyimpan separoh modalnya untuk belanja buah kembali.
'Tapi, kenapa Rani bisa membeli perhiasan? Uang dari mana?' Gio membatin penuh tanya.
"Kamu, kok punya uang, beli emas?" tanya Gio lagi.
"Iya, uang dari ibuku, Mas," jawab Rani, "kalung ini, kan untuk tabungan. Daripada hanya menyimpan uang, nanti lama-lama habis."
'Uang dari ibu? Tadi pagi baru saja ibunya ke toko meminjam uangku untuk
membeli beras dan tabung gas. Tapi, kenapa ibu bisa membelikan Rani kalung?' batin Gio bertanya-tanya kembali.
Gio memilih untuk tak banyak bicara karena Rani pasti akan beralasan kembali kalau ia selalu saja memberikan pertanyaan kepadanya. Gio kemudian pergi ke ruang tamu, menyeruput kopinya yang masih hangat dan mengecek ponselnya melihat status story yang dibagikan dipemberitahuan aplikasi hijaunya. Gio tap nama Candra karena ingin melihat apa yang dibagikan oleh Candra lewat status storynya. Gio melihat Candra tengah mengunggah sebuah jalan yang di depannya ada toko emas di sebuah pasar.
'Toko emas?' Gio langsung teringat dengan kalung yang dikenakan oleh Rani istrinya.
"Rani," teriak Gio halus menghampiri istrinya di kamar.ย
"Kenapa, Mas?" tanya Rani.
"Aku boleh lihat surat emas itu?" pinta Gio.
Rani tersenyum dan membuka laci meja riasnya untuk mengambil surat emas yang akan ia tunjukkan pada sang suami.
"Nih... Mas lihat saja sendiri. Aku mau beli ikan dulu di depan, ya." Rani memberikan surat emasnya pada Gio dan segera pergi keluar rumah karena ia mendengar teriakan penjual ikan.
Gio mencocokkan nama toko yang ada di status story Candra dengan surat emas yang baru saja Rani beli. Dan, ternyata sama.
"Apa jangan-jangan ..." Gio segera mencari surat cincin yang baru saja dibeli istrinya minggu kemarin di laci meja riasnya.ย
Sementara bukan surat emas yang didapat oleh Gio, melainkan benda pipih kecil seperti jari berwarna biru putih, yaitu testpack.
"Positive?" gumam Gio.
"Ini punya Rani?" sambungnya dan segera berlari keluar, tetapi mereka bertemu di pintu depan rumah saat Rani baru selesai membeli ikan.
"Ini punya siapa, Ran?" tanya Gio menunjukkan testpack positive pada Rani.
Rani tersenyum. "Itu mau aku kasih surprise buat kamu nanti malam, tapi kamu sudah lihat duluan. Itu punya aku, Mas," jawabnya.
'Itu punya aku Mas,' kata Rani yang membuat Gio terngiang-ngiang oleh kata-kata istrinya.
'Bagaimana bisa? Sedangkan aku mandul.' Gio membantin
"Akhirnya ya, Mas. Setelah sekian lama aku hamil juga." Rani yang membuyarkan lamunan Gio dan sambil tangannya mengusap perut yang belum membesar itu, tetapi Gio memasang raut wajah penuh keresahan.
"Mas... kok malah diam saja? Mas pasti nggak menyangka, kan kalau aku akam hamil? Ini serius loh, Mas. Perjuangan kita nggak sia-sia," ungkap Rani yang menggoyang-goyangkan tangan Gio suaminya.
Mungkin dibenak Rani, Gio tidak mengetahui kondisinya jika dirinya mandul. Jadi Rani dengan bangga memberitahu kalau dirinya tengah berbadan dua. Seharusnya kabar ini akan menjadi kabar yang bahagia, sebab penantian untuk memiliki anak adalah impian mereka sejak lama. Namun, semua berubah sejak Gio mengetahui surat hasil pemeriksaan yang disembunyikan oleh istrinya.
Bagaimana bisa Gio menyambut kabar ini dengan rasa penuh kebahagian. Yang ada berita kehamilan ini menimbulkan banyak tanda tanya dalam benak Gio. Siapakah ayah dari anak tersebut?
"Mas... iih, kok malah diam saja, Mas masih nggak menyangka, ya?" Rani bicara agak dikeraskan dan membuyarkan lamunan Gio.
"Eh... tidak, Rani. Aku masih nggak percaya. Kamu serius ... kalau kamu lagi hamil?" tanya Gio dengan perasaan bercampur aduk.
"Iya, Mas. Kalau Mas nggak percaya, nanti kita coba tes urin lagi. Atau mau periksa ke bidan?" Rani mencoba meyakinkan suaminya kembali.
"Nggak usah. Ya, sudah kalau kamu sedang hamil, kamu istirahat saja. Jangan terlalu capek." Gio kemudian berlalu ke dapur.
Rani mendapatkan tanggapan yang tidak sesuai dengan harapannya. Ia berharap kalau Gio suaminya akan gembira dan penuh bahagia atas kehamilannya. Rani segera menyusul Gio yang sedang membuka tudung saji di meja makan.
"Mas... tadi aku mual, jadi nggak masak," ucap Rani.
"Oke, nggak apa. Aku pergi makan ke warung makan saja," sahut Gio kemudian.
"Mas, titip Ati ampela, ya. Kasih sambal yang banyak," pinta Rani. Gio hanya mengangguk, kemudian berlalu pergi.
Rani memang kebiasaannya seperti itu, ia hanya terus mengurus tubuhnya saja, tanpa mengurus penuh suaminya. Pagi-pagi sekali Rani bukan menyiapkan sarapan untuk Gio, tetapi ia sudah sibuk bersolek di depan meja rias sambil bertingkah wajahnya yang binal itu.
Sarapan hanya membeli nasi uduk pada ibu Ida yang ada di depan rumahnya. Begitu juga saat siang hari, Rani sibuk merapikan kuku jarinya dan terus menyisir rambutnya. Rani juga sibuk dengan ponsel yang selalu tak pernah lepas dari tangannya. Sampai Gio ketika makan siang hanya membeli makanan di luar dan tidak pulang ke rumah.
Mencuci bahkan pekerjaan rumah yang lain, Rani hanya tinggal tunjuk tangan memerintah adiknya yang masih sekolah SMA. Adik Rani tinggal bersama dengan orang tua mereka yang rumahnya bersebelahan.
"Duh... Ran. Kamu jangan malas-malasan begitu, kenapa! Kamu itu harus ngurusin suami kamu. Jangan tahunya cuma dandan saja!" gerutu Ibu Ratih pada putri sulungnya itu.
"Nanti kalau Gio dapat perempuan yang lebih dari kamu terus kamu ditinggalin bagaimana?" lanjut Ibu Ratih kemudian.
"Yang mau sama aku juga banyak, kok. Ribet banget!" bantah Rani yang menghiraukan nasehat orang tuanya.
"Lagian siapa yang mau sama Gio, laki-laki yang perkasa diluar saja, tapi aslinya dia itu penyakitan dan mandul!" batin Rani menggerutu kesal.
Di warung makan, Gio bertemu dengan Candra yang baru selesai menghabiskan makanannya di warung itu.
"Gio... lo makan diluar lagi?" tanya Candra.
"Biasa, Rani nggak masak, terus sekarang dia lagi ngidam," jawab Gio.
"Ngidam? Alhamdulillah akhirnya Rani bisa hamil juga." Candra langsung memasang raut wajah penuh bahagia.
Gio mengeryitkan keningnya dan berpikir jika sikap Candra agak aneh.
"Kenapa lo tampak bahagia? kan, Istri gua yang hamil?" tanya Gio merasa heran.
"Loh, ya turut bahagia dong, Gio. Kan, lo dengan Rani sudah menanti buah hati yang cukup lama," jawab Candra cepat.
Gio terdiam sambil memberikan catatan pesanan yang baru saja ia tulis pada pelayan. Gio terus termenung hingga ia berpikir untuk memeriksa kondisinya diam-diam tanpa sepengetahuan Rani istrinya. Gio seperti ingin memastikan jika anak dikandung Rani memang benar darah dagingnya.
'Tuhan... apakah aku berdosa mencurigai istriku sendiri? Tapi, bagaimana bisa dia hamil kalau aku dinyatakan mandul?!' Batin Gio seraya menjerit penuh tanya dan banyak ingin ia ketahui kebenarannya.
Judul : ๐ฃ๐ข๐๐๐๐ก๐๐ฅ๐ (Bersuami Dua)
Genre : Drama
Penulis : ๐๐ป๐ป๐ฎ๐๐๐บ๐ฎ๐น๐ถ๐ธ
Tersedia pemesanan novel versi PDF
Ruang Penulis Kaskuser


Diubah oleh salim357 13-10-2024 18:48
0
35
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan